Home » » Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU

Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 162/Kpts-II/1995 tanggal 21 Maret 1995
Ditetapkan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 6310/Kpts-II/2002 tanggal 13 Juli 2002
Luas : 107.489 Ha
Letak : Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

Koordinat :
106 25 - 106 37 BT dan
05 23 - 05 40 LS
Peta Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
Umum
Kepulauan Seribu sedikitnya memiliki 3 (tiga) unsur yang memberikannya warna dan kekuatan sebagai taman nasional, yaitu kekayaan keanekaragaman hayatinya, keindahan panorama alamnya dan dukungan kawasan ini terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.
Kepulauan Seribu merupakan kawasan perairan yang masih memiliki terumbu karang yang cukup baik,dan banyak diantaranya termasuk jenis langka dan dilindungi. Kondisi terumbu karang ini sangat erat hubungannya dengan keberadaan dan kelimpahan biota laut lainnya yang dapat hidup di dalamnya.
Mata pencaharian masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan taman nasional pada umumnya sebagai nelayan, sehingga kelangsungan kawasan ini sangat berpengaruh dalam memelihara stok dan penyediaan ikan bagi kawasan sekitarnya.
Disamping itu keindahan panorama Kepulauan Seribu dan letaknya yang sangat strategis, yaitu sangat dekat dengan Ibu Kota DKI Jakarta, sebagai potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan tujuan ekowisata.

Sejarah Kawasan
Penetapan kawasan ini dimulai dengan penerbitan berbagai peraturan pemerintah yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam, antara lain :
a. Tahun 1962, Peraturan Daerah Kotapraja Jakarta Raya tentang Pengambilan Batu Karang, dll yang juga disebut sebagai Peraturan Batu Karang Jakarta Raya 1960.
b. Tahun 1969, Peraturan Pengamanan Penggunaan Tanah di Kepulauan Seribu.
c. Tahun 1970, Peraturan Penutupan Perairan di sekeliling taman-taman karang di Gugusan Kepulauan Seribu untuk Penangkapan Ikan oleh Nelayan sebagai Mata Pencaharian (profesional).
d. Tahun 1970, Peraturan Larangan Penangkapan Ikan dengan Mempergunakan Alat bagan di Lautan/Perairan Dalam Wilayah Daerah Ibukota Jakarta.
e. Tahun 1972, Ketentuan dan Persyaratan Pemberian Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah untuk Mengusahakan/ Menempati Pulau-pulau di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
f. Mengingat potensi sumberdaya alam yang besar, tahun 1982 Menteri Pertanian menetapkan sebagian wilayah seluas 108.000 Ha sebagai Cagar Alam Laut Pulau Seribu.
g. Tahun 1982, diumumkan sebagai Calon Taman Nasional.
h. Tahun 1986, dilakukan pembagian Zona di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu.
i. Tahun 1995, Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu seluas 108.000 Ha menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
j. Tahun 2001, berdasarkan Berita Acara Tata Batas dan Peta diketahui luas Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu adalah 107.489,00 Ha.
k. Tahun 2002, Penetapan Kawasan Pelestarian Taman Nasional Laut kepulauan Seribu seluas 107.489,00 Ha.

Fisik
Geologi dan Tanah
Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terdiri dari perairan laut yang mempunyai pulau-pulau karang tersebut terbentuk di atas koloni binatang karang yang sudah mati. Koloni ini awalnya tumbuh pada dasar laut yang dangkal, kemudian muncul di atas permukaan laut dan mengalami pelapukan.
Pada akhirnya di atas daratan karang yang telah lapuk itu tumbuh rumput, semak belukar, beberapa jenis pohon dan terwujudlah pulau-pulau yang sekarang ada.

Topografi
Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mencakup 78 pulau yang tersebar dari Utara ke Selatan membentuk gugusan pulau-pulau yang memiliki kesamaan morfologis dan oceanografis. Kawasan ini merupakan perairan laut dangkal dengan pulau-pulau (gosong), rataan terumbu karang (reef flat).

Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan daratan rendah pantai dan perairan yang diklasifikasikan ke dalam 4 daerah, yaitu :
- Daerah sub litoral ; bagian pantai dari batas air surut terendah sampai dasar perairan.
- Daerah litoral ; bagian pantai yang terletak antara batas pasang tertinggi dan surut terendah.
- Daerah supra litoral ; bagaian pantai yang tidak pernah terendam laut maupun pada saat pasang tertinggi
- Daratan.

Iklim dan curah hujan
Menurut tipe iklim Schmidt ferguson, kawasan Kepulauan Seribu termasuk tipe iklim A. Curah hujan rata-rata 3,015 mm per tahun dengan temperatur berkisar antara 21 C-34 C dengan kelembaban rata-rata 89. Kekuatan arus laut rata-rata berkisar antara 20-40 cm/detik, sedangkan perubahan pasang surutnya sekitar 1,5-2 meter menurut musim.

