Taman Nasional Laut Bunaken

TAMAN NASONAL  
LAUT BUNAKEN

Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor:730/Kpts-II/1991
Tanggal 15 Oktober 1991

Luas : ± 89.065 Ha

Letak :
Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di Kota Manado.

Koordinat :
124° 39' - 124° 35' BT dan
01° 35' - 01° 49' LU.

Umum
Taman Nasional Laut Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terletak di pusat keanekaragaman hayati laut dan pesisir kawasan Indo-Pasifik. Keanekaragaman jenis biota laut dan pesisirnya sangat tinggi karena didukung oleh kelengkapan tipe terumbu karang, jenis-jenis bakau, dan padang lamun. Disamping itu kawasan ini merupakan lintasan dan tempat bermain beberapa jenis mamalia laut yang dilindungi, seperti paus, lumba-lumba, hiu, dan dugong.

Lokasi Taman Nasional Laut Bunaken
Taman Nasional Bunaken memiliki 3 fungsi sekaligus, yaitu sebagai tempat kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati, pendukung kehidupan penduduk di dalam dan sekitar kawasan melalui pemanfaatan ekstraktif terbatas, dan pengembangan pariwisata. Sebagai tujuan wisata Bunaken telah lama dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1979 Pangeran Bernardt dari Inggris pernah berwisata ke kawasan ini.

Sejarah
1. Tahun 1980, Gubernur Sulawesi Utara menetapkan obyek wisata Manado
2. Tahun 1984, Gubernur memperluas obyek wisata alam Bunaken.
3. Tahun 1986, Menteri Kehutanan menunjuk kawasan Cagar Alam Laut Bunaken Manado Tua Cagar Alam Laut Arakan-Wowontulap
4. Tahun 1989, Menteri Kehutanan menyatakan kawasan tersebut sebagai calon taman nasional.
5. Tahun 1991, Cagar Alam Laut Bunaken Manado Tua dan Cagar Alam Laut Arakan-Wowontulap ditunjuk sebagai Taman Nasional Laut Bunaken.

Fisik
Geologi dan Tanah
Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken terdiri dari perairan laut dan pulau-pulau kecil. Ujung Barat pulau Bunaken, pulau Siladen, pulau Nain dan pulau Montehage serta sebelah Utara Tanjung Pisok terbentuk dari batu gamping yang berasal dari terumbu karang. Pulau Manado Tua dan bagian Tengah pulau Bunaken terbentuk pada masa pembentukan gunung api di Rataan Minahasa. Wilayah Arakan-Wawontulap terdapat batuan yang seusia tufa vulkanik trakit yang sangat lapuk. Dari Poopoh hingga Tatapaan di bagian pesisirnya terdapat endapan sungai dan tanah alluvium.

Kondisi tanah di pulau Bunaken bagian Timur terdiri atas campuran tanah berbatu dan berpasir. Bagian Barat pulau ini jenis tanahnya berbatu karang/gamping dan tanah andesit serta tanah basalt. Pulau Nain pesisir Molas Wori didominasi lahan rawa pasang surut. Pesisir Arakan-Wawontulap didominasi lahan rawa pasang surut yang membentuk endapan pasir Lumpur yang luas.

Topografi
Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken memiliki gunung api dengan ketinggan mencapai 800 m dpl, tepatnya di pulau Manado Tua. Pada gunung api tersebut terdapat kawah dengan kemiringan antara 25°-45°. Bagian Tengah pulau Bunaken mempunyai ketinggian 71 m dpl dan terdapat Plateu (dataran tinggi) yang umumnya rata dengan ketinggian 50 m dpl. Pulau Naim (139 m dpl) jika dilihat dari Timur ke arah Barat berbentuk "sadel" dengan kemiringan 20°- 40°. Sedangkan Pulau Siladen dan Pulau Montehage merupakan pulau yang datar.

Batimetri atau kedalaman perairan Taman Nasional Bunaken sangat khas dan merupakan salah satu keistimewaan kawasan ini. Disebelah Utara Provinsi Sulawesi Utara tidak terdapat paparan benua (continental shelf), sehingga terjadi pertemuan langsung antara pesisir dasar laut dengan lereng benua (continental slope). Perairan dalam terdapat di selat-selat antara pulau dengan daratan utama Sulawesi Utara, serta selat-selat antar pulau dengan kedalaman minimal 200 m.

Species Molusca di Taman Nasional Laut Bunaken
Oceanografi
Arus permukaan laut mengalir ke arah Timur Laut sepanjang tahun, sejajar dengan pantai Utara Sulawesi. Arus lokal yang dimotori pasang surut dan angin sangat kompleks dan sulit dipetakan. Pada saat dan tempat tertentu terdapat arus yang kuat dan putaran arus. Disamping itu juga terdapat arus yang berlawanan dengan arus tersebut di atas dan ini menunjukan kemungkinan terdapat arus berputar searah jarum jam di Teluk Manado yang dimotori pasang surut.

