Home » » Taman Nasional Gunung Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani

TAMAN NASIONAL
GUNUNG RINJANI

Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 280/Kpts.VI/ 1997
Tanggal 23 Mei 1997
Luas : ± 41.330 Ha
Letak : Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara, Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Timur.
Koordinat :
08° 18' - 08° 33' LS dan
116° 18' - 116° 32' BT
Peta Taman Nasioanal Gunung Rinjani
Umum
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sangat kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna serta mempunyai fenomena alam yang sangat mengagumkan.
Pada lembah di sebelah Barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl). Danau tersebut airnya berbau belerang dan suhu airnya berbeda-beda, bila dibandingkan satu tempat ke tempat lainnya. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar dengan kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan mempunyai kecenderungan terus berkembang.

Sejarah Kawasan
- Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1941.
- Pada Tahun 1997 ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan luas definitif ± 41.330 Ha, yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok.

Fisik
Geologi dan Tanah
Akibat meletusnya Gunung Rinjani beberapa puluh tahun yang lalu, telah membentuk kaldera berair yang lebih dikenal nama danau Segara Anak dan Anak Gunung Baru Jari. Danau dan anak gunung tersebut berada pada ketinggian 2000-2250 m dpl. Sesuai proses geologi yang terjadi sebelumnya jenis tanah pada kawasan ini terdiri dari Regosol, Mediteran, dan Litosol.

Topografi
Secara umum kawasan Taman Nasional Rinjani merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian mulai 500 - 3726 m dpl (Puncak Rinjani) dengan kemiringan lahan yang bervariasi, yaitu datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Gunung-gunung yang ada disekitar kawasan Rinjani diantaranya Gunung Pelawangan (± 2.658 m dpl), Gunung Daya (± 2.914 m dpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 m dpl), Gunung Buah Mangge (± 2.895 m dpl) dan Gunung Kondo (± 2.947 m dpl).

Ketinggian
550 - 3.726 meter di atas permukaan laut

Iklim
Tipe Iklim : C, D, dan E (Schmidt dan Fergusson)
Curah hujan rata-rata : 582-2500 mm per tahun.
Angin di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh Musim Muson Tenggara (angin timur) yang bersifat kering dan Musim Muson Barat Laut yang bersifat basah.

Biotik
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi di Nusa Tenggara. Tipe ekosistemnya terdiri dari :
1. Hutan Tropis Dataran Rendah (Semi Evergreen).
2. Hutan Hujan Tropis Pegunungan (1.500 -2.000 m dpl) yang masih utuh dan berbentuk hutan primer,
3. Hutan cemara, dan
4. Vegetasi sub alpin (> 2.000 m dpl)
 
Flora
Ketinggian 1.000 m dpl
Terdapat jenis-jenis seperti beringin, (Ficus benyamina), jelateng (Laportea stimulan), jambu-jambuan (Syzigium sp), pala Hutan (Myristica fatna), buni hutan (Antidesma sp), Imba (Azadirachta indica), bayur (Pterospermum javanicum), randu hutan (Gossampinus heptophylla), terep (Artocarpus elastica) , harending (Melastoma sp), pandan (Pandanus tectorius) , keruing bunga (Dipterocarpus haseltii), salam (Syzigium polyantha).

Ketinggian 1.000-2.000 m dpl
Banyak dijumpai jenis tumbuhan seperti anggrek (Vanda, sp.), meniran (Calicarpa sp), kayu jakut (Syzigium sp), menang/garu (Dysoxylum sp), sentul (Aglaia sp), deduren (Aglaia argentea), pandan (Pandanus tectorius), paku pandan (Asplenium nidus), glagah (Saccharum spontaneum), alang-alang (Imperata cylindrica), paku-pakuan (Cyclocorus sp), bunga abadi (Anaphalis viscida), lumut jenggot (Usnea sp) dan rotan besar (Daemonorops sp).

Ketinggian >2.000 m dpl
Banyak didominasi oleh cemara gunung (Casuarina junghuniana), bunga abadi (Anaphalis viscida), bangsal (Engelhardia spicata), melela (Podocarpus vaccinium), pacar gunung (Vacinium caringiifolia), jambu-jambuan (Syzigium sp.) dan raksasa (Photinia noniana).

