Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
No.472/Kpts-II/1993 Tanggal 2 September 1993
Dasar Penetapan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 8009/Kpts-II/2002
Tanggal 29 Agustus 2002
Luas : ± 1.453.500 Ha
Letak :
Provinsi Papua, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Paniai/Nabire.
Koordinat :
01° 43' - 03° 22' LS dan
134° 06' - 135° 10' BT.
Keputusan Menteri Kehutanan
No.472/Kpts-II/1993 Tanggal 2 September 1993
Dasar Penetapan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 8009/Kpts-II/2002
Tanggal 29 Agustus 2002
Luas : ± 1.453.500 Ha
Letak :
Provinsi Papua, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Paniai/Nabire.
Koordinat :
01° 43' - 03° 22' LS dan
134° 06' - 135° 10' BT.
Umum
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan laut (89,8%).
Potensi karang Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30-40% sampai dengan 65,64%.
Selain keanekaragaman hayatinya, kawasan nasional ini juga memiliki potensi budaya masyarakatnya yang masih terjaga dengan baik dan peninggalan sejarah yang sangat luar biasa.
Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Melindungi jenis-jenis hewan laut dan darat yang hampir punah atau yang
terancam.
2. Memelihara habitat-habitat perairan, pantai dan pulau dalam kawasan ini.
3. Melindungi kawasan-kawasan perairan laut yang memiliki nilai biologis yang
tinggi atau keindahan yang menonjol.
4. Menjaga pemanfaatan sumberdaya perairan laut dan pantai secara rasional erta
berkelanjutan untuk kepentingan sekarang dan akan datang.
5. Sebagai suatu obyek penelitian, pendidikan dan rekreasi.
6. Melindungi fungsi daerah aliran sungai di daerah pantai daratan pulau se-
hingga dapat mencegah erosi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup di laut, terutama terumbu karang.
Sejarah
1. Tahun 1990, gugus pulau di dalam Teluk Cendrawasih seluas 1.453.500 ha,
ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut Teluk Cendrawasih
2. Tahun 1993, Cagar Alam Laut Cendrawasih dan daerah sekitarnya dirubah
fungsi menjadi Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih dengan luas
1.453.500 ha
Fisik
Jenis tanah
Jenis tanah yang terdapat di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih selain jenis aluvial, juga jenis tanah kompleks yang mendominasi kawasan dan menyebar di bagian Barat dan Selatan atau daerah-daerah di sepanjang pantai.
Topografi
Bagian darat pada umumnya terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan ketinggian mencapai 915 m dpl.
Iklim
Curah hujan rata-rata : 1.295 mm - 3.708 mm
Temperatur Udara : 21° - 33° C
Kelembaban : 82 - 83 %
Kecepatan angin : 3,5 -9,0 knot, (kecepatan angin dapat mencapai
hingga 22 -23 knots)
Musim Angin Barat : September - Maret dengan angin yang kuat dari arah Barat atau Barat Laut disertai hujan lebat, bercuaca buruk, keadaan ombak besar/gelombang tinggi.
Musim Angin Timur : April - Juli dengan angin yang tidak begitu kuat dari arah Timur atau Tenggara, lautan seringkali tenang.
Musim Peralihan : Agustus (Selama bulan ini cuaca sangat tidak menentu).
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan laut (89,8%).
Potensi karang Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30-40% sampai dengan 65,64%.
Selain keanekaragaman hayatinya, kawasan nasional ini juga memiliki potensi budaya masyarakatnya yang masih terjaga dengan baik dan peninggalan sejarah yang sangat luar biasa.
Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Melindungi jenis-jenis hewan laut dan darat yang hampir punah atau yang
terancam.
2. Memelihara habitat-habitat perairan, pantai dan pulau dalam kawasan ini.
3. Melindungi kawasan-kawasan perairan laut yang memiliki nilai biologis yang
tinggi atau keindahan yang menonjol.
4. Menjaga pemanfaatan sumberdaya perairan laut dan pantai secara rasional erta
berkelanjutan untuk kepentingan sekarang dan akan datang.
5. Sebagai suatu obyek penelitian, pendidikan dan rekreasi.
6. Melindungi fungsi daerah aliran sungai di daerah pantai daratan pulau se-
hingga dapat mencegah erosi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup di laut, terutama terumbu karang.
Sejarah
1. Tahun 1990, gugus pulau di dalam Teluk Cendrawasih seluas 1.453.500 ha,
ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut Teluk Cendrawasih
2. Tahun 1993, Cagar Alam Laut Cendrawasih dan daerah sekitarnya dirubah
fungsi menjadi Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih dengan luas
1.453.500 ha
Fisik
Jenis tanah
Jenis tanah yang terdapat di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih selain jenis aluvial, juga jenis tanah kompleks yang mendominasi kawasan dan menyebar di bagian Barat dan Selatan atau daerah-daerah di sepanjang pantai.
