Home » , » Januari di Bumi Manakkara - Relawan Anoa Sultra Untuk Gempa Bumi Sulawesi Barat

Januari di Bumi Manakkara - Relawan Anoa Sultra Untuk Gempa Bumi Sulawesi Barat

JANUARI DI BUMI MANAKKARA
Relawan Anoa Sultra
Untuk Gempa Bumi Sulawesi Barat




Sulawesi Barat, Rasanya trauma akan bencana dahsyat yang melanda Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kota Palu dan beberapa kabupaten di sekitarnya pada tahun 2018 silam masih terngingang di pikiran. Bencana tersebut merupakan musibah paling brutal yang pernah terjadi. Bencana alam yang memperlihatkan kepada dunia akan kekuatan alam. Bencana yang membuka mata dunia untuk datang berbagi dan meringankan penderitaan.

Belum sembuh dari luka itu, Ibu pertiwi kembali dirundung duka yang mendalam. Tepatnya pada hari Jumad, 14 Januari 2021, disebelah barat Pulau Sulawesi diguncang getaran dahsyat. Gempa bumi kembali melanda pulau sulawesi, tepatnya di Kab. Majene dan Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Barat. Getaran kuat dirasakan dua kali, saat kamis sore dan menjelang jumad dini hari. Getaran pada sore hari sudah membuat warga panik dan mulai meninggalkan rumah untuk berada di tempat yang lebih aman.

Dini harinya, pada Jumad, getaran yang lebih kuat terjadi saat warga sedang terlelap tidur. Getaran tersebut terjadi sekitar 10 detik. Pusat gempa berada di Kab. Majene dan dirasakan kuat hingga ke Kota Mamuju yang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Sulawesi Barat.
Getarannya yang dahsyat, sampai radius 6.7 SR memporakporandakan bangunan yang berada di dua wilayah ini. Saat getaran pertama terjadi di sore hari, suasana kepanikan melanda, warga yang merasakannya segera mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi, khawatir gempat tersebut akan disusul gelombang tsunami.

PERSIAPAN TIM RELAWAN ANOA SULTRA

Briefing Persiapan, Kota Kendari
Beberapa jam setelah mendengan kabar tersebut BPBD Sultra dan Relawan Anoa Sultra segera melalukan pertemuan untuk membahas langkah cepat sebagai respon dari kejadian tersebut. Berbekal pengalaman pada kejadian bencana alam sebelumya, persiapan awal segera dilakukan, juga memastikan personel yang akan diturunkan ke lokasi bencana.
Kantor BPBD Sultra, Kota Kendari

Tidak kurang dari 24 jam, beberapa bantuan sudah mulai terkumpul di halaman Kantor BPBD Sultra. Bantuan ini secara spontan diberikan oleh unsur masyarakat yang sudah mengetahui akan kejadian yang menimpa Sulawesi Barat. Kami pun segera mengemas semua bantuan yang ada ke atas kendaraan yang akan membawa kami ke Kota Mamuju.

Kantor BPBD Sultra, Kota Kendari

Tim Relawan Anoa Sultra mulai bergerak meninggalkan kota kendari pada hari minggu selepas sholat magrib. Tim dilepas oleh Kepala BPBD Sultra, Bapak Boy Irwansyah. Tim ini merupakan satu-satunya rombongan dari BPBD Sultra yang akan bertugas di Sulawesi Barat selama 2 minggu kedepan.


PERJALANAN DARAT

Relawan Anoa Sultra, Kendari

Tim Relawan Anoa Sultra berangkat dengan dua kendaraan dan mengangkut 12 orang anggota tim yang terdiri 8 orang relawan dan 4 orang Tim BPBD Sultra.  Tim ini merupakan rombongan pertama yang berangkat ke Sulawesi Barat. Tim juga membawa  sejumlah bantuan yang sempat terkumpul di kantor BPBD sehari setelah terjadinya kabar gempa tersebut.

Setelah mengalami penundaan keberangkatan selama beberapa jam yang diakibatkan oleh persoalan teknis kendaraan dan operasional, maka pada minggu petang, tim akhirnya memutuskan untuk segera bergerak meskipun disana sini masih ada kendala.

2 (Dua) kendaraan kami bergerak menginggalkan kota kendari di gelapnya malam yang sedikit mendung. Dengan perbekalan operasional seadanya, kami tetap semangat meneruskan perjalanan dengan niat yang tulus dan mulia.

Lalingato, Kolaka Timur

Sekitar Pukul 21.00 WITA. Kami beristirahat untuk makan malam di Kab. Kolaka Timur, tepatnya di Lalingato. Beberapa dos nasi kotak sudah kami persiapkan saat masih di Kota Kendari, sehingga saat istirahat makan, kami tidak perlu lagi repot-repot mencari warung.
Tidak berselang lama. Kendaraan terus menyusuri jalur berliku liku pengunngan untuk menuju kota Kolaka di tengah malam yang masih mendung.
Beristirahat di Kota Kolaka

Setelah menempuh 1.5 jam perjalanan dari Lalingato, sekitar pukul 12.00 WITA tim beristirahat di taman Kota Kolaka. Disini kami berhenti cukup lama. Cukup jauh dan melelahkan juga perjalanan yang telah kami tempuh sehingga beberapa personel sempat tertidur pulas ditemani angin laut yang dingin berhembus.
Setelah berisitrahat cukup lama di Kota Kolaka, selanjutnya kendaraan kami kembali menyusur aspal pesisir Kolaka Utara di waktu yang sudah menjelang subuh. Target kita hari ini adalah beristirahat di Kota Lasusua. Pukul 03.00 dini hari, Tim akhirnya tiba dengan selamat setelah menempuh perjalanan 9 Jam dari Kota Kendari

Kantor BPBD Kolaka Utara, Lasusua

Kantor BPBD Kolaka Utara adalah tempat kami berebah subuh itu. Hanya sekejab terlentang, hari sudah mulai terang. Perjalanan kami masih sangat jauh. Meskipun seluruh anggota tim masih lelah dan mengantuk, namun tidak ada pilihan selain segera berkemas dan melanjutkan perjalanan.
Beberapa personel BPBD Kolaka Utara memfasilitasi kami saat berada di Kota Lasusua. Mereka membantu kebutuhan tambahan kami untuk digunakan selama perjalanan.