Ketinggian >3.000 m dpl
Pada ketinggian > 3.000 m dpl dekat dengan puncak Rinjani keadaanya hampir gundul dan tandus, tanah berpasir, berbatu sedangkan di bawah puncak banyak dijumpai rumput dan semak belukar yang mempunyai daun tebal serta cemara gunung.
Ada beberapa lokasi Taman Nasional Gunung Rinjani yang pernah direboisasi dengan jenis tanaman antara lain suren (Toona sureni), mahoni (Swietenia macrophylla King), kemiri (Aleurites moluccana), dan nangka (Artocarpus integra).
Beberapa Jenis Flora endemik Nusa Tenggara yang ditemukan di kawasan ini antara lain Vernonia albiflora, Vernonia tengwalii dan beberapa jenis anggrek diantaranya Peristylus rintjaniensis dan Peristylus lombokensis (LIPI).

Fauna
Mamalia ; Jenis Mamalia penting yang hidup dan berkembang di Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain kera abu-abu (Macaca fascicularis), lutung (Tracyphitecus auratus), ganggarangan kecil (Vivericula indica), trenggiling (Manis javanica), musang rinjani (Paradoxurus hermaproditus rhindjanicus), leleko/congkok (Felis bengalensis), babi Hutan (Sus Scrofa), rusa timor (Cervus timorensis), dan landak (Hystrix bachyura).
Burung ; Beberapa jenis burung diantaranya kakatua jambul kuning (Cacatua shulphurea parvula), koakiau (Philemon buceroides neglectus), perkici dada merah (Trichoglossus haematodus), isap madu topi sisik (Lichmera lombokia), punglor kepala merah (Zootera interpres), dan punglor kepala hitam (Zootera Doherty).

Wisata
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat No. 2 Tahun 1989 kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan salah satu dari 15 lokasi pengembangan wisata alam dan menjadi daerah tujuan wisata di Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Beberapa lokasi yang menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan adalah sebagai benikut :

1. Wisata Puncak Gunung Rinjani : Pendakian ke puncak Gunung Rinjani merupakan salah satu obyek tujuan wisata alam yang menjadi andalan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani adalah gunung nomor dua tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci yang berada di Pulau Sumatera. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para wisatawan petualang dan pencinta alam. Bagi mereka berhasil mencapai puncak Rinjani, merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Animo Kelompok Pencinta Alam Nusantara dan wisatawan penggemar alam dari mancanegara dalam pendakian ke puncak Gunung Rinjani cukup besar, ini terbukti dengan jumlah pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Kegiatan pendakian umumnya dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Pada bulan Agustus (pertengahan) peserta pendakian biasanya didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa dari seluruh Indonesia. Mereka bertujuan akan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui kegiatan "Tapak Rinjani", yaitu kegiatan rutin setiap tahun yang diprakarsai oleh salah satu kelompok pencinta alam di Pulau Lombok bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Untuk mencapai puncak Gunung Rinjani terdapat dua jalur utama, yaitu ;

a. Jalur Pendakian Senaru ; 
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai, hal ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat/keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak.
Rute pendakian Senaru-Pelawangan Senaru-Danau Segara Anak dengan berjalan kaki selama kurang lebih 10-12 jam, melalui trail wisata yang berada dalam hutan primer. Sepanjang jalan trail telah tersedia sarana peristirahatan berupa Pos Jaga. Dari pintu gerbang Senaru sampai Danau Segara Anak terdapat tiga pos. Sepanjang jalan trail pengunjung dapat menikmati keindahan hutan belantara dan gejala alam yang menakjubkan.
Untuk memperoleh informasi mengenai pendakian Gunung Rinjani telah disediakan Pusat Pendakian Terpadu (Rinjani Trek Centre) atas kerjasama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan NZAID (New Zealand Asistance International Development).
Dari Danau Segara Anak bila ingin melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Rinjani, harus menuju ke Pelawangan Sembalun yang memakan waktu ± 4 jam. Dari Pelawangan Sembalun ke Puncak Rinjani membutuhkan waktu 4 - 5 jam.
Pendakian ke puncak umumnya dilakukan pada pukul 02 WIT dini hari, ini dimaksudkan agar pada pagi harinya pendaki dapat menikmati matahari terbit (Sunrise) dari puncak Gunung Rinjani, dan apabila cuaca cerah dari Puncak Rinjani dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok bahkan pulau Bali.
 
b. Jalur Sembalun ; 
Selain jalur Senaru, jalur sembalun juga merupakan jalur yang ramai dilalui, terutama oleh penggemar wisata treking. Rute yang dilalui adalah Gerbang Sembalun Lawang - Pelawangan Sembalun - Puncak Rinjani memakan waktu 9 - 10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan sangat mengesankan, karena trail wisata tersebut merupakan padang savana dan punggung gunung yang berliku-liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur. Dibanding jalur Senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu terjal, namun karena melintasi padang savana, menjadikan perjalanan di jalur ini akan bermandikan peluh karena teriknya sinar matahari. Namun perjalanan yang melelahkan itu akan terobati dengan adanya panorama alam yang sangat menakjubkan. Bentang alam ciptaan Tuhan yang tak tertandingi.