Topografi
Bagian darat pada umumnya terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan ketinggian mencapai 915 m dpl.
Iklim
Curah hujan rata-rata : 1.295 mm - 3.708 mm
Temperatur Udara : 21° - 33° C
Kelembaban : 82 - 83 %
Kecepatan angin : 3,5 -9,0 knot, (kecepatan angin dapat mencapai
hingga 22 -23 knots)
Musim Angin Barat : September - Maret dengan angin yang kuat dari arah Barat atau Barat Laut disertai hujan lebat, bercuaca buruk, keadaan ombak besar/gelombang tinggi.
Musim Angin Timur : April - Juli dengan angin yang tidak begitu kuat dari arah Timur atau Tenggara, lautan seringkali tenang.
Musim Peralihan : Agustus (Selama bulan ini cuaca sangat tidak menentu).
Biotik
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua/Irian Jaya. Beberapa pulau dalam kawasan ini masih memiliki vegetasi yang utuh, sedangkan spesies yang paling dominan adalah jenis Casuarina yang tersebar hampir di setiap pulau. Hutan mangrove tumbuh di sebagian besar garis pantai daratan beberapa pulau besar lainnya; dijumpai 7 jenis pohon mangrove di daerah ini.
Pulau-pulau dalam kawasan ini merupakan habitat yang penting bagi jenis-jenis burung terutama untuk tempat bersarang dan mencari makan. Telah tercatat 37 jenis burung dari 19 famili, ini merupakan sebagian kecil dari jumlah jenis seluruhnya yang ada di dalam kawasan ini.
Potensi karang Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30-40% sampai dengan 65%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.
Fauna
Mamalia; Mamalia terdapat 7 jenis, diantaranya duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan taman nasional ini.
Reptil; Reptil tercatat 6 jenis, dan empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Ikan; Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.
Moluska dan Krustase; Jenis moluska terdapat 207 jenis dari 60 famili, antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), kima raksasa (Tridacna gigas), dan ketam kelapa (Birgus latro).
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua/Irian Jaya. Beberapa pulau dalam kawasan ini masih memiliki vegetasi yang utuh, sedangkan spesies yang paling dominan adalah jenis Casuarina yang tersebar hampir di setiap pulau. Hutan mangrove tumbuh di sebagian besar garis pantai daratan beberapa pulau besar lainnya; dijumpai 7 jenis pohon mangrove di daerah ini.
Pulau-pulau dalam kawasan ini merupakan habitat yang penting bagi jenis-jenis burung terutama untuk tempat bersarang dan mencari makan. Telah tercatat 37 jenis burung dari 19 famili, ini merupakan sebagian kecil dari jumlah jenis seluruhnya yang ada di dalam kawasan ini.
Potensi karang Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30-40% sampai dengan 65%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.
Fauna
Mamalia; Mamalia terdapat 7 jenis, diantaranya duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan taman nasional ini.
Reptil; Reptil tercatat 6 jenis, dan empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Ikan; Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.
Moluska dan Krustase; Jenis moluska terdapat 207 jenis dari 60 famili, antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), kima raksasa (Tridacna gigas), dan ketam kelapa (Birgus latro).
Wisata
Lokasi-lokasi yang dapat dikunjungi, seperti :
1. Pulau Rumberpon (4 jam dari Manokwari); Pengamatan satwa (burung),
penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat
tempur Jepang yang jatuh di laut.
2. Pulau Nusrowi (4 jam dari Manokwari); Menyelam dan snorkeling, wisata
bahari, pengamatan satwa.
3. Pulau Mioswaar (6 jam dari Manokwari); Sumber air panas, air terjun,
menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
4. Pulau Yoop dan perairan Windesi (6 jam dari manokwari); Pengamatan
ikan paus dan ikan lumba-lumba.
5. Pulau Roon (6 jam dari Manokwari); Pengamatan satwa burung, menyelam
dan snorkeling, air terjun, goa-goa berisi tengkorak, adat budaya masyarakat
kampung Yende, Syabes gereja tua yang dibangun jaman zending.
6. Pulau Anggromeos (4 jam dari Nabire); Wisata pantai, flora fauna hutan
daratan pulau, snorkeling, diving, bird watching, dan fishing.
7. Pulau Nutabari, Kumbur, dan Nuburi (1.5 jam dari Nabire); Wisata pantai,
snorkeling, diving, bird watching, dan air tawar di laut.
8. Tanjung Manguar (3 jam dari Nabire);Snorkeling, diving, bird watching,
dan fishing.
9. Pulau Pepaya (2 jam dari Nabire);Snorkeling, diving, bird watching, dan
fishing.