Relawan Anoa Sultra, Kota Lasusua

Saat di Kota Lasusua, Tim Relawan Anoa Sultra bertambah menjadi 14 orang. 2 Anggota tim yang baru berasal dari relawan pencinta alam di Kolaka Utara. Mereka sudah mengkofirmasi keikutsertaanya saat kami masih berada di Kendari.

Menuju Kab. Luwu Timur

Pagi yang cerah, disaat kami masih nyenyak berisitrahat, perjalanan kembali harus dilanjutkan menuju kearah perbatasan Sultra dan Sulsel. Perjalanan melalui jalur pegunungan dengan lika liku yang terjal dan menajak. Sudah beginilah suka duka dalam perjalanan yang kami tempuh. Waktu istirahat mesti dibatasi mengingat perjalanan yang masih jauh.

Kantor BPBD Kab. Luwu Timur, Kota Malili

Sekitar 3 Jam perjalanan, kami  tiba di Kota Malili, Ibukota Kab. Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan. Kantor BPBD Luwu Utara menjadi tempat persinggahan kami. Disini kami berisitrahat sekitar 2 jam. Beberapa rekan di BPBD dan Basarnas setempat menyambut kami dengan hangat dan terjadi perbincangan tentang kondisi terakhir di Sulawesi Barat.

Break di Kota Belopa, Luwu

Semakin malam kami menyusuri jalan trans Sulawesi Selatan. Cukup lelah berhimpit di dalam dua mobil dengan personil 14 orang. Apalagi tumpukan barang memenuhi seluruh isi kendaraan. Di sekitar Kota Belopa, Luwu. Kami kembali berisitrahat di tepi jalan. Sejam kemudian sekitar pukul 11 malam, jalan aspal kembali disusuri sampai tiba di tempat dimana kami benar-benar sudah lelah.

Beristirahat di Kota Rappang, Sidrap

Dini hari pukul 3.00 WITA tidak jauh dari Kota Rappang. Kami memutuskan untuk berhenti. Seluruh tim terutama driver sudah kelelahan. Tepatnya di sebuah kedai jualan, kami berebah. Beberapa gelas kopi dan mie instant kami tuntaskan sebelum tertidur disaat waktu sudah hampir masuk sholat subuh.

Silopo, Polewali - Sulbar

Perbatasan Provinsi Sulawesi Barat sudah dilewati, daerah pertama yang kami lewati adalah Silopo. Sekali lagi beberapa gelas kopi menemani kami di samping parkiran Indomaret ini. Beberapa dari kami sempat mandi, maklumlah sejak kemarin badan sudah lengket dan bau.

Tiba di Kota Majene, Sulbar

Dua jam kemudian, kendaraan kami pun tiba di Ibukota Kab. Majene. Di Depan Kantor Polres puluhan kendaraan bantuan dari berbagai daerah sedang terhenti. Pihak Polres Majene mengatur jumlah iring-iringan kendaraan yang akan menuju ke Kota Mamuju. Kendaraan harus bergerak berombongan agar saling membantu disepanjang jalan dan juga untuk alasan keamanan.

Makan Siang di Kota Majene

Kami dijamu makan siang oleh keluarga salah seorang Tim Relawan. Akhinya kami dapat menikmati makanan yang sesungguhnya setelah dua hari perjalanan hanya makan apa adanya. Bersyukur sekali, kami dijamu sangat spesial seperti ini, padahal kondisi disekitar wilayah ini masih belum sepenunya puliholeh trauma gempa beberapa hari yang lalu.

Antrian Panjang Menuju Kota Mamuju

Perjalanan ke Kota Mamuju dari Kota Majene akan ditempuh sekitar 3 jam. Sepanjang jalan kami beriringan dengan ratusan rombongan relawan dan truk bantuan kemanusiaan. Antrian panjang beberapa kali kami lewati. Butuh kesabaran melintasi jalur ini. Karena kendaraan mengular diseluruh ruas jalan.

Antrian Panjang Menuju Kota Mamuju

Antrian ini praktis menghentikan semua kendaraan. Hampir 3 jam kendaraan menumpuk dan tak bergerak. Kami pun sesekali keluar dari mobil untuk mencari tempat istirahat. Meskipun lama kami harus tertahan, namun keseruan para relawan menjadi penyemangat untuk tetap sabar menunggu hingga kendaraan bisa bergerak kembali.

Longsoran di Tengah Jalan Menuju Kota Mamuju

Longsoran yang menutupi jalan adalah salah satu penyebab kemacetan. Beberapa titik di sepanjang jalan menuju Kota Mamuju, akan kita temui. Longsoran ini merupakan dampak gempa bumi beberapa hari lalu yang banyak merontokkan bukit-bukit hingga material tanahnya jatuh menutupi jalan raya.