Suhu permukaan laut di laut lepas antara 27°-29°C sepanjang tahun, sedangkan pada air yang dangkal dapat lebih tinggi (>30°C). Salinitas air di laut lepas 34-35°/°° dengan salinitas rata-rata 33°/°°. Ombaknya tidak melebihi 1 meter dan berjarak pendek dengan kejernihan berkisar antara 20-30 m.

Pasang surut di kawasan ini berkisar 2.6 m. Umumnya pola pasang surutnya adalah semi-diurnal, yaitu dua kali pasang dalam satu hari. Tetapi ada juga pola diurnal (1 kali pasang dalam 1 hari yang dipengaruhi oleh gaya tarik matahari) yang dapat menambah atau mengurangi efek dari pola semi diurnal.

Hidrologi
Tidak terdapat sungai besar mengalir di kawasa ini, namun beberapa sungai di daratan Pulau Sulawesi mengalir ke Teluk Manado, seperti Sungai Tondano dan Sungai Malalayang. Sumber air tawar di wilayah Kepulauan Bunaken terdapat di pulau-pulau tertentu. Kualitas air tawar di Pulau Bunaken (Desa Alung dan Dusun IV Desa Bunaken) relatif baik, namun di tempat lainnya, seperti Pantai Liang, dan Pulau Manado Tua kurang baik, sedangkan di Pulau Nain terdapat sumber air tawar yang cukup.

Iklim
Iklim Kawasan Taman Nasional Bunaken pada umumnya basah tropik dan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson terdapat 2 tipe iklim, yaitu tipe A dan B. Kawasan taman nasional bagian Utara termasuk tipe A dengan 10 bulan basah dalam satu tahun dan kawasan bagian Selatan termasuk tipe B dengan 7-9 bulan basah dalam satu tahun.

Kawasan ini memiliki dua musim, yaitu musim Barat (Oktober - Maret) dan musim Timur (Mei - Agustus). Musim Barat lebih basah dibandingkan dengan musim Timur.

Curah hujan rata-rata kawasan bagian Utara adalah 3.000-3.500 mm per tahun, sedangkan bagian Selatan adalah 2.500-3.000 mm pertahun, dengan temperature rata-rata 27°C, temperatur minimun 19°C dan temperatur maksimum 34°C.

Biotik
Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken mempunyai tipe ekosistem laut dan pesisir yang meliputi terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau. Selain itu pada kawasan taman nasional ini juga mempunyai tipe ekosistem dataran rendah yang meliputi kawasan hutan asli dan kawasan hutan binaan.

Flora
Taman Nasional Laut Bunaken mempunyai potensi keragaman hayati yang cukup tinggi. Saat ini telah terindentifikasi ada 55 jenis tumbuhan dan 107 jenis satwa yang berada di dalam kawasan taman nasional.

Ekosistem daratan (terestrial) dan pesisir; Hutan asli di Pulau Manado Tua tinggal sedikit saja, yaitu di sekitar puncak Gunung Manado Tua. Keberadaan kawasan hutan ini semakin terdesak dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Potensi flora daratan di pulau-pulau Taman Nasional Bunaken kaya akan jenis palma, sagu woka, silar dan kelapa.

Ekosistem hutan bakau; Hutan bakau di Bunaken relatif tidak lebar dan kurang pengaruh masukan air tawar, sehingga zona jenis ini menjadi tidak menonjol. Di bagian luar yang bersubtrat lumpur, umumnya didominasi oleh Sonneratia alba sebagai pohon perintis.

Mangrove di sepanjang pesisir Arakan-Wowontulap didominasi oleh jenis Rhizophora spp dan Sonneratia spp, yang tumbuh ekstensif ke arah laut serta sedikit nipah (Nypa frutican).
Kelimpahan jenis Rhizophora spp relatif sangat tinggi di Pulau Montehage, tetapi jenis Sonneratia alba berukuran besar merupakan jenis yang populer digunakan sebagai kayu olahan. Jenis-jenis lain yang terdapat di Pulau Montehage adalah Bruguiera spp, Avicennia marina dan Ceriops tagal.

Beberapa jenis vegetasi mangrove lainnya yang dapat dijumpai di Taman Nasional Bunaken, antara lain ting papua (Ceriop decandra), posi-posi (Sonneratia ovata), api-api putih (Avicenia officinalis), api-api merah (A. marina), api-api (A. alba), lolang bajo (Lumnitzera littorea), lemon pece (Scyphipora hydrophillacea), kolot kambing (Heritiera littolaris), kira-kira (Xylocarpus spp), buah bitung (Scaevola plumieri), dan buta-buta (Acrosticum spp).

