Relawan Anoa Sultra
Untuk Gempa Bumi Sulawesi Barat
PERSIAPAN TIM RELAWAN ANOA SULTRA
Briefing Persiapan, Kota Kendari |
Kantor BPBD Sultra, Kota Kendari |
Tidak kurang dari 24 jam, beberapa bantuan sudah mulai terkumpul di halaman Kantor BPBD Sultra. Bantuan ini secara spontan diberikan oleh unsur masyarakat yang sudah mengetahui akan kejadian yang menimpa Sulawesi Barat. Kami pun segera mengemas semua bantuan yang ada ke atas kendaraan yang akan membawa kami ke Kota Mamuju.
Kantor BPBD Sultra, Kota Kendari |
Tim Relawan Anoa Sultra mulai bergerak
meninggalkan kota kendari pada hari minggu selepas sholat magrib. Tim dilepas oleh Kepala BPBD Sultra, Bapak Boy Irwansyah. Tim ini merupakan satu-satunya rombongan dari BPBD Sultra yang akan bertugas di Sulawesi Barat selama 2 minggu kedepan.
PERJALANAN DARAT
Relawan Anoa Sultra, Kendari |
Tim Relawan Anoa Sultra berangkat dengan dua kendaraan dan mengangkut 12 orang anggota tim yang terdiri 8 orang relawan dan 4 orang Tim BPBD Sultra. Tim ini merupakan rombongan pertama yang berangkat ke Sulawesi Barat. Tim juga membawa sejumlah bantuan yang sempat terkumpul di kantor BPBD sehari setelah terjadinya kabar gempa tersebut.
Setelah mengalami penundaan keberangkatan selama beberapa jam yang diakibatkan oleh persoalan teknis kendaraan dan operasional, maka pada minggu petang, tim akhirnya memutuskan untuk segera bergerak meskipun disana sini masih ada kendala.
2 (Dua) kendaraan kami bergerak menginggalkan kota
kendari di gelapnya malam yang sedikit mendung. Dengan perbekalan operasional seadanya, kami tetap semangat meneruskan perjalanan dengan niat yang tulus dan mulia.
Lalingato, Kolaka Timur |
Tidak berselang lama. Kendaraan terus menyusuri jalur berliku liku pengunngan untuk menuju kota Kolaka di tengah malam yang masih mendung.
Beristirahat di Kota Kolaka |
Setelah menempuh 1.5 jam perjalanan dari Lalingato, sekitar pukul 12.00
WITA tim beristirahat di taman Kota Kolaka. Disini kami berhenti cukup lama. Cukup jauh dan melelahkan juga perjalanan yang telah kami tempuh sehingga beberapa personel sempat tertidur pulas ditemani angin laut yang dingin berhembus.
Setelah
berisitrahat cukup lama di Kota Kolaka, selanjutnya kendaraan kami
kembali menyusur aspal pesisir Kolaka Utara di waktu yang sudah
menjelang subuh. Target kita hari ini adalah beristirahat di Kota
Lasusua. Pukul 03.00 dini hari, Tim akhirnya tiba dengan selamat setelah
menempuh perjalanan 9 Jam dari Kota Kendari
Kantor BPBD Kolaka Utara, Lasusua |
Kantor BPBD Kolaka Utara adalah tempat kami berebah subuh itu. Hanya sekejab terlentang, hari sudah mulai terang. Perjalanan
kami masih sangat jauh. Meskipun seluruh anggota tim masih lelah dan
mengantuk, namun tidak ada pilihan selain segera berkemas dan
melanjutkan perjalanan.
Beberapa personel BPBD Kolaka Utara memfasilitasi kami saat berada di Kota Lasusua. Mereka membantu kebutuhan tambahan kami untuk digunakan selama perjalanan.
Relawan Anoa Sultra, Kota Lasusua |
Saat
di Kota Lasusua, Tim Relawan Anoa Sultra bertambah menjadi 14 orang. 2
Anggota tim yang baru berasal dari relawan pencinta alam di Kolaka
Utara. Mereka sudah mengkofirmasi keikutsertaanya saat kami masih berada di Kendari.
Menuju Kab. Luwu Timur |
Pagi
yang cerah, disaat kami masih nyenyak berisitrahat, perjalanan kembali
harus dilanjutkan menuju kearah perbatasan Sultra dan Sulsel. Perjalanan
melalui jalur pegunungan dengan lika liku yang terjal dan menajak. Sudah beginilah suka duka dalam perjalanan yang kami tempuh. Waktu istirahat mesti dibatasi mengingat perjalanan yang masih jauh.
Kantor BPBD Kab. Luwu Timur, Kota Malili |
Sekitar
3 Jam perjalanan, kami tiba di Kota Malili, Ibukota Kab. Luwu
Utara, Prov. Sulawesi Selatan. Kantor BPBD Luwu Utara menjadi tempat
persinggahan kami. Disini kami berisitrahat sekitar 2 jam. Beberapa
rekan di BPBD dan Basarnas setempat menyambut kami dengan hangat dan
terjadi perbincangan tentang kondisi terakhir di Sulawesi Barat.