Longsoran di Tengah Jalan Menuju Kota Mamuju

Bongkahan-bongkahan batu besar banyak menutup akses lalu lintas. Kondisi ini semakin memperpanjang deretan kendaraan yang sudah berjam jam menunggu. Terlihat alat berat terus bekerja memindahkan batuan ke sisi jalan. Tidak mudah untuk menggeser bongkahan batu seukuran mobil ini. Jalan semakin menyempit di beberapa titik longsoran. Kendaraan yang bergerak pun harus perlahan melintas karena bagian jalan yang terbelah dan bergelombang akibat tertimpa batu besar dari atas.

Lokasi Pengungsian di Kab. Majene
 
Tenda tenda pengungsi mulai tampak berejejer ketika kendaraan kami mulai mendekati Kota Mamuju. Disepanjang sisi jalan hanya pemandangan tenda biru yang tampak. Mereka sebagian besar warga sekitar yang rumahnya terkena dampak gempa bumi. Mereka masih trauma, dan memutuskan untuk tinggal sementara di dalam tenda-tenda ini.
Sejak perjalanan dari Kab. Majene kondisi miris sudah dapat disaksikan, terlebih lagi saat berada di Kota Mamuju yang menjadi pusat guncangan saat gempa terjadi. Saat memasuki perbatasan Kota sudah terlihat beberapa bangunan yang hancur dan retak.
Melapor di Posko Induk, Kantor Gubernur Sulbar

Setelah perjalanan 2 hari 2 malam dari Kota Kendari, Tim Relawan Anoa Sultra akhirnya tiba di Kota Mamuju. Sesaat setelah tiba, kami langsung menuju ke Kompleks Kantor Gubernur Sulbar untuk melapor ke Posko Induk. Di tempat inilah yang menjadi pusat kendali penanganan bencana alam Gempa Bumi Sulawesi Barat.

Sebagimana prosedur yang pasti ditetapkan saat terjadinya musibah bencana alam. Setiap tim relawan ataupun bantuan yang datang dari luar daerah bencana wajib melapor ke posko utama. Pada kejadian bencana alam di Sulawesi Barat itu, posko utama yaitu di Kantor Gubernur Sulawesi Barat.

POSKO RELAWAN ANOA SULTRA

Mendirikan Tenda di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju

Setelah Melapor di Posko Induk, Tim kemudian diarahkan untuk mendirikan posko di Kel. Danga, Kota Mamuju. Kami tiba di waktu yang sudah menjelang malam. Suasana saat itu terlihat ramai oleh aktiftas di beberapa tenda-tenda bantuan dan warga yang sedang mengungsi. Tenda kami pun dengan segera didirikan di salah satu sudut lapangan.
Kami begitu kelelahan dengan perjalanan yang telah dilewati. Setelah tenda berdiri, semua perlengkapan yang bertumpuk didalam mobil, segera dikeluarkan. Setiap peralatan dan perlengkapan diatur sebagaimana fungsinya.

Aktifitas Malam Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju

Tidak ada rasa kantuk sepertinya, beberapa jam setelah kami tiba. Hanya beberapa aktifitas santai sambil menunggu berebah. Mulai malam ini dan beberapa malam kedepan kami akan menghabiskan waktu disini. Kami sudah akan membiasakan diri untuk situasi seperti ini.

Aktifitas Pagi Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju

Seperti sedang camping di tengah hutan rasanya. Begitulah hari hari pertama yang kami lewati. Setiap pagi ada adanya kesibukan dan aktifitas yang dilakukan. Bercanda dan mengingat-ngingat kembali perjalana darat yang panjang, melelahkan dan penuh suka duka. Seperti biasa sebelum mandi pagi, segelas kopi dan beberapa batang rokok menemani obrolan di pagi itu.

Aktifitas Pagi Relawan di Posko Kel. Danga, Kota Mamuju

Sejak dini hari, kesibukan sudah mulai terdengar di sana sini. Selain kami banyak juga relawan lain yang juga mendirikan posko di lapangan ini. Aktiftas sudah dimulai sebelum matahari terbit. Pagi itu, baik relawan dan masyarakat sekitar mulai bergerak membenahi apa-apa saja yang dibutuhkan untuk hari ini dan esok.

Suasana Posko Relawan di Kel. Danga, Kota Mamuju

Inilah suasana pagi di Posko Kel. Danga, Kec. Mamuju. Beberapa tenda dari berbagai organisasi kemanusiaan sudah berdiri di sebuah tanah lapang tidak lama setelah kejadian gempa bumi. Setiap harinya aktifitas para relawan begitu sibuk di posko ini. Kebanyakan mereka mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi warga sekitar

Suasana Posko Relawan di Kel. Danga, Kota Mamuju

Berbagai pihak menunjukkan simpati terhadap kejadian ini. Tidak kurang dari 24 jam, semua daerah terdampak di Kota Mamuju sudah dipenuhi oleh aktifitas relawan yang datang untuk meringankan beban para korban. Para relawan tersebar di ratusan titik pengungsian di seluruh wilayah yang terkeda dampak. Berbagai macam aktifitas relawan mulai dilakukan saat sudah berada di lokasi pengungsian.

Menghibur Anak-Anak Korban Gempa - Kel. Danga, Kota Mamuju

Salah satunya adalah menghibur anak-anak yang tinggal di sekitaran lapangan danga ini. Sebagian besar rumah mereka dalam kondisi rusak ringan dan sedang. Namun rasa trauma dan psikologi mereka belum sepenuhnya pulih. Relawan Anoa Sultra setiap paginya, selalu mengajak anak-anak terlibat dalam berbagai macam permaian, dengan beberapa hadiah kecil sebagai penyemangat.