2. Danau Segara Anak : Pesona lain Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak. Danau berhawa sejuk itu dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun. Untuk mencapai Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 - 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 -10 jam.
Danau segara anak berada pada ketinggian ± 2.010 m dpl dengan kedalaman danau sekitar ± 230 meter, mempunyai bentuk seperti bulan sabit dengan ukuran 2.800 x 2,400 meter atau seluas kurang lebih 11 juta m2. Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.
Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko Puteq ± 150 meter dari Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa Manik, dan Goa Payung. Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri (introspeksi diri) serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll). Konon jika benda-benda pusaka tersebut menjadi berubah bentuk setelah direndam, itu menandakan bahwa benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural atau dipercaya memiliki kesaktian.

Dua Jalur pendakian (tujuan Puncak Rinjani dan Danau Segara anak) ;
Jalur Sembalun
- Mataram - Sembalun (± 4-5 Jam kendaraan umum)
- Sembaiun Lawang - Puncak Gunung Rinjani (± 7 Jam Jalan Kaki)
- Sembalun Lawang - Danau Segara Anak (± 8-10 Jam Jalan Kaki)
 
Jalur Senaru
- Mataram - Senaru (± 3-4 Jam kendaraan umum)
- Senaru - Danau Segara Anak (± 7-10 Jam Jalan Kaki)
- Danau Segara Anak - Pelawangan Sembalun (± 4 Jam Jalan Kaki)
- Pelawangan Sembalun - Puncak Rinjani (± 2-3 Jam Jalan Kaki)
- Air Terjun Sendang Gile - Senaru

Selain sebagai pintu gerbang pendakian, Desa Senaru memiliki Air Terjun Sendang Gile setinggi ± 25 M. Lokasi air terjun dua tingkat itu berhawa cukup sejuk dan pengunjung dapat merasakan hempasan angin yang diciptakan oleh air terjun tersebut. Sebagai Desa Adat, Senaru juga memiliki perkampungan yang berarsitektur tradisional yang dibangun berdasarkan penanggalan "atas-bawah" yaitu pada susunan paling atas adalah rumah adat melokaq (mangku).
Menurut kepercayaan penduduk setempat, bagi wanita yang sedang haid dan pasangan suami istri yang belum selesai adat kawinnya, dilarang memasuki rumah adat. Tradisional suku Sasak Bayan, merupakan suatu kompleks perumahan yang tetap dijaga keasliannya. Di Desa Senaru anda bisa menemukan fasilitas penginapan dan restoran yang terletak di sekitar gerbang pendakian dan air terjun. 
 
3. Air Terjun Jeruk Manis
Air terjun Jeruk Manis mempunyai ketinggian ±30 m terletak di Desa Kembang Kuning di bagian Selatan kawasan Taman Nasional. Di sekitar lokasi menuju air terjun (Tete Batu) banyak terdapat sarana akomodasi bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara diantaranya seperti Home Stay, Cottages, Restorant dll. Daerah sekitar air terjun selain mempunyai panorama alam yang indah juga dapat melihat atraksi alam berupa tingkah laku lutung (Tracyphitecus auratus cristatus) dan burung elang. Daerah ini diperkirakan merupakan habitat kedua satwa tersebut yang memiliki populasi terbesar di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
 
4. Pemandian Otak Kokok Gading :
Otak Kokok merupakan daerah dengan pemandangan alam yang indah dan sejuk Di sini terdapat air terjun yang diyakini masyarakat sekitar bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Apabila mandi di air terjun Otak Kokok dan jika buih air yang menyentuh badan kita berubah berwarna putih, mengindikasikan badan kita terkena penyakit. Disekitar air terjun juga dibangun kolam renang dan gazebo/tempat-tempat peristirahatan.
 