Biotik
Kekayaan kehidupan laut Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu meliputi karang keras/lunak kurang lebih 257 jenis yang hidup di perairan dengan kedalaman kurang dari 30 meter, antara lain susu bundar (Trochus niloticus), kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), dan batu laga (Turbo marmoratus). 232 jenis ikan, 4 jenis kima, antara lain kima lubang (Tridacna crocea), kima besar (Tridacna maxima), kima pasir (Hippopus hippopus), dan kima sisik (Tridacna squamosa). 3 (tiga) kelompok alga/rumput laut; Rhodophyta, terdiri dari 5 jenis antara lain Acanthopora muscuides, A spicifera, Gracilaria sallcorna, Amphipoa fragilissima dan Laurencia obtusa, H. laccunalis, H. gracilis, Caulerpa racemosa, C. sertularoides, Boergesenia porbesii, dan Ulva lactura dan Paeophyta terdiri dari 2 jenis; Padina australis dan Sargassum binderi, serta 24 jenis burung pantai.

Ekosistem
Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai tipe ekosistem laut dan pesisir yang meliputi terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau.
Terumbu karang ; Terdiri dari karang keras, antara lain Acropora sp, Montipora spp, Pavona spp, Goniophora spp, dan Turbinaria spp, dan karang lunak, antara lain Lobophytum sp, Sarcophyton sp, Trochellophorum sp, Xenia sp, Sinularia sp, dan Alcyonaria sp.),
Padang lamun; terdiri dari 6 jenis, yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Holodule uninervis, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium,.
Mangrove; terdiri dari bakau (Bruguiera sp, Rhyzophora stylosa, Sonneratia alba, sentigi (Phempis phempis), Seruni (Wedella biflora), dan Avicennia merina).

Flora
Umumnya tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu didominasi oleh tumbuhan pantai seperti kelapa (Cocos nucifera), pandan (Pandanus sp), cemara laut (Casuarina equisetifolia), mengkudu (Morinda citrifolia), butun (Barringtonia asiatica), ketapang (Terminalia catappa), nyamplung (Calophylum inophylum), dan kecundang (Cerbena adollam), sukun (Artocarpus altilis), jenis-jenis bakau (Bruguiera sp, Rhyzophora stylosa, Sonneratia alba, sentigi (Phempis phempis), seruni (Wedella biflora), dan Avicennia merina).

Fauna
Mamalia; Antara lain Lumba-lumba hidung botol (Tursiop sp).
Burung; Antara lain camar laut (Sterna sp), trinil (Tringa sp), gagak (Carvus enca), kepondang (Oriolus chinensis), saeran (Crysirina temia), wili-wili (Esacus magnirotris), burung buah (Artamus leucarancus), cangak laut (Ardea sumatrana), elang laut (Haliaetus leucogaster), burung kacamata (Lophozosterops javanicus), sesap madu (Nectarinia jugularis), burung kipas (Rhipidura javanica), kapinis (Collolia sp), kakek (Buterides striatus), kuntul karang (Egretta sacra), elang (Henicopernis longicauda), raja udang (Halycon funebris), burung hantu (Otus bakkaomena), gagajahan (Numenius arquata), blekok (Ardeola speciosa), caladi (Picoides macel), dan elang bondol (Haliastur indus).

Reptil
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelis imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Jenis ini merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama pantai utara pulau jawa.
Dalam upaya pembinaan populasinya, pihak Taman Nasional telah melakukan penangkaran penyu sisik di Pulau Pramuka. Kegiatan penangkaran meliputi penetasan telur semi alami dan perawatan anak penyu sampai anak penyu siap dilepas ke alam. Selain penyu, reptil lain yang hidup di kawasan ini antara lain biawak (Varanus salvator), ular cicin emas dan Sanca (Phyton sp).

Moluska
Kelas Pelecypoda (kerang-kerangan); antara lain kima (Tridacna sp), simping (Amusium sp).
Kelas Gastropoda (keong-keoangan), antara lain susu bundar (Trochus niloticus), kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), jari lima (Lambis lambis), keong laut (Conus sp), kewuk loreng (Cypraea sp) dan batu laga (Turbo marmoratus).
Kelas Chepalophoda (cumi-cumian), antara lain cumi-cumi (Loligo sp), dan gurita (Octopus sp.)

