Home » , » Tour Sumatera Barat "Istana Pagaruyung" Minangkabau - Batu Sangkar

Tour Sumatera Barat "Istana Pagaruyung" Minangkabau - Batu Sangkar

Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan Pagaruyung terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat.

Cerita Sebelumnya
"Jam Gadang" Kota Bukit Tinggi

Dari Jam Gadang di Kota Bukit Tinggi, kami meneruskan perjalanan ke Kabupaten Batu Sangkar. Jaraknya akan memakan waktu sekitar 3 jam. Jalur lalu lintas akan melalui jalur utama Kabupaten Padang Pariaman. Setelah itu kita menempuh jalan lintas provinsi, dimana sepanjang jalan kita melewati pemandangan yang indah dengan panorama perbukitan dan perkebunaan yang hijau membentang.

Kita akan mudah mengarah ke tujuan sebab disepanjang jalan banyak petunjuk arah. Untuk menuju kesana, kami harus beristirahat beberapa kali di warung kopi yang kami jumpai di tengah jalan. Jalur yang kami tempuh terbilang jauh, dan cukup melelahkan, terlebih lagi sudah sejak pagi kami berkendara. Jadi, kami sering sering beritirahat, jika sudah terasa mengantuk.

Petunjuk arah menjadi pedoman yang menuntun kami ke sebuah perkampungan yang menampilkan corak budaya minang. Rumah-rumah di kampung ini begitu kental dengan simbol-simbol minangkabau. Perjelanan kami akhirnya terhenti di sebuah wilayah datar yang berbatasan dengan bukit, dan sangat luas dengan suasana yang masih hijau dan asri.

Pintu Gerbang Istana Pagaruyung

Sekitar hampir 3 jam lamanya kami menyusur aspal dengan jarak sekitar 100 Km dari Kota Bukit Tinggi. Dengan sedikit cuaca mendung dan kadang gerimis, akhirnya kami tiba juga di Kompleks Cagar Budaya Istana Pagaruyung. Lokasinya sangat luas dengan di batasi pagar keliling yang tinggi. Objek wisata ini tergolong elite. Ini sangat terlihat dari pintu gerbang yang megah seperti pintu penjagaan istana para raja. Gerbang ini bermakna Selamat Datang di Istana Pagaruyung.

Lokasi parkir sangat luas dan dapat menampung puluhan mobil dan ratusan motor. Setiap pengunjung akan melalui pintu gerbang ini untuk menuju Istananya. Tarif masuk sebesar Rp. 20 Rb / Orang dan Rp.5 ribu untuk tarif parkir.
Tampilan Istana Pagaruyung

Dari pintu gerbang, kita harus berjalan sejauh 150 Meter untuk sampai ke pelataran istana. Tidak terasa jauh karena istana sudah terlihat dari gerbang dan juga sepanjang jalan kita akan bersama-sama dengan puluhan pengunjung lainnya. Orang-orang banyak berdatangan di saat menjelang sore. Mereka berasal dari wilayah Sumatera Barat dan ada juga yang dari luar daerah. Seperti halnya saya, mereka juga sedang travelling di beberapa objek wisata unggulan di daeerah ini.

Penataan kompleks ini begitu tertata dengan baik. Areanya sangat luas dengan latar perbukitan yang hijau. Sebelum memasuki pelataran istana, kita akan melalui deretan taman yang indah dengan rerumputan yang rapi seperti karpet yang menutupi tanah.

Di Pelataran Istana Pagaruyung

Kemegahan istana semakin jelas terlihat tatkala kita terus melangkah mendekat. Kita akan melewati beberapa anak tangga yang akan menuntun kita ke pelataran istana. Bangunan inilah yang menjadi spot utama di tempat ini. Sebuah bangunan bersejarah yang memiliki daya tarik tersendiri oleh tampilannya serta arsitektur minang yang sangat menonjol.

Sesungguhnya, bangunan dengan model seperti ini banyak kita jumpai di wilayah Sumatera Barat. Namun berbeda halnya dengan Istana Pagaruyung, selain menampilkan bangunan asli minangkabau. Istana ini mempunyai nilai historis sebagai peninggalan Kerajaan Minangkabau yang pernah berkuasa di tanah sumatera kala itu. Di tempat ini juga menjadi saksi sejarah perjuangan melawan penjajah belanda.
Memasuki Istana Pagaruyung

Semakin kita mendekat, corak dan tekstur dinding kian terihat. Tampilannya memperlihatkan paduan seni yang bernilai tinggi. Bentuk jendela, pintu masuk, tangga serta beranda menampilkan ciri khas minang. Mungkin butuh keterangan dari ahli sejarah untuk mengungkapkan maksan dari setiap corak dan tekstur pada dinding tersebut.

