Taman Nasional Manusela
Dasar Penunjukan : Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 281/Kpts-VI/1997
Tanggal 14 Oktober 1982
Luas : ± 189.000 Ha
Letak :
Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tengah,
Koordinat :
129° 06' - 129° 46' BT dan
02° 48' - 03° 18' LS.
Nomor : 281/Kpts-VI/1997
Tanggal 14 Oktober 1982
Luas : ± 189.000 Ha
Letak :
Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tengah,
Koordinat :
129° 06' - 129° 46' BT dan
02° 48' - 03° 18' LS.
Umum
Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Dari segi pelestarian sumber daya alam, kawasan hutan di taman nasional ini mempunyai peranan yang sangat penting, terutama sebagai tempat perlindungan sumber keanekaragaman plasma nutfah di Pulau Seram.
Sejarah Kawasan
Taman Nasional Manusela dengan luas 189.000 ha merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1997, yang merupakan gabungan Cagar Alam Wai Nua dan Cagar Alam Wai Mual serta tambahan perluasan wilayah perairan.
Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Dari segi pelestarian sumber daya alam, kawasan hutan di taman nasional ini mempunyai peranan yang sangat penting, terutama sebagai tempat perlindungan sumber keanekaragaman plasma nutfah di Pulau Seram.
Sejarah Kawasan
Taman Nasional Manusela dengan luas 189.000 ha merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1997, yang merupakan gabungan Cagar Alam Wai Nua dan Cagar Alam Wai Mual serta tambahan perluasan wilayah perairan.
Fisik
Geologi dan Tanah
Kawasan yang mencakup luas 19% dari areal Pulau Seram ini, terbentuk dari batuan kapur pada jaman Paleozoic dan Mesozoic awal. Pada bagian Utara kawasan merupakan perbukitan landai dan terdapat alluvial yang halus, batuan kapur, dan batuan berpasir.
Topografi
Kawasan taman nasional berada pada ketinggian 0-3.027 meter di atas permukaan laut. Sebagian wilayahnya bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan puncak tertinggi adalah Gunung Binaya (3.027 m dpl).
Iklim
Iklim di kawasan ini termasuk iklim tropis lembab dan selalu basah. Temperatur udara 25°-35° C Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Pada bagian Utara (Wahai) musim hujan terjadi pada bulan November sampai Oktober, sedangkan bagian Selatan (Tehoru) terjadi antara bulan Mei sampai Oktober. Hal ini disebabkan karena pengaruh gunung-gunung yang berada di kawasan ini.
Geologi dan Tanah
Kawasan yang mencakup luas 19% dari areal Pulau Seram ini, terbentuk dari batuan kapur pada jaman Paleozoic dan Mesozoic awal. Pada bagian Utara kawasan merupakan perbukitan landai dan terdapat alluvial yang halus, batuan kapur, dan batuan berpasir.
Topografi
Kawasan taman nasional berada pada ketinggian 0-3.027 meter di atas permukaan laut. Sebagian wilayahnya bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan puncak tertinggi adalah Gunung Binaya (3.027 m dpl).
Iklim
Iklim di kawasan ini termasuk iklim tropis lembab dan selalu basah. Temperatur udara 25°-35° C Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Pada bagian Utara (Wahai) musim hujan terjadi pada bulan November sampai Oktober, sedangkan bagian Selatan (Tehoru) terjadi antara bulan Mei sampai Oktober. Hal ini disebabkan karena pengaruh gunung-gunung yang berada di kawasan ini.
Biotik
Ekositem
Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Flora
Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).
Fauna
Mamalia ; Antara lain rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak (Pardofelis marmorata), dan duyung (Dugong dugon).
Burung ; Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).
Burung Kakatua seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau Maluku, keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan habitatnya.
Reptil ; Kadal panama (Tiliqua gigas), dan penyu hijau (Chelonia mydas),
Berbagai jenis kupu-kupu juga mudah ditemui di kawasan ini.
Ekositem
Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Flora
Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).
Fauna
Mamalia ; Antara lain rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak (Pardofelis marmorata), dan duyung (Dugong dugon).
Burung ; Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).
Burung Kakatua seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau Maluku, keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan habitatnya.
Reptil ; Kadal panama (Tiliqua gigas), dan penyu hijau (Chelonia mydas),
Berbagai jenis kupu-kupu juga mudah ditemui di kawasan ini.
Wisata
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi :
- Tepi Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa; Menjelajahi hutan, panjat tebing,
pengamatan satwa/tumbuhan.
- Pasahari; Pengamatan satwa rusa dan burung.
- Wai Isal; Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan satwa/tumbuhan.
- Pilana; Pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.
- Gunung Binaya; Pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.
Fasilitas yang tersedia antara lain: Kantor, peralatan menyelam, pondok jaga, pondok kerja, snorkle dan pelampung.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Masohi pada bulan November, perlombaan Kora-kora pada bulan April dan Darwin-Ambon International Yacht pada bulan Juli di Ambon.
Desa Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan desa-desa enclave di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat desa tersebut telah lama berada di enclave tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan taman nasional.
Musim kunjungan terbaik : bulan Mei sampai Oktober.
Cara pencapaian lokasi :
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional ini dapat ditempuh melalui 2 rute perjalanan yaitu :
1. Melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau melalui pantai Selatan (Tehoru dan
Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena
kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi dapat menggunakan kapal
ferry yang beroperasi setiap hari dengan lama perjalanan sekitar delapan jam.
Selanjutnya dari Masohi ke Saka menggunakan mobil selama sekitar dua jam,
kemudian ke Wahai menggunakan speed boat selama dua jam. Atau,
2. Dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut dengan lama perjalanan
sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal
motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke Moso dan Desa Saunulu.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi :
- Tepi Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa; Menjelajahi hutan, panjat tebing,
pengamatan satwa/tumbuhan.
- Pasahari; Pengamatan satwa rusa dan burung.
- Wai Isal; Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan satwa/tumbuhan.
- Pilana; Pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.
- Gunung Binaya; Pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.
Fasilitas yang tersedia antara lain: Kantor, peralatan menyelam, pondok jaga, pondok kerja, snorkle dan pelampung.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Masohi pada bulan November, perlombaan Kora-kora pada bulan April dan Darwin-Ambon International Yacht pada bulan Juli di Ambon.
Desa Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan desa-desa enclave di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat desa tersebut telah lama berada di enclave tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan taman nasional.
Musim kunjungan terbaik : bulan Mei sampai Oktober.
Cara pencapaian lokasi :
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional ini dapat ditempuh melalui 2 rute perjalanan yaitu :
1. Melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau melalui pantai Selatan (Tehoru dan
Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena
kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi dapat menggunakan kapal
ferry yang beroperasi setiap hari dengan lama perjalanan sekitar delapan jam.
Selanjutnya dari Masohi ke Saka menggunakan mobil selama sekitar dua jam,
kemudian ke Wahai menggunakan speed boat selama dua jam. Atau,
2. Dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut dengan lama perjalanan
sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal
motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke Moso dan Desa Saunulu.
Pengelolaan
Taman Nasional Manusela dikelola oleh Balai Taman Nasional Manusela, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Manusela
Jln. Imam Bonjol No. 27 A, Kotak Pos 09, Masohi 97511, Maluku Tengah
Telp./Fax : +62-914-22164/22165
Taman Nasional Manusela dikelola oleh Balai Taman Nasional Manusela, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Manusela
Jln. Imam Bonjol No. 27 A, Kotak Pos 09, Masohi 97511, Maluku Tengah
Telp./Fax : +62-914-22164/22165
No comments:
Post a Comment