TAMAN NASIONAL LAUT KARIMUN JAWA
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 78/Kpts-II/1999
Tanggal 22 Pebruari 1999
Luas : ± 110.117,30 Ha
Letak : Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara
Koordinat :
110° 05' - 110° 31' BT dan
05° 40' - 05° 55' LS.
Peta Taman Nasional Laut Karimun Jawa |
Umum
Nama Karimunjawa berasal dari zaman Sunan Muria yaitu salah satu tokoh penyebar Agama Islam. Sunan Muria pada saat itu melihat sekelompok pulau di pantai utara yang terlihat samar-samar (kremun-kremun soko Jowo) maka seketika itu pula, pulau-pulau itu diberi nama Pulau Karimunjawa. Taman Nasional Laut Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 buah, lima buah pulau diantaranya telah menjadi pulau pemukiman yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Kawasan ini mempunyai tipe ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah dengan jenis pohon khas setempat yaitu pohon dewondaru dan pohon kalimosodo.
Disamping mempunyai ekosistem asli, kepulauan Karimunjawa merupakan tempat berkembang-biaknya berbagai jenis ikan, termasuk ikan-ikan yang mempunyai nilai ekonomi dan sebagai sumber pemasok benih daerah tangkapan ikan para nelayan di Pantai Utara Pulau Jawa.
Kawasan ini memiliki peninggalan-peninggalan Sunan Nyamplungan atau yang bernama asli Amir Hasan (putra Sunan Muria) yaitu misalnya masih terdapatnya ikan lele (Clarias meladerma) tanpa patil, makam Nyamplungan, kayu dewodaru, kayu sentigi, kayu kalimosodo, dan ular edhor yang hingga saat ini pula tetap dikeramatkan oleh penduduk Karimun Jawa.
Sejarah
- Tahun 1986, kawasan Karimunjawa merupakan kawasan Cagar Alam Laut, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.123/Kpts-II/1986, tanggal 9 April 1986.
- Tahun 1988, kawasan Karimunjawa dinyatakan sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.161/Menhut-II/1988, tanggal 23 Februari 1988.
- Tahun 1999, kawasan Karimunjawa yang meliputi 22 pulau seluas 111.625 Ha ditetapkan sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.78/Kpts-II/1999, tanggal 22 Februari 1999.
- Tahun 2001, Taman Nasional Karimunjawa termasuk Pulau Karimunjawa (1.285,50 Ha) dan Pulau Kemujan (222,20 Ha) ditetapkan sebagi taman nasional dengan luas 110.117,30, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.74/Kpts-II/2001, tanggal 15 Maret 2001.
Fisik
Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 pulau besar dan kecil. 22 pulau merupakan kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa yang memempunyai luas 110.117,30 Ha., mencakup Pulau Karimunjawa yang merupakan pulau terbesar mempunyai seluas 1.285,50 Ha, Pulau Kemujan 222,20 Ha dan kawasan perairan di sekitarnya seluas 110.117,30 Ha.
Geologi dan Tanah
Pulau Karimunjawa; Jenis tanah yang ada di Pulau Karimunjawa adalah Litosol yang terdapat di daerah bertopografi perbukitan dengan bahan induk terdiri dari batu pasir kuarsa, batu pasir mikaan, dan batu lanau kuarsa. Tanah di daerah perkebunan kelapa bertekstur pasir, berwarna hitam, mempunyai kedalaman sampai 20 cm, dan di lapisan dalamnya ditemukan pasir kuarsa sehingga memberikan indikasi bahwa dulunya daerah ini merupakan daerah pantai. Pasir kuarsa tersebut merupakan hasil deposisi proses erosi yang berasal dari daerah pegunungan.
Solum tanahnya antara 0,5 - 1 meter, tekstur pasir bergeluh, struktur remah, kondisi tanah gembur, bahan organik berkadar rendah (7,64%), PH 5,5, warna tanah 7,5YR 4/4W, dan DHL 171,5 mohs/cm. Pada lahan sawah yang ada, tekstur bagian bawah dijumpai pasir yang tebalnya sampai beberapa meter. Tekstur tanah di daerah perkebunan palawija dibandingkan dengan perbukitannya, hampir tidak terjadi perbedaan. Di daerah tegalan telah terbentuk horison Ap (horison pengelolaan). Substrat dasar tanah di daerah Legon/teluk dijumpai bertingkat-tingkat (wellgred), mulai dari kuarsa kerikil kecil (gravel), kuarsa pasir hingga kuarsa tanah liat. Tanah di daerah Legon berbeda dengan tanah-tanah di tempat lainnya, karena selain mengandung pasir juga mengandung tanah liat dan lumpur yang berasal dari humus.
