Home » , » Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

TAMAN NASIONAL
BANTIMURUNG BULUSARAUNG


Dasar Penunjukan :  
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK.398/Menhut-II/2004
Tanggal 18 Oktober 2004.

Luas : ± 43.750 Ha

Letak:
Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros dan Pangkep.

Koordinat :
119°34'11" - 119°55'13" BT dan
04°43'10" - 05°07'12" LS

Umum
Bukit kapur Maros Pangkep yang berbentuk tower adalah merupakan kawasan karst yang terluas kedua di dunia, sesudah yang terdapat di Cina bagian Tenggara. Ekosistem karst adalah merupakan ekosistem unik, karena terdiri dari ekosistem endokarst dan exokarst yang saling berhubungan dan saling ketergantungan.

Peta Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Ekosistem Karst Maros-Pangkep, memiliki lansekap karst yang unik. Gua-guanya berornamen stalaktit dan stalakmit, bernilai historis/situs purbakala, berpanorama alam indah yang dapat dikembangkan sebagai laboratorium alam untuk mendukung ilmu pengetahuan dan pendidikan konservasi alam serta kepentingan ekowisata.

Kawasan hutan ini juga merupakan daerah tangkapan air bagi kawasan di bawahnya dan merupakan hulu beberapa sungai penting di Provinsi Sulawesi Selatan seperti Sungai Walanea, Sungai Pangkep, Sungai Pute dan Sungai Bantimurung.

Sejarah Kawasan
- Kelompok Hutan Bantimurung-Bulusaraung seluas ± 3.879.771 hektar merupakan kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi wilayah Kabupaten Maros dan Pangkep terdiri dari cagar alam Karaenta, Bantimurung dan Bulusaraung, taman wisata alam Bantimurung dan Gua Pattunuang, dan selebihnya berupa hutan lindung, hutan produksi terbatas serta hutan produksi tetap.
- Tahun 2004, Kelompok Hutan Bantimurung seluas ± 43.750 hektar terdiri dari cagar alam seluas ± 10.282,65 hektar, taman wisata alam seluas ± 1.624,25 hektar, hutan lindung seluas ± 21.343,10 hektar, hutan produksi terbatas seluas ±145 hektar dan hutan produksi tetap seluas ± 10.355 hektar terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, dirubah fungsinya menjadi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Pintu Gerbang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Fisik
Geologi dan Tanah

Geologi kawasan ini dikelompokkan berdasarkan jenis batuan yang didasarkan pada ciri-ciri litologi dan dominasi dari setiap satuan batuan.

Formasi-formasi tersebut antara lain adalah:
- Formasi Balang Baru; yang terdiri dari perselingan serpih dengan batu pasir, batu lanau, dan batu lempung.
- Batuan Gunung Api Terpropilitkan; yang terdiri dari breksi dan lava.
- Formasi Malawa; yang terdiri dari batu pasir kuarsa, batu lanau, batu lempung dan konglomerat dengan sisipan atau lensa batu-bara.
- Formasi Tonasa; terdiri dari batu-gamping pejal, bioklastik, kalkarenit, koral dan kalsirudit bersisik.
- Formasi Camba; terdiri dari perselingan batuan sedimen laut dan batuan gunung api, yaitu batu pasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir, batulanau dan batulempung.
- Batuan Gunung Api Formasi Camba; terdiri dari breksi, lava, dan konglomerat. Terdiri dari pragment andesit dan basal, matrik dan semen tufa halus hingga pasir.
- Batuan Gunung Api Baturape-Cindako; terdiri dari lava dan breksi gunung api, bersisipan tufa dan konglomerat.
- Batuan trobosan; terdiri dari granodiorit, andesit, diorit, trakit dan basal piroksin.
- Endapan Alluvium pantai dan sungai; berupa pasir, lempung, bongkah, kerakal, kerikil, pasir.

Air Terjun Bantimurung
Tanah
Ada dua jenis tanah yang umum ditemukan di Bukit Kapur Maros Pangkep, dimana keduanya kaya akan kalsium dan magnesium, yaitu:
1. Rendolit yang mempunyai warna kehitaman karena tingginya kandungan bahan organik, dan
2. Eutropepts yang merupakan turunan dari inceptisol, berwarna terang dan sangat dangkal.

Topografi
Topografi kawasan ini dikelompokan ke dalam tiga bagian besar, yakni:
1. Daerah dengan topografi pegunungan. Terletak di bagian Utara dan Tengah dengan puncak tertinggi Gunung Bulusaraung (1.300 m dpl), yang dicirikan berupa kenampakan topografi relief tinggi, terjal dan tekstur topografi kasar
2. Daerah dengan topografi perbukitan.
3. Daerah dengan topografi dataran

Iklim
Tipe iklim : C (Schmidt & Fergusson)
Suhu rata-rata: 29°C
Kecepatan Angin : rata-rata 3 knot dan maksimum 20 knot.
Musim hujan : November-April, dan
Musim kemarau : Juli-September.