Break di Kota Belopa, Luwu |
Semakin
malam kami menyusuri jalan trans Sulawesi Selatan. Cukup lelah
berhimpit di dalam dua mobil dengan personil 14 orang. Apalagi tumpukan
barang memenuhi seluruh isi kendaraan. Di sekitar Kota Belopa, Luwu.
Kami kembali berisitrahat di tepi jalan. Sejam kemudian sekitar pukul 11
malam, jalan aspal kembali disusuri sampai tiba di tempat dimana kami benar-benar sudah lelah.
Beristirahat di Kota Rappang, Sidrap |
Dini hari pukul 3.00 WITA tidak jauh dari Kota Rappang. Kami memutuskan untuk berhenti. Seluruh tim terutama driver sudah kelelahan. Tepatnya di sebuah kedai jualan, kami berebah. Beberapa gelas kopi dan mie instant kami tuntaskan sebelum tertidur disaat waktu sudah hampir masuk sholat subuh.
Silopo, Polewali - Sulbar |
Perbatasan
Provinsi Sulawesi Barat sudah dilewati, daerah pertama yang kami lewati adalah
Silopo. Sekali lagi beberapa gelas kopi menemani kami di samping
parkiran Indomaret ini. Beberapa dari kami sempat mandi, maklumlah sejak
kemarin badan sudah lengket dan bau.
Tiba di Kota Majene, Sulbar |
Dua
jam kemudian, kendaraan kami pun tiba di Ibukota Kab. Majene. Di Depan
Kantor Polres puluhan kendaraan bantuan dari berbagai daerah sedang
terhenti. Pihak Polres Majene mengatur jumlah iring-iringan kendaraan
yang akan menuju ke Kota Mamuju. Kendaraan harus bergerak berombongan agar saling membantu disepanjang jalan dan juga untuk alasan keamanan.
Makan Siang di Kota Majene |
Kami
dijamu makan siang oleh keluarga salah seorang Tim Relawan. Akhinya
kami dapat menikmati makanan yang sesungguhnya setelah dua hari
perjalanan hanya makan apa adanya. Bersyukur sekali, kami dijamu sangat spesial seperti ini, padahal kondisi disekitar wilayah ini masih belum sepenunya puliholeh trauma gempa beberapa hari yang lalu.
Antrian Panjang Menuju Kota Mamuju |
Perjalanan ke Kota Mamuju dari Kota Majene akan ditempuh sekitar 3 jam. Sepanjang jalan kami beriringan dengan ratusan rombongan relawan dan truk bantuan kemanusiaan. Antrian panjang beberapa kali kami lewati. Butuh kesabaran melintasi jalur ini. Karena kendaraan mengular diseluruh ruas jalan.
Antrian Panjang Menuju Kota Mamuju |
Antrian ini praktis menghentikan semua kendaraan. Hampir 3 jam kendaraan menumpuk dan tak bergerak. Kami pun sesekali keluar dari mobil untuk mencari tempat istirahat. Meskipun lama kami harus tertahan, namun keseruan para relawan menjadi penyemangat untuk tetap sabar menunggu hingga kendaraan bisa bergerak kembali.
Longsoran di Tengah Jalan Menuju Kota Mamuju |
Longsoran yang menutupi jalan adalah salah satu penyebab kemacetan. Beberapa titik di sepanjang jalan menuju Kota Mamuju, akan kita temui. Longsoran ini merupakan dampak gempa bumi beberapa hari lalu yang banyak merontokkan bukit-bukit hingga material tanahnya jatuh menutupi jalan raya.
Longsoran di Tengah Jalan Menuju Kota Mamuju |
Bongkahan-bongkahan
batu besar banyak menutup akses lalu lintas. Kondisi ini semakin
memperpanjang deretan kendaraan yang sudah berjam jam menunggu. Terlihat
alat berat terus bekerja memindahkan batuan ke sisi jalan. Tidak mudah untuk menggeser bongkahan batu seukuran mobil ini. Jalan semakin menyempit di beberapa titik longsoran. Kendaraan yang bergerak pun harus perlahan melintas karena bagian jalan yang terbelah dan bergelombang akibat tertimpa batu besar dari atas.
Lokasi Pengungsian di Kab. Majene |
Sejak perjalanan dari Kab. Majene kondisi miris sudah dapat disaksikan, terlebih lagi saat berada di Kota Mamuju yang menjadi pusat guncangan saat gempa terjadi. Saat memasuki perbatasan Kota sudah terlihat beberapa bangunan yang hancur dan retak.
Melapor di Posko Induk, Kantor Gubernur Sulbar |
Setelah perjalanan 2 hari 2 malam dari Kota Kendari, Tim Relawan Anoa Sultra akhirnya tiba di Kota Mamuju. Sesaat setelah tiba, kami langsung menuju ke Kompleks Kantor Gubernur Sulbar untuk melapor ke Posko Induk. Di tempat inilah yang menjadi pusat kendali penanganan bencana alam Gempa Bumi Sulawesi Barat.