Ekosistem padang lamun (Seagrass beds) dan Alga/Ganggang
Padang lamun yang paling intensif dan ekstensif berada di kompleks terumbu Arakan-Wawontulap dan sekeliling Pulau Nain. Padang lamun tersebut didominasi oleh jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Bersama kedua jenis tersebut terdapat jenis lamun lain, seperti Cymodocea spp, Syringodium spp, dan Halophila spp. Namun di bagian Utara Pulau Nain dan Pulau Montehage serta bagian-bagian tertentu terumbu Arakan-Wawontulap, yang lebih terbuka terhadap ombak, terdapat jenis khas, seperti Thalassodendron ciliatum.

Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang paling mendapat perhatian dalam penunjukan Bunaken sebagai kawasan pelestarian alam. Di Taman Nasional Bunaken terdapat beberapa tipe terumbu karang. Yang paling sering ditemukan adalah terumbu karang tepi (Fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan terumbu lepas (patch reef).


a. Terumbu karang tepi atau terumbu pesisir (Fringing reef). Terumbu tepi ini bersatu dengan daratan dan tidak dipisahkan oleh "goba" (laguna atau kolam). Terumbu tepi mengelilingi semua pulau dan wilayah pesisir taman nasional. Terumbu tepi terdiri atas rataan terumbu (reef flat), yang dangkal, puncak terumbu dan lereng terumbu.

Variasi kisaran lebar daratan terumbu di Taman Nasional Bunaken relatif tinggi, berkisar dari yang sempit (<100 m) di beberapa tempat di Pulau Manado Tua hingga lebar (>2,5 km), misalnya di Arakan-Wawontulap, Pulau Bunaken dan Pulau Montehage. Di pulau-pulau, lereng terumbu pada umumnya terjal sampai kedalaman 50 m atau lebih. Bahkan di bagian Selatan Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan sekeliling Pulau Manado Tua terdapat lereng terumbu yang vertikal (Drop-offs atau walls). Lereng terumbu yang relatif landai terdapat di wilayah perairan pesisir Tanjung Pisok dan Arakan-Wawontulap.

b. Terumbu karang penghalang (barrier reef)
Terumbu ini mengelilingi Pulau Nain dan sebagian Pulau Montehage. Terumbu penghalang dipisahkan dari daratan oleh goba. Lebar dari goba yang terdapat di Taman nasional Bunaken berkisar dari <100 m sampai >1 km, dengan kedalamanan maksimal 20 m.

c. Terumbu karang lepas (patch reefs)
Terumbu ini tumbuh dari dasar goba yang mengelilingi Pulau Nain.Terumbu karang di Taman Nasional Bunaken mempunyai keanekaragaman yang tinggi. Tahun 1981 tercatat 58 genera dan subgenera karang keras dan tahun 1989 tercatat 44 genera.

Tutupan karang keras di tepi terumbu biasanya lebih tinggi pada terumbu yang menghadap ke bagian Selatan (mencapai 80%), sedangkan terumbu yang lebih terbuka terhadap ombak (exposed), tutupan maksimumnya hanya 50%.

Terumbu Karang di Taman Nasional Laut Bunaken
Komposisi komunitas karang keras juga beranekaragam. Di lokasi-lokasi yang terjal dan relatif terlindung dari ombak, tidak terdapat dominasi jenis, sedangkan di lokasi yang lebih landai terdapat terumbu karang yang mono-spesific, misalnya di sebelah Selatan Pulau Nain. Di lokasi tersebut jenis-jenis karang keras yang berbentuk bercabang atau daun, seperti Acropora spp, Echinopora spp, Echinophyllia spp, dan Turbinaria spp lebih dominan. Pada lokasi-lokasi yang terbuka terhadap ombak didominasi jenis-jenis karang masif atau bercabang pendek, seperti Porites spp, Montipora spp, Acropora spp, dan jenis-jenis dari suku Faviidae.

Fauna
Mamalia; Jenis satwa mamalia ada di daratan dan pesisir antara lain yaki/kera hitam Sulawesi (Macaca nigra), tarsius, dan kuskus (Ailurops ursinus) yang merupakan penghuni Pulau Manado Tua, serta rusa (Cervus timorensis) terdapat di rawa-rawa Pulau Montehage.