Menghibur Anak-Anak Korban Gempa - Kel. Danga, Kota Mamuju

Sejenak para bocah-bocah ini akan melupakan kejadian beberapa hari lalu yang membuat mereka schock dan ketakutan. Saat semua sekolah sedang diliburkan, kehadiran para relawanlah yang sangat berarti untuk mengisi keseharian mereka hingga tragedi gempa bumi bisa terlupakan.

Tenda Induk Relawan Anoa Sultra

Di tenda inilah kami bermarkas selama di Kota Mamuju. Cukup untuk menampung 14 anggota Relawan Anoa Sultra. Di dalam tenda inilah semua bantuan kami tampung sementara sebelum di teruskan ke warga yang membutuhkan

AKTIFITAS DAPUR UMUM

Pada kejadian bencana alam, dapur umum menjadi suatu yang prioritas karena segala kebutuhan makan para korban dapat diolah disini. Di Posko relawan di Kel. Danga, terdapat banyak dapur umum yang didirikan berbagai lembaga dan organisasi. Salah satunya adalah dapur umum Rodja TV Kendari yang sudah berdiri 2 hari pasca gempa bumi terjadi.

Dapur Umum Rodja TV Kendari

Seperti halnya dapur umum lainya di lokasi bencana, dapur umum Rodja TV Kendari ini menyediakan kebutuhan makan warga sekitar selama masa tanggap darurat bencana. Mereka datang dengan berkekuatan puluhan personel dengan beberapa mobil operasional. Seluruh peralatan dapur umum juga dibawa serta untuk memudahkan aktifitas pengolahan logistik.

Relawan Rodja TV Kendari

Sejak pagi, beberapa personil Rodja TV dan relawan mulai beraktifitas di dapur umum ini. Diselingi senda gurau, mereka mulai memposisikan diri untuk membantu kesiapan bahan-bahan untuk diolah menjadi hidangan sarapan pagi

Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari

Pagi itu, aktifitas terlihat sibuk. Sebentar lagi warga akan berdatangan mengantri untuk mengambil jatah sarapan. Masing-masing dari relawan bergerak cepat untuk mengemas makanan tersebut dalam bungkusan kertas nasi.

Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari

Kegiatan pagi selalu diawali dengan mengupas ribuan butir telur. Terlihat mudah memang, tapi dengan jumlah yang ribuan pastilah tidak enteng seperti yang dibayangkan. Telur ini merupakan lauk yang setiap hari pasti tersedia sehingga membutuhkan puluhan orang untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari

Proses masak memasak hampir tidak pernah berhenti di dapur ini. Bisa dibayangkan untuk memberi makan ribuan warga di sekitaran Posko ini, api kompor hampir terus menyala, karena di kondisi bencana seperti ini,  kapanpun juga, warga bisa datang meminta makanan

Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari

Hinga malam, aktiftas dapur masih terus dilakukan. Terkadang pada malam hari masih ada beberapa warga atau relawan yang membutuhkan makanan. Untung saja di dapur umum Rodja TV Kendari ini, stock makanan disediakan berlebih, sehingga kapan saja warga datang mencari makanan, persiapan masih tersedia.

Aktifitas di Dapur Umum Rodja TV Kendari

Dapur umum Rodja TV Kendari akan terus beroperasi dan melayani kebutuhan makan warga selama masa tanggap darurat di Sulawesi Barat. Stock logistik yang akan diolah juga mencukupi untuk kebutuhan warga sekitar. 

KONDISI MASYARAKAT DI SEKITAR POSKO KEL. DANGA

Tenda Pengungsian Warga di Kel. Danga

Sangat miris memang melihat warga yang terpaksa mendirikan tenda tepat di depan rumahnya masing-masing. Tapi mau diapa, ini demi mengantisipasi jikalau ada gempa susulan. Seluruh warga memang diarahkan demikian, karena hari-hari berikutnya setelah gempa, masih sering terjadi gempa susulan yang berskala kecil.
Sebuah Mesjid yang berada di samping lapangan Kel. Danga, terpaksa untuk sementara tidak bisa digunakan. Hampir sebagian besar dinding mesjid mengalami keretakan. Pada jamaah pun memutuskan untuk beraktiftas ibadah di lokasi yang aman dan terbuka.

Bersama Warga Kel. Danga

Saya menyambangi sebuah keluarga yang untuk sementara tinggal di teras rumahnya. Mereka sudah 5 hari melantai di beranda ini. Di tempat inilah mereka menghabiskan hari-harinya kedepan hingga kondisi benar-benar pulih. Rumahnya mengalami beberapa keretakan dan beberapa perabot rusak ringan dan berat.

Alhamdulillah Seluruh anggota keluarganya selamat dari musibah itu. Seluruh warga memang sudah siap siaga saat terjadi gempa pertama pada sore hari. Banyak warga yang meyakini bahwa akan terjadi gempa susulan, namun entah kapan akan terjadi. Maka sejak sore itu mereka sudah banyak berakfititas di luar rumah. 

Ternyata benar dugaan mereka. Saat dini hari, dikala orang-orang lagi tidur nyenyak, Gempa dengan goncangan lebih dahsyat menghantam keras. Disaat bersamaan, lampu listrik padam. Warga pun sontak terbangun dan panik saat melihat dengan pandangan yang gelap. Seketika itu, orang-orang berhamburan keluar rumah dengan menyelamatkan terlebih dahulu anggota keluarga yang saat itu masih tak sadarkan diri.