Wisata
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mengembangkan Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut di Pulau Pramuka dan sekitarnya yang diarahkan di Pulau Pemukiman dengan maksud mendekatkan potensi perputaran ekonomi dari resort wisata ke pulau permukiman masyarakat sekitarnya.
Demikian besarnya animo masyarakat terhadap program tersebut di atas, sehingga pada saat ini para wisatawan, pelajar atau Peneliti yang akan menginap dan beraktifitas di Pulau Pramuka, perlu reservasi selambatnya 2-3 minggu sebelumnya, dan khusus untuk rombongan besar (diatas 50 orang) reservasi dilakukan 1-2 bulan sebelumnya.
Obyek Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut di Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Pramuka dan sekitarnya antara lain:
1. Budidaya karang hias masyarakat Kepulauan Seribu; Atraksi yang dapat dinikmati adalah melihat kebun induk F0, F1, dan F2 yang siap ekspor. Setiap wisatawan dapat bertanya langsung mengenai proses produksi kepada masyarakat.
2. Melihat ekosistem Mangrove, Lamun, dan terumbu karang;Mangrove; Melihat pembibitan mangrove (di pantai dan di darat), menanam mangrove (sistem rumpun berjarak), dan melihat mangrove pulau (termasuk biota lain yang hidup di sekitar mangrove).
Lamun; Melihat kehidupan di sekitar padang lamun, baik bermacam-macam jenis anakan biota laut yang berada dan hidup tergantung di padang lamun. Selain itu juga dapat melakukan kegiatan penanaman lamun. Terumbu karang; Melihat keindahan kehidupan karang, ikan konsumsi, ikan hias, dan biota laut lainnya yang dapat dilakukan dengan baik dengan peralatan snorkeling atau menyelam. Secara khusus, wisatawan dapat dilakukan kegiatan transplantasi rehabilitasi karang.
3. Pelestarian Penyu; Para wisatawan dapat menyaksikan kegiatan pelestarian penyu mulai dari penetasan telur semi alami, pemeliharaan anakan penyu (tukik) sampai dengan penyu dewasa (dewasa), dan dapat mencoba memberi makan, memegang dan melepas tukik ke laut.
4. Rehabilitasi Penyu Dewasa (penyu sisik, penyu hijau, penyu lekang); Wisatawan dapat melihat Penyu Dewasa, memberi makan penyu (di waktu makan), dan bermain di kolam penyu dewasa (terbatas).
5. Program penyelamatan satwa langka atau dilindungi; Wisatawan dapat menyaksikan burung elang dan muncak (Muntiacus muntjak) hasil translokasi di Pulau Kotok Besar.
6. Budidaya Kelautan; Seperti budidaya bandeng, rajungan, kima, teripang, rumput laut, ikan hias, dan sistem bubu. Dapat dinikmati dengan menggunakan peralatan snorkeling ataupun dengan tidak menyelam..
7. Riset coral; Merupakan kerjasama IPB dan taman nasional. Di tempat ini wisatawan dapat melihat upaya pengembangan tranpalasi karang untuk kepentingan rehabilitasi dan budidaya karang hias yang laku di pasar.
8. Budidaya Ikan kerapu skala industri; Melihat perbenihan dan pembesaran ikan kerapu, pembesaran ikan bandeng dan sepat laut serta melihat dan memberi makan ikan-ikan besar seperti ikan napoleon, barakuda, platak, kue, dan julung-julung dalam jaring apung, dan proses produksi bandeng tanpa duri. Perjalanan ke lokasi, dapat mengunakan ojeg antar pulau dengan lama perjalanan hanya 5-10 menit dari Pulau Pramuka.
9. Snorkeling dan diving; Kegiatan ini dapat dilakukan baik siang maupun malam. Bagi wisatawan yang belum terbiasa menyelam, taman nasional menyediakan pendamping/pemandu/pelatih, beserta peralatannya. Pelatihan yang diberikan terdiri dari pelatihan pra dasar diving yang memerlukan waktuselama 2-3 jam di laut dangkal, selanjutnya dapat dilakukan body sistem atau tandem 2 scuba, sampai kedalaman 5-10 meter). Sangat disayangkan apabila datang berekreasi ke Kepulauan Seribu, tetapi tidak melakukan snorkeling atau selam. Taman nasional memiliki 30 orang pegawai yang berkualifikasi SAR LAUT, sehinga siap menjadi pendamping atau pemandu atau pengajar kegiatan dimaksud.
10. Outbound Aktivities (Tersedia 9 elemen high ropes, dan paket tim building).
11. Ekosistem Pulau-Pulau Sangat Kecil dan Perairan Laut Dangkal. Pulau-pulau sangat kecil berukuran antara 0,02-50 ha, dan perairan laut dangkal memiliki kedalaman rata-rata 20-40 meter. Daya tarik pulau-pulau kecil ini diantaranya adalah menyaksikan vegetasi mangrove, terumbu karang, padang lamun, penyu sisik dan biota laut lainnya, serta menyaksikan matahari terbit dan terbenam.
12. Suaka Margasatwa Pulau Rambut; Di Pulau Rambut wisatawan dapat menyaksikan beribu-ribu burung yang merupakan burung setempat maupun burung migran.
13. Atraksi biota laut; Bila beruntung dapat menyaksikan panorama kumpulan jutaan ikan renyok, lingkis/baronang dan kumpulan ribuan ikan tongkol di dermaga atau lumba-lumba di laut bebas.
14. Kawasan Pendidikan Ekosistem Perairan Laut Dangkal Pasang Surut;Kegiatannya meliputi snorkeling untuk melihat pesona kehidupan laut dangkal pasang surut seperti ikan hias, anakan ikan konsumsi, terumbu karang (soft coral dan hard coral), dan padang lamun (pengelola menyediakan masker, fin, dan sepatu koral)
15. Budidaya karang hias dilaut; Atraksi ini dapat dinikmati melalui kegiatan snorkeling diterumbu karang. Budidaya karang ini telah dilakukan oleh taman nasional sebagai percontohan, ataupun oleh Masyarakat sebagai bentuk kepedulian lingkugan.
16. Wisata Ngobor (mencari ikan /biota laut lain dengan obor/lampu di malam hari; wisata udang Pengko, mencari udang khas Kepulauan Seribu dengan cara khas pula; Wisata Memancing ikan Julung-julung dengan layangan; dan atau wisata memancing ikan Glodok, dengan pancing kecil dilaut dangkal.
17. Tempat-tempat yang tidak kalah menariknya adalah galangan kapal, dan Tempat pelelangan Ikan (TPI).