Di Kawasan ini terdapat goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, dan goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
Musim kunjungan terbaik : pada bulan Mei sampai Oktober
Cara mencapai lokasi
Aksesibilitas ke Taman Nasional Teluk secara umum lancar. Untuk mencapai suatu lokasi umumnya dilakukan melalui transportasi laut dan udara. Sedangkan hubungan antar pulau dapat dilakukan dengan perahu bermotor tempel (jukung) Di Pulau Rumberpon dan Pulau Roon telah dibangun pondok wisata yang dapat digunakan untuk beristirahat atau bermalam.
1. Dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Jayapura, Honolulu dan
Darwin dapat menggunakan pesawat terbang langsung ke Biak, selanjutnya dari
Biak menggunakan pesawat terbang ke Manokwari atau Nabire.
2. Dari Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura dapat menggunakan kapal
laut langsung ke Manokwari atau Nabire.
3. Dengan kapal PELNI tujuan Manokwari dan Nabire dengan KM Labobar, KM
Dorolonda, KM Sinabung, dan KM Nggapulu.
4. Dari Manokwari ke lokasi taman nasional yaitu
Manokwari - Distrik Ransiki (angkutan umum ± 3 jam) - Pulau Rumberpon
(longboat ± 2 jam).
Manokwari - Rumberpon (longboat ± 2 jam)
5. Dari Nabire ke lokasi taman nasional
Nabire - Distrik Kwatsisore (longboat ± 2.5 jam)
Nabire - Pulau Pepaya (speedboat ± 2 jam)
Nabire - Pulau Angromeos (Speedboat ± 3.5 jam)
Lokasi-lokasi yang dapat dikunjungi, seperti :
1. Pulau Rumberpon (4 jam dari Manokwari); Pengamatan satwa (burung),
penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat
tempur Jepang yang jatuh di laut.
2. Pulau Nusrowi (4 jam dari Manokwari); Menyelam dan snorkeling, wisata
bahari, pengamatan satwa.
3. Pulau Mioswaar (6 jam dari Manokwari); Sumber air panas, air terjun,
menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
4. Pulau Yoop dan perairan Windesi (6 jam dari manokwari); Pengamatan
ikan paus dan ikan lumba-lumba.
5. Pulau Roon (6 jam dari Manokwari); Pengamatan satwa burung, menyelam
dan snorkeling, air terjun, goa-goa berisi tengkorak, adat budaya masyarakat
kampung Yende, Syabes gereja tua yang dibangun jaman zending.
6. Pulau Anggromeos (4 jam dari Nabire); Wisata pantai, flora fauna hutan
daratan pulau, snorkeling, diving, bird watching, dan fishing.
7. Pulau Nutabari, Kumbur, dan Nuburi (1.5 jam dari Nabire); Wisata pantai,
snorkeling, diving, bird watching, dan air tawar di laut.
8. Tanjung Manguar (3 jam dari Nabire);Snorkeling, diving, bird watching,
dan fishing.
9. Pulau Pepaya (2 jam dari Nabire);Snorkeling, diving, bird watching, dan
fishing.
Di Kawasan ini terdapat goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, dan goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
Musim kunjungan terbaik : pada bulan Mei sampai Oktober
Cara mencapai lokasi
Aksesibilitas ke Taman Nasional Teluk secara umum lancar. Untuk mencapai suatu lokasi umumnya dilakukan melalui transportasi laut dan udara. Sedangkan hubungan antar pulau dapat dilakukan dengan perahu bermotor tempel (jukung) Di Pulau Rumberpon dan Pulau Roon telah dibangun pondok wisata yang dapat digunakan untuk beristirahat atau bermalam.
1. Dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Jayapura, Honolulu dan
Darwin dapat menggunakan pesawat terbang langsung ke Biak, selanjutnya dari
Biak menggunakan pesawat terbang ke Manokwari atau Nabire.
2. Dari Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura dapat menggunakan kapal
laut langsung ke Manokwari atau Nabire.
3. Dengan kapal PELNI tujuan Manokwari dan Nabire dengan KM Labobar, KM
Dorolonda, KM Sinabung, dan KM Nggapulu.
4. Dari Manokwari ke lokasi taman nasional yaitu
Manokwari - Distrik Ransiki (angkutan umum ± 3 jam) - Pulau Rumberpon
(longboat ± 2 jam).
Manokwari - Rumberpon (longboat ± 2 jam)
5. Dari Nabire ke lokasi taman nasional
Nabire - Distrik Kwatsisore (longboat ± 2.5 jam)
Nabire - Pulau Pepaya (speedboat ± 2 jam)
Nabire - Pulau Angromeos (Speedboat ± 3.5 jam)
Pengelolaan
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih dikelola oleb Balai Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih
Jl. Trikora Wosi Kotak Pos 229, Manokwari 98312
Telp. (0986) 212212 Fax No. 214719
E-mail : btntc@manokwari.wasantara.net.id
Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih dikelola oleb Balai Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih
Jl. Trikora Wosi Kotak Pos 229, Manokwari 98312
Telp. (0986) 212212 Fax No. 214719
E-mail : btntc@manokwari.wasantara.net.id
No comments:
Post a Comment