PEMBAGIAN BANTUAN

Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga
 
Sejak hari pertama kami di Sulawesi Barat, bantuan kami mulai bagi ke warga sekitar di Kel. Danga. Sejumlah kebutuhan ibu dan anak kami bagikan setiap hari. Beberapa karung pakaian yang masih layak, kelengkapan tidur, obat-obatan dan kebutuhan MCK juga kami serahkan ke warga yang dari pagi sudah merapat ke tenda kami.
Adapun bantuan logistik masih dalam proses pengiriman dari Kota Kendari. Bantuan logistik masyarakat Sulawesi Tenggara diangkut melalui udara mengingat kapasitas bantuan yang melimpah sehingga dibawa dengan menggunakan pesawat hercules.
Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga

Warga sudah mulai berkerumum di depan tenda, saat mendengar ada pembagian bantuan. Kami pun tanpa berlama-lama membiarkan antrian bertambah banyak. Setelah mendapatkan bagian, warga kami persilahkan untuk kembali ke rumah. Kami menghindari kerumunan yang terlalu banyak, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi.

Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga

Semua warga pasti mendapatkan bagian, bahkan kami memberikan lebih untuk persiapan beberapa hari kedepan. Saat seperti inilah kesempatan kami bercengkrama dengan warga dan mendengar keluh kesah mereka. Baik orang dewasa maupun anak anak setiap hari menyambangi tenda kami, melihat-lihat jika ada sesuatu lagi yang mereka butuhkan

Pembagian Bantuan Kepada Warga Kel. Danga

Kurang lebih seminggu, bantuan telah kami bagi habis ke seluruh warga. Puas juga rasanya bisa menuntaskan pekerjaan mulia ini. Kehadiran kami akhirnya membawa manfaat bagi warga. Mungkin yang kami berikan belum seberapa, tapi setidaknya sudah sedikit meringankan beban mereka yang sedang diterpa musibah.

PERGERAKAN KE BEBERAPA TITIK PENGUNGSIAN

Persiapan ke Beberapa Titik Pengungsian

Mulailah kami Relawan Anoa Sultra bergerak ke beberapa lokasi pengungsian. Persiapan mulai dilakukan, begitu juga dengan perlengkapan yang akan kami bawa nantinya. Tim terdiri dari 14 orang. Masing-masing memiliki keahlian dan kemampuan untuk bertugas di lokasi bencana.

Persiapan ke Beberapa Titik Pengungsian

Relawan Anoa Sultra terdiri dari 4 personil dari BPBD Prov. Sultra dan 10 Orang dari unsur mahasiwa dan masyarakat serta tim medis. Tim akan bertugas selama masa tanggap darurat kurang lebih 2 minggu di beberapa lokasi di Kab. Mamuju dan Kab. Majene

Relawan Anoa Sultra

Tim beregrak dengan dua kendaraan dengan membawa sejumlah peralatan dan perlengkapan penunjang. Seragam lapangan telah kami kenakan. Dengan bermodalkan semangat, kami akan mulai bergerak ke titik lokasi dimana kami akan diarahkan.

Menyusuri Jalan di Kota Mamuju

Sebelum menuju ke lokasi pengungsian, kami terlebih dahulu menuju ke Posko Utama gempa bumi Sulawesi Barat yaitu di Kompleks Perkantoran Pemprov Sulawesi Barat. Perjalanan ke lokasi tersebut, kita melewati keramaian Kota Mamuju. Terlihat disepanjang jalan aktifitas kota yang masih belum kondusif. Terlihat disana sini tenda pengungsian di pekarangan rumah warga. Retakan dan patahan terlihat di beberapa suduh rumah dan perkantoran. Lalu lalang kendaraan kemanusiaan adalah yang paling mendomiasi setiap ruas jalan.

Suasana di Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat

Pelataran belakang kantor Gubernur Sulawesi Barat terlihat sibuk beberapa hari belakangan. Sejak bencana itu terjadi, seluruh pusat komando di tempatkan disini. Berbagai macam kendaraan operasional lalu lalang di kompleks ini. Semuanya berasal dari berbagai instansi, kantor, lembaga dan organisasi. Sebagai pusat komando, ditempat inilah segala informasi tentang kondisi Gempa Bumi Sulawesi Barat dapat diperoleh.

Briefing, Sebelum Menuju ke Lokasi Pengungsian

Di posko induk inilah kami bertemu dengan banyak relawan dan seluruh Indonesia. Baik kami ataupun mereka hadir disini untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Sulawesi Barat atas musibah yang telah terjadi. Sehari setelah gempa, relawan dan berbagai penjuru secara bergelombang datang memulihkan situasi. Sesaat setelah terjadinya gempa, warga panik dan kocar kacir entah mau lari kemana.

Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat

Inilah tampak depan dari Kantor Gubenur Sulawesi Barat yang banyak ditayangkan diberbagai media. Sebuah bangunan megah dan elit yang menjadi kebanggaan Kota Mamuju kini ambruk dan remuk. Dahsyatnya getaran gempa mampu merobohkan banguan lantai 3 yang belum genap 5 tahun digunakan itu.

Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat

Bangunannya patah dibagian depan dan merobohkan semua yang dibawahnya. Untung saja saat kejadian, tidak ada aktifitas kantor karena terjadi pada dini hari saat semua pegawai sedang berada di rumah masing-masing.

Kondisi Kantor Gubernur Sulawesi Barat

Kini hanya meyisakan puing puing bangunan. Pilar-pilarnya tidak mampu menahan getaran sehingga ambruk merobohkan bangunan. Entah bagaimana getaran yang terjadi saat itu. Bangunan indah yang saat kemarin masih elok dipandang, kini terhambur seperti diterpa benda besar yang jatuh dari langit.