Sebagimana prosedur yang pasti ditetapkan saat terjadinya musibah bencana alam. Setiap tim relawan ataupun bantuan yang datang dari luar daerah bencana wajib melapor ke posko utama. Pada kejadian bencana alam di Sulawesi Barat itu, posko utama yaitu di Kantor Gubernur Sulawesi Barat.
POSKO RELAWAN ANOA SULTRA
Mendirikan Tenda di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju |
Setelah
Melapor di Posko Induk, Tim kemudian diarahkan untuk mendirikan posko
di Kel. Danga, Kota Mamuju. Kami tiba di waktu yang sudah menjelang
malam. Suasana saat itu terlihat ramai oleh aktiftas di beberapa tenda-tenda
bantuan dan warga yang sedang mengungsi. Tenda kami pun dengan segera
didirikan di salah satu sudut lapangan.
Kami begitu kelelahan dengan perjalanan yang telah dilewati. Setelah tenda berdiri, semua perlengkapan yang bertumpuk didalam mobil, segera dikeluarkan. Setiap peralatan dan perlengkapan diatur sebagaimana fungsinya.
Aktifitas Malam Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju |
Tidak ada rasa kantuk sepertinya, beberapa jam setelah kami tiba. Hanya beberapa aktifitas santai sambil menunggu berebah. Mulai malam ini dan beberapa malam kedepan kami akan menghabiskan waktu disini. Kami sudah akan membiasakan diri untuk situasi seperti ini.
Aktifitas Pagi Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju |
Seperti sedang camping di tengah hutan rasanya. Begitulah hari hari pertama yang kami lewati. Setiap pagi ada adanya kesibukan dan aktifitas yang dilakukan. Bercanda dan mengingat-ngingat kembali perjalana darat yang panjang, melelahkan dan penuh suka duka. Seperti biasa sebelum mandi pagi, segelas kopi dan beberapa batang rokok menemani obrolan di pagi itu.
Aktifitas Pagi Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju |
Sejak dini hari, kesibukan sudah mulai terdengar di sana sini. Selain kami banyak juga relawan lain yang juga mendirikan posko di lapangan ini. Aktiftas sudah dimulai sebelum matahari terbit. Pagi itu, baik relawan dan masyarakat sekitar mulai bergerak membenahi apa-apa saja yang dibutuhkan untuk hari ini dan esok.
Suasana Posko Relawan di Kel. Danga, Kota Mamuju |
Inilah
suasana pagi di Posko Kel. Danga, Kec. Mamuju. Beberapa tenda dari
berbagai organisasi kemanusiaan sudah berdiri di sebuah tanah lapang
tidak lama setelah kejadian gempa bumi. Setiap harinya aktifitas para
relawan begitu sibuk di posko ini. Kebanyakan mereka mendirikan dapur
umum untuk menyediakan makanan bagi warga sekitar
Suasana Posko Relawan di Kel. Danga, Kota Mamuju |
Berbagai
pihak menunjukkan simpati terhadap kejadian ini. Tidak kurang dari 24
jam, semua daerah terdampak di Kota Mamuju sudah dipenuhi oleh
aktifitas relawan yang datang untuk meringankan beban para korban. Para relawan tersebar di ratusan titik pengungsian di seluruh wilayah yang terkeda dampak. Berbagai macam aktifitas relawan mulai dilakukan saat sudah berada di lokasi pengungsian.
Menghibur Anak-Anak Korban Gempa - Kel. Danga, Kota Mamuju |
Salah satunya adalah menghibur anak-anak yang tinggal di sekitaran lapangan danga ini. Sebagian besar rumah mereka dalam kondisi rusak ringan dan sedang. Namun rasa trauma dan psikologi mereka belum sepenuhnya pulih. Relawan Anoa Sultra setiap paginya, selalu mengajak anak-anak terlibat dalam berbagai macam permaian, dengan beberapa hadiah kecil sebagai penyemangat.
Menghibur Anak-Anak Korban Gempa - Kel. Danga, Kota Mamuju |
Sejenak
para bocah-bocah ini akan melupakan kejadian beberapa hari lalu yang
membuat mereka schock dan ketakutan. Saat semua sekolah sedang
diliburkan, kehadiran para relawanlah yang sangat berarti untuk mengisi
keseharian mereka hingga tragedi gempa bumi bisa terlupakan.
Tenda Induk Relawan Anoa Sultra |
Di
tenda inilah kami bermarkas selama di Kota Mamuju. Cukup untuk
menampung 14 anggota Relawan Anoa Sultra. Di dalam tenda inilah semua
bantuan kami tampung sementara sebelum di teruskan ke warga yang
membutuhkan
AKTIFITAS DAPUR UMUM
Pada kejadian bencana alam, dapur umum menjadi suatu yang prioritas karena segala kebutuhan makan para korban dapat diolah disini. Di Posko relawan di Kel. Danga, terdapat banyak dapur umum yang didirikan berbagai lembaga dan organisasi. Salah satunya adalah dapur umum Rodja TV Kendari yang sudah berdiri 2 hari pasca gempa bumi terjadi.
Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Seperti
halnya dapur umum lainya di lokasi bencana, dapur umum Rodja TV Kendari ini
menyediakan kebutuhan makan warga sekitar selama masa tanggap darurat
bencana. Mereka datang dengan berkekuatan puluhan personel dengan beberapa mobil operasional. Seluruh peralatan dapur umum juga dibawa serta untuk memudahkan aktifitas pengolahan logistik.
Relawan Rodja TV Kendari |
Sejak
pagi, beberapa personil Rodja TV dan relawan mulai beraktifitas di
dapur umum ini. Diselingi senda gurau, mereka mulai memposisikan diri
untuk membantu kesiapan bahan-bahan untuk diolah menjadi hidangan
sarapan pagi
Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Pagi
itu, aktifitas terlihat sibuk. Sebentar lagi warga akan berdatangan
mengantri untuk mengambil jatah sarapan. Masing-masing dari relawan
bergerak cepat untuk mengemas makanan tersebut dalam bungkusan kertas
nasi.
Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Kegiatan
pagi selalu diawali dengan mengupas ribuan butir telur. Terlihat mudah
memang, tapi dengan jumlah yang ribuan pastilah tidak enteng seperti
yang dibayangkan. Telur ini merupakan lauk yang setiap hari pasti tersedia sehingga membutuhkan puluhan orang untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Proses masak memasak hampir tidak pernah berhenti di dapur ini. Bisa dibayangkan untuk memberi makan ribuan warga di sekitaran Posko ini, api kompor hampir terus menyala, karena di kondisi bencana seperti ini, kapanpun juga, warga bisa datang meminta makanan
Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Hinga
malam, aktiftas dapur masih terus dilakukan. Terkadang pada malam hari
masih ada beberapa warga atau relawan yang membutuhkan makanan. Untung
saja di dapur umum Rodja TV Kendari ini, stock makanan disediakan
berlebih, sehingga kapan saja warga datang mencari makanan, persiapan
masih tersedia.
Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari |
Dapur umum Rodja TV Kendari akan terus beroperasi dan melayani kebutuhan makan warga selama masa tanggap darurat di Sulawesi Barat. Stock logistik yang akan diolah juga mencukupi untuk kebutuhan warga sekitar.
KONDISI MASYARAKAT DI SEKITAR POSKO KEL. DANGA
Tenda Pengungsian Warga di Kel. Danga |
Sangat miris memang melihat warga yang terpaksa mendirikan tenda tepat di depan rumahnya masing-masing. Tapi mau diapa, ini demi mengantisipasi jikalau ada gempa susulan. Seluruh warga memang diarahkan demikian, karena hari-hari berikutnya setelah gempa, masih sering terjadi gempa susulan yang berskala kecil.
Sebuah Mesjid yang berada di samping lapangan Kel. Danga, terpaksa untuk sementara tidak bisa digunakan. Hampir sebagian besar dinding mesjid mengalami keretakan. Pada jamaah pun memutuskan untuk beraktiftas ibadah di lokasi yang aman dan terbuka.
Bersama Warga Kel. Danga |
Saya menyambangi sebuah keluarga yang untuk sementara tinggal di teras rumahnya. Mereka sudah 5 hari melantai di beranda ini. Di tempat inilah mereka menghabiskan hari-harinya kedepan hingga kondisi benar-benar pulih. Rumahnya mengalami beberapa keretakan dan beberapa perabot rusak ringan dan berat.
Alhamdulillah Seluruh anggota keluarganya selamat dari musibah itu. Seluruh warga memang sudah siap siaga saat terjadi gempa pertama pada sore hari. Banyak warga yang meyakini bahwa akan terjadi gempa susulan, namun entah kapan akan terjadi. Maka sejak sore itu mereka sudah banyak berakfititas di luar rumah.
Ternyata benar dugaan mereka. Saat dini hari, dikala orang-orang lagi tidur nyenyak, Gempa dengan goncangan lebih dahsyat menghantam keras. Disaat bersamaan, lampu listrik padam. Warga pun sontak terbangun dan panik saat melihat dengan pandangan yang gelap. Seketika itu, orang-orang berhamburan keluar rumah dengan menyelamatkan terlebih dahulu anggota keluarga yang saat itu masih tak sadarkan diri.
PEMBAGIAN BANTUAN
Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga |
Adapun bantuan logistik masih dalam proses pengiriman dari Kota Kendari. Bantuan logistik masyarakat Sulawesi Tenggara diangkut melalui udara mengingat kapasitas bantuan yang melimpah sehingga dibawa dengan menggunakan pesawat hercules.
Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga |
Warga sudah mulai berkerumum di depan tenda, saat mendengar ada pembagian bantuan. Kami pun tanpa berlama-lama membiarkan antrian bertambah banyak. Setelah mendapatkan bagian, warga kami persilahkan untuk kembali ke rumah. Kami menghindari kerumunan yang terlalu banyak, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi.
Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga |
Semua warga pasti mendapatkan bagian, bahkan kami memberikan lebih untuk persiapan beberapa hari kedepan. Saat seperti inilah kesempatan kami bercengkrama dengan warga dan mendengar keluh kesah mereka. Baik orang dewasa maupun anak anak setiap hari menyambangi tenda kami, melihat-lihat jika ada sesuatu lagi yang mereka butuhkan
Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga |
Kurang lebih seminggu, bantuan telah kami bagi habis ke seluruh warga. Puas juga rasanya bisa menuntaskan pekerjaan mulia ini. Kehadiran kami akhirnya membawa manfaat bagi warga. Mungkin yang kami berikan belum seberapa, tapi setidaknya sudah sedikit meringankan beban mereka yang sedang diterpa musibah.
PERGERAKAN KE BEBERAPA TITIK PENGUNGSIAN
Persiapan ke Beberapa Titik Pengungsian |
Mulailah
kami Relawan Anoa Sultra bergerak ke beberapa lokasi pengungsian.
Persiapan mulai dilakukan, begitu juga dengan perlengkapan yang akan
kami bawa nantinya. Tim terdiri dari 14 orang. Masing-masing memiliki
keahlian dan kemampuan untuk bertugas di lokasi bencana.
Persiapan ke Beberapa Titik Pengungsian |
Relawan
Anoa Sultra terdiri dari 4 personil dari BPBD Prov. Sultra dan 10 Orang
dari unsur mahasiwa dan masyarakat serta tim medis. Tim akan bertugas
selama masa tanggap darurat kurang lebih 2 minggu di beberapa lokasi di
Kab. Mamuju dan Kab. Majene
Relawan Anoa Sultra |
Tim beregrak dengan dua kendaraan dengan membawa sejumlah peralatan dan perlengkapan penunjang. Seragam lapangan telah kami kenakan. Dengan bermodalkan semangat, kami akan mulai bergerak ke titik lokasi dimana kami akan diarahkan.
Menyusuri Jalan di Kota Mamuju |
Sebelum
menuju ke lokasi pengungsian, kami terlebih dahulu menuju ke Posko
Utama gempa bumi Sulawesi Barat yaitu di Kompleks Perkantoran Pemprov
Sulawesi Barat. Perjalanan ke lokasi tersebut, kita melewati keramaian
Kota Mamuju. Terlihat disepanjang jalan aktifitas kota yang masih belum
kondusif. Terlihat disana sini tenda pengungsian di pekarangan rumah
warga. Retakan dan patahan terlihat di beberapa suduh rumah dan
perkantoran. Lalu lalang kendaraan kemanusiaan adalah yang paling
mendomiasi setiap ruas jalan.
Suasana di Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat |
Pelataran
belakang kantor Gubernur Sulawesi Barat terlihat sibuk beberapa hari
belakangan. Sejak bencana itu terjadi, seluruh pusat komando di
tempatkan disini. Berbagai macam kendaraan operasional lalu lalang di kompleks ini. Semuanya berasal dari berbagai instansi, kantor, lembaga dan organisasi. Sebagai pusat komando, ditempat inilah segala informasi tentang kondisi Gempa Bumi Sulawesi Barat dapat diperoleh.
Briefing, Sebelum Menuju ke Lokasi Pengungsian |
Di
posko induk inilah kami bertemu dengan banyak relawan dan seluruh
Indonesia. Baik kami ataupun mereka hadir disini untuk meringankan beban
saudara-saudara kita di Sulawesi Barat atas musibah yang telah terjadi.
Sehari setelah gempa, relawan dan berbagai penjuru secara bergelombang
datang memulihkan situasi. Sesaat setelah terjadinya gempa, warga panik
dan kocar kacir entah mau lari kemana.
Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat |
Inilah
tampak depan dari Kantor Gubenur Sulawesi Barat yang banyak ditayangkan
diberbagai media. Sebuah bangunan megah dan elit yang menjadi
kebanggaan Kota Mamuju kini ambruk dan remuk. Dahsyatnya getaran gempa
mampu merobohkan banguan lantai 3 yang belum genap 5 tahun digunakan
itu.
Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat |
Bangunannya
patah dibagian depan dan merobohkan semua yang dibawahnya. Untung saja
saat kejadian, tidak ada aktifitas kantor karena terjadi pada dini hari
saat semua pegawai sedang berada di rumah masing-masing.
Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat |
Kini hanya meyisakan puing puing bangunan. Pilar-pilarnya tidak mampu menahan getaran sehingga ambruk merobohkan bangunan. Entah bagaimana getaran yang terjadi saat itu. Bangunan indah yang saat kemarin masih elok dipandang, kini terhambur seperti diterpa benda besar yang jatuh dari langit.