Mamalia laut; Antara lain dugong (Dugong dugon), paus sirip (Balaenoptera physalis dan B. borealis), paus putih (Physeter macrocephalus), paus bongkok (Megaptera novaeangliae), paus pembunuh (Orcinus orca), dan lumba-lumba

Burung; Antara lain camar (Sternia sumatrana), cangak merah (Ardea purpurea), blekok sawah (Ardeola spesiosa), kokokan laut (Butorides striatus), B. Sumatrana, Numenius arquata, N. pheopus, Tringa totanus, cekakak sungai (Halcyon chloris), raja udang meninting (Alcedo meninting), pekakak (Pelargopsis sp), kuntul kerbau (Bubulcus ibis), kuntul karang (Egretta sacra), kuntul kecil (E. garzetta), kowak (Nycticorax nycticorax), Actitis leuchopheus, Ralius torquatus, layang-layang (Hirundo rustica), H. tahitica, Ciconia episcopus, Fregatta ariel, F. minor, dara laut (Sterna bergii), elang laut burik (Pandion halietus), elang bondol (Haliastus indus), dan elang laut (Haliaeetus leucogaster).

Reptil; Antara lain biawak (Varanus salvator), buaya muara (Crocodylus porosusu), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

Species Ikan di Taman Nasional Laut Bunaken
Ikan; Sekitar 2000 jenis ikan terdapat di perairan Bunaken, antara lain ikan kuda gusumi (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), hiu/gorango (Carcharhinus melanopoterus), hiu/gorango kakadang (Sphyrna lewini), ikan pari (Taeniura lymna), pari mantra (Aetobatus narinari), belut (Gymnothorax javanicus), kerapu (Pseudanthias pleurotaenia), ikan napoleon (Cheilinus undulatus), kakatua biru (Scarus bleekeri), dan tenggiri (Scomberoides commersonianus).

Moluska, krustasea, karang; antara lain triton (Charonia tritonis), kepala kambing (Cassis cornuta), susu bunder (Trochus niloticus), triton terompet (Charonia tritonis), bintang laut berduri (Acanthaster plancii), nautilus berongga (Nautilus pompilius), kepiting kelapa (Birgus latro), dan akar bahar (Antipathes spp).

Species Molusca di Taman Nasional Laut Bunaken
Tujuh jenis kima raksasa di Indonesia terdapat di kawasan ini. Jenis tersebut adalah Tridacna gigas, T. Squamosa, T. maxima, T. crocea, Hippopus hippopus, dan H. porcellanus.

Wisata
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi antara lain Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Montehage, Pulau Nain, Pulau Siladen, Pesisir Tanjung Pisok dan Pesisir Arakan-Wawontulap.

Paket wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini adalah jetski, banana boat, diving (siang dan malam), snorkeling, halfday trolling fishing, halfday coral fishing, big game fishing tours, bunaken island tours, dan katamaran (perahu dengan dasar berkaca).

Disamping paket wisata di atas juga terdapat beberapa paket wisata lainnya, seperti Menado city tour, Minahasa higlang tour, Tangkoko Nature Reserve, coconut tour, Dumoga Bone National Park, dan Valcano climbing.

Species Ikan di Taman Nasional Laut Bunaken
Cara Mencapai Lokasi
Taman Nasional Bunaken dapat dicapai melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Center (NDC) di Kecamatan Molas dan Marina Blue Banter Marina. Perjalanan dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu motor menuju Pulau Siladen dapat ditempuh dalam waktu ± 20 menit, Pulau Bunaken ±30 menit, Pulau Montehage ±50 menit dan Pulau Nain sekitar 1 jam.

Dari Blue Banter Marina dengan menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata Pulau Bunaken dapat ditempuh dalam waktu 10-15 menit, sedangkan bagi wisatawan yang mengambil alternatif dari Pelabuhan NDC menuju lokasi penyelaman di Pulau Bunaken dengan menggunakan speed boat ditempuh dalam waktu ± 20 menit.

Akomodasi yang terdapat di Manado antara lain Novotel dengan kapal pesiar "Blue Banter", Hotel Sahid, Hotel Panorama dan Hotel Queen. Bagi yang memiliki hoby menyelam dapat menghubungi club-club diving yang menyediakan jasa pemandu wisata penyelam profesional, dan Taman Nasional Bunaken.

Pengelolaan
Taman Nasional Laut Bunaken dikelola oleh Balai Taman Nasional Laut Bunaken, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Alamat Pengelola Kantor
Kantor Balai Taman Nasional Laut Bunaken
Jl. Raya Molas, Kotak Pos 1202,
Manado 95242 - SULAWESI UTARA
Telp. (0431) 859022 Fax. (0431) 859022
E-mail : tnb@manadoWasantara.net.id

No comments:

Post a Comment

Flag Counter