LOKASI PENGUNGSIAN

Aktifitas Bongkar Muat Tenda Pleton di Posko Induk

Di posko induk, Tim Relawan Anoa Sultra mulai bergabung dengan Tim dari BNPB Pusat. Disinilah kami mulai diarahkan untuk pergerakan beberapa hari kedepan. Setiap harinya, tumpukan tenda pleton kami angkut satu per satu ke kendaraan bak terbuka yang telah disiapkan. Tenda-tenda ini kami akan dirikan di beberapa lokasi pengungsian di Kab. Mamuju dan Kab. Majene

Bergerak Menuju Lokasi Pemasangan Tenda Pleton

Maka bergeraklah kami menyusuri jalan-jalan yang masih lengang di Kota Mamuju. Belum banyak aktifitas yang dilakukan warga beberapa hari setelah gempa terjadi. Orang-orang masih sibuk membenahi rumah mereka yang rusak. Kebanyakan mereka belum ada yang berani tinggal di dalam rumah. 

Jarak dari Kota Mamuju ke Kab. Majene dapat ditempuh sekitar 1,5 Jam. Dalam kondisi tanggap darurat seperti ini bisa hampir mencapai 3 Jam. Sepanjang jalan akan dijumpai banyak kemacetan. Beberapa jalan longsor akan dijumpai serta tenda-tenda pengungsian yang mengular di sepanjang sisi jalan raya.

Aktifitas Bongkar Muat Tenda Pleton di Posko Kab. Majene

Di sepanjang jalan menuju Kab. Majene terdapat juga posko induk. Kami beberapa kali singgah untuk memuat tenda pleton dari tempat ini ke lokasi pengungsian. Fokus tugas kami selama masa tanggap darurat ini adalah pemasangan tenda pleton. Jadi, setiap harinya kami berjibaku dengan besi besi penyangga dan terpal tenda pleton

Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene

Puluhan tenda kami dirikan setiap harinya. Lokasi pemasangan tenda yaitu di lokasi pengungsian yang hanya masih terdapat tenda darurat yang didirikan oleh warga. Sesaat setelah gempa, warga secara spontan mendirikan tenda darurat apa adanya sambil menunggu tenda yang layak dari pemerintah.

Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene

Bukan pekerjaan mudah memang mendirikan tenda sebesar ini. Tapi perlahan kami sudah terbiasa merakitnya dengan baik. Bagian-bagian besi ini harus terpasang sesuai warna dan bentuknya hingga menjadi model seperti ini.

Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene

Ada beberapa lokasi pengungsian yang berada jauh dari pusat kota. Kami harus menempuh perjalanan panjang dengan melewati jalan yang kondisinya rusak. Di lokasi tersebut tenda pengungsian masih seadanya terbentuk. Dengan adanya tenda pleton yang kami dirikan ini, tentunya akan lebih memberikan rasa nyaman bagi warga untuk tinggal sementara hingga kondisi mulai pulih.

Pemasangan Tenda di Kec. Malunda, Kab. Majene

Setiap hari, kegiatan bongkar muat dilakukan berulang kali. Beberapa kali kami bolak balik ke posko induk untuk memuat rangka tenda ini. Meskipun lokasi pemasangan saling berjauhan bahkan lintas kabupaten, kami tetap menuntaskan pekerjaan tersebut hinga malam hari.

Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Dibantu warga, kami kembali menggiring besi besi ini ke tempat yang telah ditentukan. Masyarakat di lokasi pengungsian pun sangat antusias membantu. Betapa tidak, berapa hari mereka hanya beratapkan terpal seadanya, kini akan berdiri tenda besar yang kokoh dan aman untuk waktu yang lama.

Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Semakin hari, kami sudah tidak menemui kesulitan dalam merangkai besi-besi ini. Kami sudah tau urutan dan penempatannya. Hingga tidak sampai 30 menit, tenda ini sudah berdiri tegak. Tenda ini harus dengan benar terpasang. Rangkaian besinya harus tepat karena akan mempengaruhi kekuatan tenda.

Pemasangan Tenda di Rujab Sekda Sulbar - Kota Mamuju

Relawan Anoa Sultra juga sempat bertugas untuk memasang tenda exsekutif di Kompleks Rujab Wakil Gubernur dan Rujab Sekda Prov. Sulawesi Barat. Tenda-tenda tersebut diperuntukkan untuk Tim dari Pusat yang akan bertugas memonitoring kegiatan tanggap darurat selama 2 minggu kedepan. Jenis tenda yang didirikan juga berbeda dengan tenda yang sering kami pasang. Tenda ini hanya cukup menampung maksimal 3 orang serta beberapa peralatan komunikasi.

Bergerak Menuju Lokasi Pemasangan Tenda

Puluhan kilometer kami harus tempuh ke lokasi selanjutnya. Hawa panas tidak menghalangi kami untuk terus bergerak menyusuri setiap jalur untuk tiba di lokasi tujuan. Bersama Tim dari BPBD Palu dan BPBD Jawa Tengah, kami mengikuti kemana kendaraan ini bergerak.

Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju

RSUD Sulbar terkena dampak yang cukup parah oleh gempa. Bangunan megah yang belum berusia 5 tahun tahun ini memang tidak roboh, namun retakan besar menjalar disetiap sisi dinding. Ini sangat mengancam jika terjadi lagi gempa susulan

Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju

Relawan Anoa Sultra sudah tiba di lokasi ini sebelum gelap. Maka dengan segera semua bahan dikeluarkan dari truk pengangkut. Seperti biasa masing-masing dari kami sudah siap dalam posisinya, hingga sebelum matahari terbenam 3 tenda pleton sudah kami tuntaskan.