Pulau Kemujan; Jenis tanah di Pulau Kemujan tergolong Grumosol kelabu tua, yaitu berupa batu pasir kuarsa, batu pasir mikaan, batu lanau kuarsa, dan sedikit rekahan-rekahan koral yang termasuk substrat campuran (substrat berpasir dan campuran gravel). Pada bagian sepanjang pantainya ditemukan endapan liat. Kondisi fisik tanah di Pulau Kemujan relatif sama seperti di Pulau Karimunjawa.
Pulau Parang dan Pulau Nyamuk; Kondisi tanah Pulau Parang dan Pulau Nyamuk relatif hampir sama. Kedua pulau ini tanahnya mempunyai kondisi yang berbeda dengan kondisi tanah di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Di daerah dataran rendah tanahnya bertekstur geluh berlumpur, geluh berpasir ; struktur remah, konsistemnsi lemah gembur hingga sangat gembur. Kadar bahan organiknya termasuk rendah, Pulau Parang 8,24% dan Pulau Nyamuk 6,31%.
Penduduk di Pulau Parang mendapatkan air bersih untuk keperluan rumah tangga dengan menggali sumur-sumur sedalam 10-15 meter. Tidak terdapat mata air dan sungai di pulau ini, tetapi terdapat danau yang berada di tengah-tengah pulau. Keberadaan danau ini sangat membantu penduduk untuk mencukupi kebutuhan pengairan bagi aktivitas pertaniannya. Di Pulau Nyamuk, untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya juga didapat dari sumur yang di buat sedalam kurang lebih 5 m.
Topografi
Topografi kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa berupa dataran rendah yang bergelombang dengan ketinggian antara 0-506 m dpl. Terdapar 2 bukit, yaitu Bukit Gajah dan Bukit Bendera yang merupakan puncak tertinggi.
Pada umumnya topografi dasar perairan Kepulauan Karimunjawa pantainya berpasir, semakin ke tengah terdapat gugusan terumbu karang yang mengelilingi pulau dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari 0,5-20 meter.
Pulau Kemujan; Pulau Kemujan merupakan pulau terbesar ke dua di gugusan Kepulauan Karimunjawa. Terletak di sebelah utara Pulau Karimunjawa dengan topografi umumnya berupa dataran rendah sampai perbukitan bergelombang di bagian tengahnya.
Pulau Parang dan Pulau Nyamuk; Pulau Parang dan Pulau Nyamuk letaknya berdekatan, dan kedua pulau ini berada di bagian barat Kepulauan Karimunjawa serta keduanya mempunyai karakteristik yang hampir sama.
Pulau Parang yang mempunyai luas 690 Ha termasuk pulau yang berpenduduk. Topografinya di bagian selatan datar dan semakin ke utara ketinggian meningkat berkisar antara 25-30 m dpl.
Pulau Nyamuk seluas 125 Ha dimiliki oleh penduduk. Topografinya lebih tinggi dan lahannya lebih subur dibanding dengan Pulau Parang.
Oseanografi
Pada musim barat atau barat laut, arus kuat di perairan Kepulauan Karimunjawa berasal dari Laut Cina Selatan sedangkan pada musim timur atau tenggara kecepatan arus permukaan dapat hanya mencapai 8-25 cm per detik. Kondisi yang demikian itu, ternyata sangat mempengaruhi kehidupan perairan, terutama ekosistem terumbu karang.
Hidrologi
Di kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa tidak terdapat sungai besar, tetapi terdapat 5 mata air besar, yaitu Karupan (Pancuran Belakang), Legon Goprak, Legon Lele, Cikmas dan Nyamplungan yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan memasak oleh masyarakat sekitarnya.
Iklim
Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa termasuk tipe iklim C dengan rata-rata curah hujan 3.000 mm per tahun. Temperatur udara berkisar antara 30°-31°C.
Hujan turun sepanjang tahun, tetapi dalam bulan April-November jumlah hari hujan rata-rata 10 hari hujan tiap tahunya. Terutama pada bulan Juni, hujan rata-rata hanya 1 hari. Bulan April-November disebut musim kering atau musim kemarau. Sebaliknya Desember-Maret, disebut musim penghujan. Bersamaan musim hujan, angin bertiup sangat kuat dari arah barat (musim barat), sehingga menimbulkan gelombang laut yang besar, yang tidak menguntungkan bagi pelayaran. Gelombang laut besar terjadi juga pada bulan Juli-Agustus, ketika angin bertiup sangat kuat dari arah timur (musim timur).