Untuk menuntaskan penasaran saya. Saatnya kita masuk ke dalam melalui pintu utama. Saya ingin tau lebih jauh, Ada apa di dalam sana...??? Sebelum menaiki tangga, alas kaki harus di lepas terlebuh dahulu dan akan diambil saat keluar melalui pintu belakang.
Di dalam Istana Pagaruyung

Kita sudah berada di dalam istana. Saya seperti merinding melihat ruang yang sangat luas dan dipenuhi pernak pernik dan perabotan kerajaan. Beberapa pilar tegak berdiri sebagai tonggak bangunan. Semua kontruksi bangunan berbahan dasar kayu. Dari lantai, dinding hingga pilar merupakan rangkaian kayu yang kokoh yang membentuk sebuah istana megah.
Pose Klasik berbingkai Jendela Rumah Adat

Pose seperti inilah yang menjadi salah satu alasan saya harus kesini. Banyak gambar pengunjung yang sering aku lihat dengan pose tampilan seperti ini. Indah bukan..?!?! Pose ini sangat bermakna dan memiliki arti yang klasik. Gambar ini seperti bercerita tentang seorang pemuda yang memandang jauh kedepan, melihat harapan dan masa depan..

Namun sayang, saat itu, saya tidak mengenakan baju adat minang. Jadi kesannya kurang begitu terasa. Tapi tidak apalah, yang penting saya sudah berada di tempat ini. Sebenarnya disini disediakan baju adat minang untuk pengunjung. Dengan membayar Rp.100 ribu kita bisa mengenakannya. Namun karena mengenakan seragamnya membutuhkan waktu yang lama dan kami masih ada satu trip lagi jadi udahlah, tanpa mengenakan baju adat pun, kesan minangnya sudah nampak diperjelas oleh latar sekitar.

Di dalam Istana Pagaruyung

Kita bisa menjangkau setiap bilik dan ruangan di dalam bangunan ini. Terdapat tiga lantai di Istana Pagaruyung. Setiap lantai menampilkan benda-benda yang memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi. Ada beberapa benda yang dibatasi untuk didekati dan cukup dilihat saja. Benda-benda tersebut diberikan pembatas agar pengunjung tidak mendekati atau menyentuhnya.

Berlatar Istana Pagaruyung

Banyak kisah sejarah yang pernah terjadi selama masa Kerajaan Minangkabau. Di tempat inilah kita akan mendapatkan gambaran masa lalu, dikala di tempat ini menjadi pusat aktifitas kerajaan. Kini, Istana Pagaruyung menjadi ikon Sumatera Barat. Istana sangat dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum. Istana Pagaruyung menjadi warisan sejarah yang masih terjaga hingga kini. Bangunan megah ini mejadi saksi kebesaran kerajaan minangkabau di masa lalu.

Istana Pagaruyung - Batu Sangkar

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 saat terjadi Perang Padri. Istana baru didirikan kembali tetapi terbakar lagi pada tahun 1966. Istana Pagaruyung pada mulanya di Bukit Batu Patah dan terbakar saat terjadi Perang Padri pada tahun 1804. Istana baru sempat dibangun kembali, tetapi terbakar pada tahun 1966.

Kompleks Istana Pagaruyung

Istana Basa Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Adapun bangunan saat ini sudah dibangun dengan struktur beton modern. Meski demikian, Istano Basa Pagaruyuang tetap dibangun dengan mempertahankan teknik tradisional dan material kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau. Ukiran yang dominan di istana ini adalah ornamen ukiran bunga-bunga dan dedaunan.

Istana ini memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang, yang dilengkungkan serupa tanduk dari 26 ton serat ijuk. Istana ini juga dilengkapi dengan lebih dari 100 replika furnitur dan artefak antik Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat.

Istana Pagaruyung - Batu Sangkar

Istana baru dibangun lagi pada tahun 1976. Meski demikian, gagasan pembangunan kembali Istana Pagaruyung sudah dicetuskan pada tahun 1968 oleh Gubernur Sumatera Barat Harun Zain. Harun Zain merasa diperlukannya warisan yang bisa mempersatukan orang Minang setelah peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Pada tanggal 1 November 1975, disepakatilah sebuah perjanjian pendirian bangunan replika Istana Pagaruyung. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya. Pembangunan dimulai pada 27 Desember 1976 dengan upacara penamanam tonggak tuo dan baru selesai secara keseluruhan pada tahun 1985.

Nah.. Itulah tadi perjalanan saya di Istana Pagaruyung di Kabupaten Batu Sangkar, Sumatera Barat. Setelah ini saya akan melanjutkan perjalanan ke Danau Singkarak di Kabupaten Solok.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang pariwisata di Indonesia

Penulis : Muhammad Dagri Nizar

No comments:

Post a Comment

Flag Counter