Pemasangan Tenda di RSUD Sulbar - Kota Mamuju

Tetap Tangguh..!! Itulah semangat kami. Kalimat yang menggugah kami untuk terus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Dimanapun tenda dibutuhkan, maka kesanalah kendaraan kami mengarah dengan membawa seperangkat besi yang tidak ringan.

Kondisi di Dalam Tenda Darurat - RSUD Sulbar

Semua pasien akhirnya dipindahkan ke tenda yang telah kami dirikan. Semua aktifitas di dalam gedung RS dilakukan di dalam tenda. Dalam kondisi darurat seperti ini, pelayanan kesehatan tetap harus terjamin, terlebih lagi pasien yang sementara dirawat saat terjadinya gempa.

Para pasien pun harus memaklumi keadaan yang sementara terjadi. Ini sepeti rumah sakit darurat, dimana pelayanan tidak akan maksimal karena sebagian besar peralatan medis tidak semuanya mudah dikeluarkan dari gedung utama yang sudah retak.

Relawan Anoa Sultra - RSUD Sulbar

Akhirnya kami pun harus berpamitan dengan Pimpinan RSUD yang sejak sore menemani kami. Sudah seharian penuh kami bertugas di beberapa tempat. Kini kami harus kembali ke posko untuk beristirahat. Besok masih ada lagi tugas yang sama di lokasi yang berbeda.

SUKA DUKA DI LOKASI PENGUNGSIAN

Pemasangan Tenda di Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Selama berada di Sulawesi Barat, fokus Tim Relawan Anoa Sultra yaitu pemasangan tenda pleton di beberapa lokasi. Sejak pagi kami mulai bergerak untuk membentangkan tenda orange raksasa yang bertuliskan BNPB ini.

Bersama Relawan BPBD Palu dan BPBD Jawa Tengah

Disela-sela aktivitas di lokasi pengungsian, canda dan senda gurau menjadi selingan kami. Saat sedang istirahat, ada-ada saja bahan candaan. Seperti pada situasi diatas. Dengan gaya dan dialek yang berbeda, kami saling menghibur diri sambil menikmati air kelapa muda yang disediakan warga setempat

Tenda Pengungsian di Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Warga pun begitu gembira riangnya. Setelah beberapa hari mereka tinggal beratapkan terpal seadanya. Kini mereka bisa leluasa bergerak dan berdiri di dalam tenda yang sangat luas ini. Setelah berdirinya tenda ini, perlahan mereka akan memindahkan barang-barang dan peralatan yang selama beberapa hari bertumpuk di tenda darurat.

Bersama Rekan-Rekan HMI dan BEM di Lokasi Pengungsian Kab. Majene

Kami juga berjumpa dengan relawan dari Pengurus HMI Majene yang juga turut berperan dalam masa tanggap darurat ini. Beberapa rekan-rekan mahasiswa dan pengurus BEM Universitas dari Sulawesi Selatan juga kami sering jumpai. Mereka juga mengambil peran dalam misi kemanusiaan ini.

Relawan Anoa Sulta - Kompleks Kantor Gubernur Sulbar

Selama masa tanggap darurat, berbagai pihak memberikan berbagai jenis bantuan dan kemudahaan bagi korban dan para relawan. Salah satunya dari PT. Pertamina. Semua kendaraan operasional BNPB dan Tim Medis diberikan bahan bakar secara cuma-cuma setiap harinya. Ini dimaksudkan agar pergerakan mobil operasional BPBB dan Tim Medis tidak terbatasi oleh langkanya BBM yang memang sudah terjadi sehari setelah terjadinya gempa bumi.

Relawan Anoa Sultra - Kec. Malunda, Kab. Majene

Saat malam sudah larut, pekerjaaan memasang tenda telah rampung. Hampir setiap hari demikian, ini karena lokasinya yang butuh berjam-jam untuk sampai disana. Baik kendaraan dan kami relawan tidak pernah lelah bergerak menyusur setiap lokasi dimana kami dibutuhkan.

Pemasangan Tenda di Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Inilah lokasi terjauh yang kami tempuh, yaitu Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene. Akses jalan yang berbukit-bukit dan tidak beraspal serta banyak longsoran, kami menempuhnya disaat gelap gulita. Jalan menajak yang penuh dengan debu terus kami terobos untuk sampai di pemukiman diatas pegunungan ini. Kampung ini sempat terisolir beberapa hari. Beberapa titik jalan mengalami longsor sehingga membuat akses bantuan terhambat. Hanya helikopter yang dapat menembus kampung pedalaman ini. 

Saat tiba di waktu dini hari, warga sudah terlelap tidur, dengan segera kami memikul satu persatu rangka tenda ke sebuah lapangan. Hingga seminggu pasca kejadian, Desa Kabiraan ini memang belum berdiri tenda pleton. Warga sangat membutuhkannya, karena sehari-hari mereka masih tinggal di bangunan gedung sekolah yang sudah banyak retakan.

Relawan Anoa Sultra, Palu dan Jawa Tengah di Desa Kabiraan, Kec. Ulumanda, Kab. Majene

Pukul 2.00 dini hari, selesai juga tugas kami. Semuanya masih terlihat sumringah, meski rasa ngantuk tidak bisa terbendung. Kekompakan ini yang kami terus jaga selama di lokasi. Lelah, capek, ngantuk semuanya pasti bercampur aduk. Tapi iniliah tanggung jawab sebagi relawan yang harus menunjukkan jiwa kemanusiaan kapanpun dan dimanapun.