Biotik
Kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa merupakan kawasan konservasi yang mempunyai ekosistem relatif lengkap dan terdapatnya jenis pohon dewondaru dan pohon kalimosodo yang oleh sebagian besar suku Jawa dipercayai mempunyai kekuatan supranatural.
Ekosistem
Berdasarkan ketinggian tempat, kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa dibagi menjadi 5 tipe ekosistem, yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun, mangrove, hutan pantai, dan hutan hujan tropis dataran rendah.
Ekosistem Terumbu Karang : Secara keseluruhan di Kepulauan Karimunjawa telah ditemukan 66 famili karang keras, 290 jenis ikan, 7 jenis kima, 3 jenis penyu, serta berbagai jenis organisme laut lainnya seperti molusca, anemon, sponge, karang lunak, krustasea, dan cacing laut.
Ekosistem Padang Lamun : Padang Lamun tersebar di seluruh perairan Taman Nasional Laut Karimunjawa hingga pada kedalaman 25 m. Struktur komunitasnya tersusun atas 8 jenis, yaitu Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium isoetilium, Thalassia hemprichi, Thalassodensron ciliatum. Dengan persentase penutupan dan kerapatan relatif cukup banyak pada jenis Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis (Abidin dkk, 2004).
Ekosistem Hutan Mangrove : Terdapat 44 jenis mangrove, 1 jenis diantaranya termasuk langka di dunia yaitu pohon duduk (Schyphiphora hidrophillacea) (Sunyoto dkk, 2002). Hutan mangrove di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan didominasi oleh jenis Exoccaria agallocha sedang jenis yang penyebarannya paling luas adalah Rhizophora stylosa (Hermawan, 1997)
Ekosistem Hutan Pantai : Vegetasi hutan pantai dicirikan oleh adanya pohon ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir (Scaerota frustescens), sentigi (Pemphis acidula), dan waru (Hibiscus tiliaceus).
Ekosistem Hutan Hujan Dataran Rendah : Berdasarkan hasil eksplorasi flora yang dilakukan oleh LIPI, ditemukan 124 jenis dan 5 suku flora di kawasan hutan hujan tropis dataran rendah. Jenis-jenis yang umum dikenal antara lain sentul (Sandoricum koetjape), ande-ande (Antidesma montanum), berasan (Gomphia serrata), gondoria (Bouea macrophylla), dewadaru (Fragrarea eleptica), kalimosodo (Cordia subcordata), dan sawo kecil (Manilkara kauki).
Flora
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Laut Karimunjawa yaitu pohon dewondaru (Crystocalyx macrophyla) yang tumbuh di hutan hujan dataran rendah.
Tumbuhan yang terdapat pada padang lamun dan algae terdiri dari 3 divisi yaitu Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Hutan pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan adanya pohon ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir (Scaerota frustescens), waru laut (Hibiscus tilliaceus), dan bakau hitam (Rhizophora mucronata).
Terumbu karang di Taman Nasional Laut Karimunjawa terdiri dari terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Kekayaan jenisnya mencapai 45 genus dengan lebih dari 90 jenis biota karang serta 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang hitam (Anthipates spp.) dan karang merah (Tubipora musica).
Biota laut lainnya yang dilindungi antara lain kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Cheronia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima.
Fauna
Mamalia: Keanekaragaman satwa darat di taman nasional ini tidak terlalu banyak dibandingkan dengan satwa perairannya. Mamalia darat yang umum dijumpai, antara lain rusa (Cervus timorensis), trenggiling (Manis javanica), dan kera ekor panjang (Macaca fascicularis).
Burung: Ditemukan 54 jenis burung yang meliputi 27 famili. 16 jenis burung tersebut merupakan jenis yang dilindungi undang-undang. Jenis-jenis burung yang sering dijumpai antara lain pergam ketanjar (Ducula rosacea), elang laut perut putih (Haliatus leucogaster), trocokan (Picnonotus govier), dan betet karimunjawa (Psitacula alexandri).