Hidrologi
Kawasan ini merupakan hulu dari beberapa sungai besar di Sulawesi Selatan, antara lain Sungai Walanae, Sungai Pute, Sungai Pangkep dan Sungai Bantimurung/Maros. Disamping itu juga ditemukan beberapa mata air dan sungai kecil, terutama di wilayah kars, serta air bawah tanah/danau bawah tanah pada sistem guanya.

Air Terjun Bantimurung
Biotik
Flora

Ekosistem karst Maros-Pangkep, memiliki berbagai jenis flora, antara lain : bintangur (Calophyllum sp.), beringin (Ficus sp.), nyatoh (Palaquium obtusifolium), bayur (Pterospermum sp), dao (Dracontomelon dao), aren (Arenga pinnata), kenanga (Cananga odoratum), bitti (Vitex cofassus), dan kemiri (Aleurites moluccana) serta flora endemik Sulawesi, yaitu kayu hitam (Diospyros celebica).

Fauna
Berbagai jenis satwa liar yang khas dan endemik diantaranya :
Mamalia
Kelelawar; Di kawasan ini kelelawar merupakan "Key stone species". Keluarga kelelawar dari genus pteropus yang mempunyai peranan penting dalam penyerbukan dan penyebaran biji dari kurang lebih 100 jenis tumbuhan di daerah tropik. Kelelawar ini juga membawa sisa-sisa makanan ke dalam gua yang sangat dibutuhkan oleh organisme penghuni gua lainnya. Jenis kelelawar yang ditemui di kars Maros adalah kelelawar buah (Pteropus sp) dan kelelawar gua (Eunycteris sp).

Kuskus; Kuskus adalah satu-satunya komponen mamalia Irian-Australia yang sebarannya sampai ke Sulawesi. Kuskus yang ditemukan di Karaenta adalah jenis endemik Sulawesi, yaitu kuskus Sulawesi (Phalanger celebencis) dan kuskus beruang (P. Ursius).

Musang Sulawesi; Musang Sulawesi (Macrogolidia mussenbracecki), adalah mamalia kecil pemakan buah dan merupakan satwa endemik Sulawesi.

Tarsius; Tarsius adalah merupakan primata terkecil di dunia. Terdapat 2 jenis tarsius di Sulawesi, namun belum ada informasi jenis yang ada di kawasan ini.

Burung; Jenis burung yang terdapat di kawasan ini, diantaranya burung enggang besar (Ryticeros cassidix), burung enggang hitam (Pycnonotus aurigaster), burung kucica (Saxicola caprata), burung raja udang (Halsion cloris), punai (Treron sp.), pelatuk (Dendrocarpus teiminkii), kakak tua putih (Cacatua sulphurea), kakak tua hijau "Danga" (Tanicnatus sumatranus), dan ayam hutan (Gallus gallus).

Kupu-Kupu; Terdapat 103 jenis kupu-kupu yang ditemukan di hutan Bantimurung, dengan jenis endemik antara lain Papilio blumei, P. polites, P. Satapses, Troides haliptron, T. Helena, T. Hypolites, dan Graphium androcles. Papilio blumei, dan Troides haliptron yang merupakan jenis dengan sebaran sangat sempit, yakni pada habitat di pinggiran sungai.

Amfibi dan reptil; Jenisnya antara lain katak (Rana sp), ular piton (Phyton reticulatus), ular daun, ular air, biawak besar (Varanus sp), biawak kecil bertelinga, kadal terbang dan kadal biasa.

Goa Pattunuang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Wisata
Kawasan Bantimurung, Gua Pattunuang dan Cagar Budaya Leang-Leang merupakan pusat-pusat pariwisata yang telah berkembang dan dikenal bahkan sampai mancanegara. Atraksi kehidupan kupu-kupu yang hidup liar di Bantimurung dan keindahan panorama alamnya merupakan daya tarik yang luar biasa bagi para wisatawan.

Gua-gua di bukit Maros-Pangkep dengan stalaktit dan stalakmitnya yang sangat indah dan belum banyak terjamah, merupakan obyek wisata minat khusus yang menantang para penjelajah gua.

Disamping gua, banyak juga dijumpai air terjun, mata air panas, demikian juga sungai-sungai yang mengalir di kawasan ini dengan latar belakang pemandangan kawasan kars telah mulai diminati oleh para wisatAwan lokal.

Air Terjun Bantimurung
Cara mencapai lokasi
Letak kawasan ini sangat strategis karena hanya ± 1 jam saja dari kota makasar melalaui jalan aspal dengan alat transportasi kendaraan roda empat.

Pengelolaan
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung sementara masih dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan I, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Alamat Pengelola Kantor
Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan I
Jl. Balang Baru No 11 POBOX 1144 Makassar
No. Telp.0411-852709, Fax. 0411-314513 Via Wartel
Sumber : Kementerian Kehutanan RI

No comments:

Post a Comment

Flag Counter