MENDIRIKAN KANTOR GUBERNUR SEMENTARA

Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju

Diantara semua tugas yang kami emban, mungkin inilah yang paling membuat kami bangga. Betapa tidak, kami diserahi tugas untuk mendirikan tenda darurat yang akan menjadi kantor sementara Gubernur Sulawesi Barat. Jenis tenda yang dibentuk berbeda dengan yang kami sering dirikan dibeberapa lokasi. Jenis tenda ini memiliki konstruksi yang rumit dan cara pemasangan yang berbeda.

Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju

Kami bersama-sama dengan tim relawan dari BPBD Jawa Tengah dan BPBD Kota Palu menuntaskan pekerjaaan ini. Kantor Gubernur sementara ini di tempatkan pada sebuah lapangan tenis yang masih dalam kompleks perkantoran. Lokasinya dinilai cukup aman jika nantinya terjadi gempa-gempa susulan. Lapangan tenes ini bisa menampung 4 tenda.

Proses pengerjaan membutuhkan waktu beberapa hari. Sejak pagi hingga menjelang malam, beberapa bagian tenda sudah diselesaikan. Masing-masing dari kami silih berganti mengambil posisi dalam membentuk tenda ini. Tidak mudah memang, ditengah panas mentari yang bersinar lurus diatas kepala kami

Mendirikan Kantor Gubernur Sementara - Kota Mamuju

Banyak bagian-bagian rumit dari jenis tenda ini. Bebeda dengan jenis tenda pleton, jenis tenda ini yaitu Tenda Sekolah yang memang diperuntukkan untuk tenda kegiatan pelayanan di lokasi bencana. Membutuhkan banyak personel untuk mendirikannya. Banyak bagian tenda yang tidak bisa ditenteng seorang diri. Untuk memasangnya pun butuh ketepatan letak, karena bisa mengakibatkan tenda tidak berdiri tegak.

Relawan Anoa Sultra, Palu dan Jawa Tengah di Kompleks Kantor Gubernur Sulbar

Kurang lebih 2 hari lamanya, kami berhasil merampungkan 4 tenda utama. Saking rumitnya, mendirikan tenda model seperti ini tidak bisa cepat diselesaikan. terlalu banyak bahan yang digunakan serta persambungan besi yang banyak model. Namun dengan kerjasama dari puluhan relawan semua hambatan bisa teratasi.

POSKO INDUK BNPB - KOMPLEKS PERKANTORAN PEMPROV. SULBAR

Rekat Tim Relawan Anoa Sultra di Posko Induk

Saat sedang ngumpul di Posko Induk, beginilah kegiatan kami. Ngopi sambil bersantai. Setelah berkeliling memasang tenda, kami kembali berkumpul di Posko ini. Para relawan yang juga bertugas di beberapa lokasi juga pasti kembali berkumpul disini. Di tempat inilah kami berbagi cerita tentang perjalanan dan suka duka di lokasi pengungsian.

Mobil Dapur Umur BPBD Palu di Posko Induk

Sebuah kendaaran dapur umum milik BPBD Kota Palu, disiagakan selama 24 Jam di Posko induk ini. Jadi kapan pun para relawan ini masak memasak..Dipersilahkan...!!.. Bahan-bahannya pun siap sedia, tinggal kreatifitas masing-masing dalam mengolah masakan.

Selama masa tanggap darurat, di kompleks perkantoran Pemprov Sulbar ini menjadi pusat dari segala kegiatan relawan. Tercatat ada ratusan dapur umum yang didirikan oleh berbagai lembaga, organisasi pemerintah maupun swasta. Sehinngga kebutuhan makan para relawan yang jumlahnya ribuan dipastikan tersedia.

Kami sangat salut dengan pengaturan yang luar biasa ini. Perut kami bahkan tiak pernah kosong, karena dimana pun kami berada, kami terus dibekali dengan nasi dos yang jumlahnya 2 kali lipat dari jumlah personil. Relawan yang berugas di dapur umum pun juga patutu diapresiasi. Betapa tidak, mereka bekerja non stop menghidupkan dapur agar terus mengepul sehingga tidak ada satu pun relawan atau warga yang mengeluh tidak mendapatkan makanan.

Kegiatan Santai Relawan di Posko Induk

Terkadang juga, menu ikan bakan menjadi selingan. Meskipun dalam kondisi seperti sekarang. Sekali-kali lah kita menikmati suasana seperti di pinggir pantai. Bakar-bakar ikan sambil mendengarkan musik, biar kami tetap semangat menjemput tugas untuk esok hari

Tim Relawan Anoa Sultra Mengakhiri Tugasnya....
 
Hari terakhir kami di Kota Mamuju akhirnya tiba. Kami pun harus berpamitan dengan rekan-rekan relawan yang masih bertugas. Terima kasih para relawan telah menjadi bagian dari cerita ini. Tidak ada yang menginginkan terjadinya musibah. Tapi kami selalu siap, jika itu terjadi. Semoga persahabatan dan silaturahmi kita tetap terjaga meski akan jarang bersua. Semoga Tulisan ini bermanfaat untuk kita Semua. Semoga Allah SWT selalu menberikan kita kekuatan dan rahmatnya untuk kehidupan yang lebih baik. Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
 
Penulis : Muhammad Dagri Nizar

1 comment:

  1. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian gempa bumi ini....

    ReplyDelete

Flag Counter