5. Pemandian Air Panas Sebau
Air panas sebau dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat mengobati berbagai penyakit kulit (seperti panu, kadas, dan kurap). Disamping itu panorama alam bukit Bau di sekitar lokasi air panas, dan panorama sepanjang jalur trail menuju lokasi pemandian sangat indah dan banyak dijumpai beberapa jenis burung, rusa (Cervus timorensis), kera abu-abu (Macaca fascicularis) juga lutung (Tracyphitecus auratus cristatus), sangat mendukung daya tarik lokasi ini.
Disayangkan adanya kepercayaan masyarakat yang meyakini, bahwa dengan membuang pakaian yang telah digunakan untuk berendam secara sembarangan akan menyebabkan penyakit mereka terbuang juga, sehingga sekitar lokasi pemandian cenderung terlihat kotor oleh pakaian bekas pengunjung, waIaupun sudah disediakan tempat-tempat sampah.
Disamping untuk tujuan wisata alam, Taman Nasional Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, bagi suku Bali Lombok dan suku Sasak, kawasan ini dipercaya sebagai tempat yang memiliki nuansa mistis dan dipakai sebagai tempat Upacara-upacara Ritual (Upacara Adat Keagamaan) bagi Umat lslam wetu telu didaerah Bayan Desa Tradisional Senaru dan Umat hindu. Diantara kegiatan ritual keagamaan yang sering dilakukan di Danau Segara Anak adalah :
- Peringatan maulid nabi masyarakat desa Bayan (maulid nabi Muhammad SAW)
- Upacara "mulang pakelem" (Hindu) yaitu upacara persembahan sesajen dan emas yang telah dibentuk menjadi replika ikan, udang dan kura-kura yang dipersembahkan ke Danau Segara Anak yang bertujuan untuk memohon turunnya hujan demi kesuburan dan kehidupan segala tumbuh-tumbuhan dan kemakmuran semua mahluk hidup.
Selain itu dengan mandi di sumber air panas (belerang) di Hulu Sungai kokoq putih di dekat danau dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit.

Pengelolaan
Taman Nasional Gunung Rinjani dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Wilayah Pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani di bagi menjadi 2 (dua) Seksi Wilayah yaitu :
1. Seksi Konservasi Wilayah I Lombok Barat : Menangani wilayah taman nasional yang berada di Kabupaten Lombok Barat dengan luas areal ± 12.357,67 Ha (30%) yang dibagi dalam dua Resort dan tiga unit Pos Jaga.
2. Seksi Konservasi Wilayah II Lombok Timur : Menangani wilayah taman nasional yang berada di dua Kabupaten. Di Kabupaten Lombok Timur seluas ± 22.152,88 Ha (53%), dan wilayah taman nasional yang berada di Kabupaten Lombok Tengah seluas ±6.819,45 Ha (17%). Kawasan yang termasuk wilayah Kabupaten Lombok tengah tersebut belum ditetapkan sebagai Seksi Wilayah Konservasi, dan secara adrninistratif pengelolaannya dilaksanakan oleh Seksi Konservasi Wilayah II Lombok Timur. Seksi Wilayah Konservasi terbagi ke dalam 6 Resort dan 6 Pos Jaga.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dibagi dan diusulkan menjadi beberapa zona pengelolaan yaitu:
 
1. Zona Inti 20.843,50 Ha
2. Zona Rimba 17.349,50 Ha
3. Zona Pemanfaatan 799,00 Ha
Zona Pemanfaatan Intensif 390,00 Ha
Zona Pemanfaatan Khusus 401,00 Ha
Zona Pemanfaatan Khusus Kultural 75,00 Ha
Zona Pemanfaatan Khusus Wisata 326,00 Ha

4. Zona Lainnya 2.338,00 Ha
Zona Pemanfaatan Tradisional 583,00 Ha
Zona Rehabilitasi 1.755,00 Ha
Total 41.330,00 Ha

Untuk mensukseskan program pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani, secara aktif Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melaksanakan kemitraan pengelolaan dengan berbagai stakeholder terkait yang mencakup instansi pemerintah daerah terkait LSM, masyarakat adat, tokoh agama, kader konservasi, industri parawisata, pramu wisata, porter serta kelompok masyarakat sekitar kawasan.

Bentuk kemitraan pengelolaan yang dapat saksikan antara lain :
1. Pengelolaan Rinjani Trek Center (RTC) Senaru di Senaru.
2. Pengelolaan Pusat Informasi Rinjani (RIC) Sembalu di Sembalun.
3. Pengelolaan Air Panas Sebau di Sebau oleh Gabungan Pemuda Peduli Lingkungan (GP2L) Sebau Lestari.
4. Program Pengembangan daerah penyangga Taman Nasional Gunung Rinjani.
5. Dewan Pembina Treking Rinjani (Rinjani Trecking Management Boord).
6. Bersama WWF Nusa Tenggara Barat dan LSM terkait lain di Nusa Tenggara Barat, aktif dalam pengkajian potensi kawasan, komunikasi dan pengkajian tindak lanjut Partisipatif Rinjani (PAR RINJAN 1).

Alamat Pengelola
Kantor Taman Nasional Gunung Rinjani
Jl. Erlangga 88, Mataram, Nusa Tenggara Barat
Telp. (0370) 627764
E-mail: tngr@indo.net.id

Sumber : Kementerian Kehutanan RI

No comments:

Post a Comment

Flag Counter