Reptil dan Amphibia : Menurut Mogea dkk (2003), terdapat 16 jenis reptil dan 2 jenis amphibia di kawasan taman nasional laut ini, antara lain ular edhor (Calloselasma rhodostoma), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Disamping itu di kawasan ini juga terdapat tidak kurang dari 290 jenis ikan, 7 jenis kima, serta berbagai jenis organisme laut lainnya seperti molusca, anemon, sponge, karang lunak, krustasea, dan cacing laut.
Wisata
Wisata Alam Darat
Hiking/trecking dan camping : aktifitas ini dapat dilakukan di beberapa pulau antara lain di Pulau Karimunjawa pada Camping Ground Legon Lele yang mempunyai jalur trail sepanjang 2,5 km dan terdapat arboretum seluas 1 Ha. Hiking dapat dilakukan pada jalur trail Bukit Bendera, Bukit Tengkorang, Bukit Maming, dan di jalan setapak yang ada di hutan mangrove yang berlokasi di Terusan. Jalur hiking tersebut telah dilengkapi dengan pedoman interpretasi.
Canoing : kegiatan bersampang di hutan mangrove dapat dilakukan di Pulau Kemujan.
Sun Bathing : aktivitas ini dapat dilakukan di sebelah barat Pulau Menjangan Besar dan Kecil.
Caving : wisata penelusuran goa dapat dilakukan di Goa Sarang yang terdapat di Pulau Parang.
Pengamatan Penyu : pengamatan penyu dapat dilakukan di Pulau Sintok pada musim penyu bertelur.
Bird Watching : dapat dilakukan di zona perlindungan wilayah daratan.
Wisata Alam Perairan
Diving : Hampir di seluruh pulau di Kepulauan Karimunjawa dikelilingi terumbu karang hingga kedalaman 20 meter. Keindahan dan banyaknya jenis biota laut yang ada sangat mendukung kegiatan oleh raga selam ini.
Disekitar Pulau Kemujan terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada tahun 1955. Saat ini bangkai kapal tersebut menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk lokasi penyelaman (wreck diving).
Wisata budaya
Reog Barongan dan Pencak Silat : kesenian rakyat yang hampir punah ini walaupun bukan merupakan kesenian ciri khas Karimunjawa, tetapi sampai saat ini masih ada yang mencoba mempertahankannya.
Perkawinan Suku Bugis : merupakan acara perkawinan tradisional yang banyak memerlukan syarat-syarat seperti adanya acara Mapuce-puce, Masuro, Madupa, Mappaenre belanja, dan pesta Anggaukeng.
Upacara Peluncuran Perahu : yaitu syukuran telah selesainya pembuatan perahu dan berharap agar perahu yang nantinya akan dioperasikan tidak terjadi aral-melintang dikemudian hari. Acara ritual ini adalah mendorong perahu ke arah laut, kemudian dilepas tanpa pengemudi sampai perahu berhenti dengan sendirinya.
Ziarah : Makam Sunan Nyamplungan yang terletak di dukuh Nyamplungan Pulau Karimunjawa, merupakan obyek wisata religi yang sering dikunjungi wisatawan. Sunan Nyamplungan yang dikenal sebagai Sunan Muria adalah murid Sunan Kudus dan merupakan orang pertama yang mendiami Pulau Karimunjawa.
Sumur Wali : merupakan sumur yang disucikan. Konon apabila pengunjung dapat menemukan air dan berhasil mengambilnya, dipercaya akan mendatangkan keberuntungan.
Cara mencapai lokasi
Perjalanan Laut : Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa dapat ditempuh dengan menggunakan kapal reguler dari Pelabuhan Kartini di Jepara. Transportasi laut tersebut berlayar 2 kali seminggu dan waktu perjalanannya kurang lebih 6 jam. Dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terdapat kapal reguler dengan perjalanan 4 kali seminggu.
Perjalanan Udara : dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewodaru di Pulau Kemujan; saat ini pernerbangan hanya dilakukan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort) sebagai paket perjalanan wisata yang dikelolanya.
Pengelolaan
Taman Nasional Laut Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Laut Karimunjawa, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Laut Karimunjawa
Jl. Menteri Supeno I, No. 2, Semarang - 50241
Telp. (024) 8319709.
E-mail : btnkj@dephut.cbn.net.id
Sumber : Kementerian Kehutanan RI
Kantor Balai Taman Nasional Laut Karimunjawa
Jl. Menteri Supeno I, No. 2, Semarang - 50241
Telp. (024) 8319709.
E-mail : btnkj@dephut.cbn.net.id
Sumber : Kementerian Kehutanan RI
No comments:
Post a Comment