LOKASI PENGUNGSIAN
Aktifitas Bongkar Muat Tenda Pleton di Posko Induk |
Di posko induk, Tim Relawan Anoa Sultra mulai bergabung dengan Tim dari BNPB Pusat. Disinilah kami mulai diarahkan untuk pergerakan beberapa hari kedepan. Setiap harinya, tumpukan tenda pleton kami angkut satu per satu ke kendaraan bak terbuka yang telah disiapkan. Tenda-tenda ini kami akan dirikan di beberapa lokasi pengungsian di Kab. Mamuju dan Kab. Majene
Bergerak Menuju Lokasi Pemasangan Tenda Pleton |
Maka bergeraklah kami menyusuri jalan-jalan yang masih lengang di Kota Mamuju. Belum banyak aktifitas yang dilakukan warga beberapa hari setelah gempa terjadi. Orang-orang masih sibuk membenahi rumah mereka yang rusak. Kebanyakan mereka belum ada yang berani tinggal di dalam rumah.
Jarak dari Kota Mamuju ke Kab. Majene dapat ditempuh sekitar 1,5 Jam. Dalam kondisi tanggap darurat seperti ini bisa hampir mencapai 3 Jam. Sepanjang jalan akan dijumpai banyak kemacetan. Beberapa jalan longsor akan dijumpai serta tenda-tenda pengungsian yang mengular di sepanjang sisi jalan raya.
Aktifitas Bongkar Muat Tenda Pleton di Posko Kab. Majene |
Di sepanjang jalan menuju Kab. Majene terdapat juga posko induk. Kami beberapa kali singgah untuk memuat tenda pleton dari tempat ini ke lokasi pengungsian. Fokus tugas kami selama masa tanggap darurat ini adalah pemasangan tenda pleton. Jadi, setiap harinya kami berjibaku dengan besi besi penyangga dan terpal tenda pleton
Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene |
Puluhan tenda kami dirikan setiap harinya. Lokasi pemasangan tenda yaitu di lokasi pengungsian yang hanya masih terdapat tenda darurat yang didirikan oleh warga. Sesaat setelah gempa, warga secara spontan mendirikan tenda darurat apa adanya sambil menunggu tenda yang layak dari pemerintah.
Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene |
Bukan pekerjaan mudah memang mendirikan tenda sebesar ini. Tapi perlahan kami sudah terbiasa merakitnya dengan baik. Bagian-bagian besi ini harus terpasang sesuai warna dan bentuknya hingga menjadi model seperti ini.
Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene |
Ada beberapa lokasi pengungsian yang berada jauh dari pusat kota. Kami harus menempuh perjalanan panjang dengan melewati jalan yang kondisinya rusak. Di lokasi tersebut tenda pengungsian masih seadanya terbentuk. Dengan adanya tenda pleton yang kami dirikan ini, tentunya akan lebih memberikan rasa nyaman bagi warga untuk tinggal sementara hingga kondisi mulai pulih.
Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene |
Setiap hari, kegiatan bongkar muat dilakukan berulang kali. Beberapa kali kami bolak balik ke posko induk untuk memuat rangka tenda ini. Meskipun lokasi pemasangan saling berjauhan bahkan lintas kabupaten, kami tetap menuntaskan pekerjaan tersebut hinga malam hari.
Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Dibantu warga, kami kembali menggiring besi besi ini ke tempat yang telah ditentukan. Masyarakat di lokasi pengungsian pun sangat antusias membantu. Betapa tidak, berapa hari mereka hanya beratapkan terpal seadanya, kini akan berdiri tenda besar yang kokoh dan aman untuk waktu yang lama.
Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Semakin hari, kami sudah tidak menemui kesulitan dalam merangkai besi-besi ini. Kami sudah tau urutan dan penempatannya. Hingga tidak sampai 30 menit, tenda ini sudah berdiri tegak. Tenda ini harus dengan benar terpasang. Rangkaian besinya harus tepat karena akan mempengaruhi kekuatan tenda.
Pemasangan Tenda di Rujab Sekda Sulbar - Kota Mamuju |
Relawan Anoa Sultra juga sempat bertugas untuk memasang tenda exsekutif di Kompleks Rujab Wakil Gubernur dan Rujab Sekda Prov. Sulawesi Barat. Tenda-tenda tersebut diperuntukkan untuk Tim dari Pusat yang akan bertugas memonitoring kegiatan tanggap darurat selama 2 minggu kedepan. Jenis tenda yang didirikan juga berbeda dengan tenda yang sering kami pasang. Tenda ini hanya cukup menampung maksimal 3 orang serta beberapa peralatan komunikasi.
Bergerak Menuju Lokasi Pemasangan Tenda |
Puluhan kilometer kami harus tempuh ke lokasi selanjutnya. Hawa panas tidak menghalangi kami untuk terus bergerak menyusuri setiap jalur untuk tiba di lokasi tujuan. Bersama Tim dari BPBD Palu dan BPBD Jawa Tengah, kami mengikuti kemana kendaraan ini bergerak.
Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju |
RSUD Sulbar terkena dampak yang cukup parah oleh gempa. Bangunan megah yang belum berusia 5 tahun tahun ini memang tidak roboh, namun retakan besar menjalar disetiap sisi dinding. Ini sangat mengancam jika terjadi lagi gempa susulan
Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju |
Relawan Anoa Sultra sudah tiba di lokasi ini sebelum gelap. Maka dengan segera semua bahan dikeluarkan dari truk pengangkut. Seperti biasa masing-masing dari kami sudah siap dalam posisinya, hingga sebelum matahari terbenam 3 tenda pleton sudah kami tuntaskan.
Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju |
Tetap Tangguh..!! Itulah semangat kami. Kalimat yang menggugah kami untuk terus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Dimanapun tenda dibutuhkan, maka kesanalah kendaraan kami mengarah dengan membawa seperangkat besi yang tidak ringan.
Kondisi di Dalam Tenda Darurat - RSUD Sulbar |
Semua pasien akhirnya dipindahkan ke tenda yang telah kami dirikan. Semua aktifitas di dalam gedung RS dilakukan di dalam tenda. Dalam kondisi darurat seperti ini, pelayanan kesehatan tetap harus terjamin, terlebih lagi pasien yang sementara dirawat saat terjadinya gempa.
Para pasien pun harus memaklumi keadaan yang sementara terjadi. Ini sepeti rumah sakit darurat, dimana pelayanan tidak akan maksimal karena sebagian besar peralatan medis tidak semuanya mudah dikeluarkan dari gedung utama yang sudah retak.
Relawan Anoa Sultra - RSUD Sulbar |
Akhirnya kami pun harus berpamitan dengan Pimpinan RSUD yang sejak sore menemani kami. Sudah seharian penuh kami bertugas di beberapa tempat. Kini kami harus kembali ke posko untuk beristirahat. Besok masih ada lagi tugas yang sama di lokasi yang berbeda.
SUKA DUKA DI LOKASI PENGUNGSIAN
Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Selama berada di Sulawesi Barat, fokus Tim Relawan Anoa Sultra yaitu pemasangan tenda pleton di beberapa lokasi. Sejak pagi kami mulai bergerak untuk membentangkan tenda orange raksasa yang bertuliskan BNPB ini.
Bersama Relawan BPBD Palu dan BPBD Jawa Tengah |
Disela-sela aktivitas di lokasi pengungsian, canda dan senda gurau menjadi selingan kami. Saat sedang istirahat, ada-ada saja bahan candaan. Seperti pada situasi diatas. Dengan gaya dan dialek yang berbeda, kami saling menghibur diri sambil menikmati air kelapa muda yang disediakan warga setempat
Tenda Pengungsian di Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Warga pun begitu gembira riangnya. Setelah beberapa hari mereka tinggal beratapkan terpal seadanya. Kini mereka bisa leluasa bergerak dan berdiri di dalam tenda yang sangat luas ini. Setelah berdirinya tenda ini, perlahan mereka akan memindahkan barang-barang dan peralatan yang selama beberapa hari bertumpuk di tenda darurat.
Bersama Rekan-Rekan HMI dan BEM di Lokasi Pengungsian Kab. Majene |
Kami juga berjumpa dengan relawan dari Pengurus HMI Majene yang juga turut berperan dalam masa tanggap darurat ini. Beberapa rekan-rekan mahasiswa dan pengurus BEM Universitas dari Sulawesi Selatan juga kami sering jumpai. Mereka juga mengambil peran dalam misi kemanusiaan ini.
Relawan Anoa Sulta - Kompleks Kantor Gubernur Sulbar |
Selama masa tanggap darurat, berbagai pihak memberikan berbagai jenis bantuan dan kemudahaan bagi korban dan para relawan. Salah satunya dari PT. Pertamina. Semua kendaraan operasional BNPB dan Tim Medis diberikan bahan bakar secara cuma-cuma setiap harinya. Ini dimaksudkan agar pergerakan mobil operasional BPBB dan Tim Medis tidak terbatasi oleh langkanya BBM yang memang sudah terjadi sehari setelah terjadinya gempa bumi.
Relawan Anoa Sultra - Kec. Malunda, Kab. Majene |
Saat malam sudah larut, pekerjaaan memasang tenda telah rampung. Hampir setiap hari demikian, ini karena lokasinya yang butuh berjam-jam untuk sampai disana. Baik kendaraan dan kami relawan tidak pernah lelah bergerak menyusur setiap lokasi dimana kami dibutuhkan.
Pemasangan Tenda di Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Inilah lokasi terjauh yang kami tempuh, yaitu Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene. Akses jalan yang berbukit-bukit dan tidak beraspal serta banyak longsoran, kami menempuhnya disaat gelap gulita. Jalan menajak yang penuh dengan debu terus kami terobos untuk sampai di pemukiman diatas pegunungan ini. Kampung ini sempat terisolir beberapa hari. Beberapa titik jalan mengalami longsor sehingga membuat akses bantuan terhambat. Hanya helikopter yang dapat menembus kampung pedalaman ini.
Saat tiba di waktu dini hari, warga sudah terlelap tidur, dengan segera kami memikul satu persatu rangka tenda ke sebuah lapangan. Hingga seminggu pasca kejadian, Desa Kabiraan ini memang belum berdiri tenda pleton. Warga sangat membutuhkannya, karena sehari-hari mereka masih tinggal di bangunan gedung sekolah yang sudah banyak retakan.
Relawan Anoa Sultra, Palu dan Jawa Tengah di Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene |
Pukul 2.00 dini hari, selesai juga tugas kami. Semuanya masih terlihat sumringah, meski rasa ngantuk tidak bisa terbendung. Kekompakan ini yang kami terus jaga selama di lokasi. Lelah, capek, ngantuk semuanya pasti bercampur aduk. Tapi iniliah tanggung jawab sebagi relawan yang harus menunjukkan jiwa kemanusiaan kapanpun dan dimanapun.
MENDIRIKAN KANTOR GUBERNUR SEMENTARA
Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju |
Diantara semua tugas yang kami emban, mungkin inilah yang paling membuat kami bangga. Betapa tidak, kami diserahi tugas untuk mendirikan tenda darurat yang akan menjadi kantor sementara Gubernur Sulawesi Barat. Jenis tenda yang dibentuk berbeda dengan yang kami sering dirikan dibeberapa lokasi. Jenis tenda ini memiliki konstruksi yang rumit dan cara pemasangan yang berbeda.
Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju |
Kami bersama-sama dengan tim relawan dari BPBD Jawa Tengah dan BPBD Kota Palu menuntaskan pekerjaaan ini. Kantor Gubernur sementara ini di tempatkan pada sebuah lapangan tenis yang masih dalam kompleks perkantoran. Lokasinya dinilai cukup aman jika nantinya terjadi gempa-gempa susulan. Lapangan tenes ini bisa menampung 4 tenda.
Proses pengerjaan membutuhkan waktu beberapa hari. Sejak pagi hingga menjelang malam, beberapa bagian tenda sudah diselesaikan. Masing-masing dari kami silih berganti mengambil posisi dalam membentuk tenda ini. Tidak mudah memang, ditengah panas mentari yang bersinar lurus diatas kepala kami
Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju |
Banyak bagian-bagian rumit dari jenis tenda ini. Bebeda dengan jenis tenda pleton, jenis tenda ini yaitu Tenda Sekolah yang memang diperuntukkan untuk tenda kegiatan pelayanan di lokasi bencana. Membutuhkan banyak personel untuk mendirikannya. Banyak bagian tenda yang tidak bisa ditenteng seorang diri. Untuk memasangnya pun butuh ketepatan letak, karena bisa mengakibatkan tenda tidak berdiri tegak.
Relawan Anoa Sultra, Palu dan Jawa Tengah di Kompleks Kantor Gubernur Sulbar |
Kurang lebih 2 hari lamanya, kami berhasil merampungkan 4 tenda utama. Saking rumitnya, mendirikan tenda model seperti ini tidak bisa cepat diselesaikan. terlalu banyak bahan yang digunakan serta persambungan besi yang banyak model. Namun dengan kerjasama dari puluhan relawan semua hambatan bisa teratasi.
Rekat Tim Relawan Anoa Sultra di Posko Induk |
Saat sedang ngumpul di Posko Induk, beginilah kegiatan kami. Ngopi sambil bersantai. Setelah berkeliling memasang tenda, kami kembali berkumpul di Posko ini. Para relawan yang juga bertugas di beberapa lokasi juga pasti kembali berkumpul disini. Di tempat inilah kami berbagi cerita tentang perjalanan dan suka duka di lokasi pengungsian.
Mobil Dapur Umur BPBD Palu di Posko Induk |
Sebuah kendaaran dapur umum milik BPBD Kota Palu, disiagakan selama 24 Jam di Posko induk ini. Jadi kapan pun para relawan ini masak memasak..Dipersilahkan...!!.. Bahan-bahannya pun siap sedia, tinggal kreatifitas masing-masing dalam mengolah masakan.
Selama masa tanggap darurat, di kompleks perkantoran Pemprov Sulbar ini menjadi pusat dari segala kegiatan relawan. Tercatat ada ratusan dapur umum yang didirikan oleh berbagai lembaga, organisasi pemerintah maupun swasta. Sehinngga kebutuhan makan para relawan yang jumlahnya ribuan dipastikan tersedia.
Kami sangat salut dengan pengaturan yang luar biasa ini. Perut kami bahkan tiak pernah kosong, karena dimana pun kami berada, kami terus dibekali dengan nasi dos yang jumlahnya 2 kali lipat dari jumlah personil. Relawan yang berugas di dapur umum pun juga patutu diapresiasi. Betapa tidak, mereka bekerja non stop menghidupkan dapur agar terus mengepul sehingga tidak ada satu pun relawan atau warga yang mengeluh tidak mendapatkan makanan.
Kegiatan Santai Relawan di Posko Induk |
Terkadang juga, menu ikan bakan menjadi selingan. Meskipun dalam kondisi seperti sekarang. Sekali-kali lah kita menikmati suasana seperti di pinggir pantai. Bakar-bakar ikan sambil mendengarkan musik, biar kami tetap semangat menjemput tugas untuk esok hari
Tim Relawan Anoa Sultra Mengakhiri Tugasnya.... |
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian gempa bumi ini....
ReplyDelete