Sarana dan Prasarana
1. Pusat Informasi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu; Pusat informasi menyajikan miniatur pengeleloan taman nasional, dan pemutaran film dokumenter taman nasional, perikanan tangkap dan konservasi kelautan. Selain itu, secara isedentil dapat dilakukan kegiatan merajut jaring ikan tradisional oleh Masyarakat Kepulauan Seribu.
2. Pasar atau warung; Tempat ini menjual jajanan tradisional Kepulauan Seribu seperti produk rumput laut sukun dan ikan.
3. Resort Wisata; Resort wisata Bahari di Pulau Putri (Aquarium Besar di Laut dan di Darat ), Pulau Sepa (Pelestarian Penyu Sisik), Pulau Jukung (Budidaya Perikanan Laut), dan Pulau china (Hamparan Pasir Putih ).
4. Fasilitas olah raga; seperti basket, volly ball, tenis meja, volly pantai, tenis, badminton (bawa raket dan bola), fitnes, joging dan sepak bola.
5. Memancing di dermaga pramuka dan laut dangkal, dan memancing ke laut dengan pengaturan khusus.
6. Fasilitas hiburan, seperti organ, wireless, sound syistem, dan VCD untuk kegiatan khusus atau kekerabatan .
7. Sarana Outbond, berupa sarana bangunan permainan bawah dan atas pohon yang bertemakan tali temali, rintangan dan motivasi dan kerja sama.
8. Transportasi
 
a. Reguler
1) Ojeg (Kapal Rakyat) berkapasitas 50-60 Orang. Berangkat dari muara Angke (pasar Ikan) ke Pulau Pramuka, dan Pulang dari Pulau Pramuka ke Muara Angke (pasar ikan), Setiap hari jam 06.30 WIB, Biaya Rp 18.000; per Orang per 1 kali jalan, dengan lama perjalanan sekitar 2,5 jam.
2) Ojeg tingkat/ Mariska (kapal rakyat), berkapasitas 80-100 Orang. Berangkat dari muara Angke (pasar ikan ) ke pulau pramuka setiap hari jam 08.00 WIB.dan dari Pramuka ke Muara Angke setiap hari jam 14.00 WIB. Biaya Rp.18 000; per Orang per 1 kali jalan denga lama perjalanan sekitar 2 jam.
3) KM Betok (kapal ASDP), berkapasitas 115 Orang berangkat dari Marina Ancol (dermaga 21) ke Pulau Pramuka, Setiap Hari Senin, Rabu dan Jumat jam 08.00 WIB. Biaya Rp.11.500; per Orang per 1 kali jalan, dengan lama perjalanan sekitar 3,5 jam. Dikapal, terdapat kantin Makan dan Minum dengan harga relatif murah.
4) Speed boat SEPA (reservasi dilakukan 2 hari sebelum pemberangkatan, di cape Marina Ancol) berangkat dari Marina Ancol (Dermaga 19) jam 14.00 WIB Biaya Rp.80.000; per Orang per 1 kali jalan, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam.
5) Speed boat Transjakarta (KM Lumba-Lumba), berkapasitas 60 Orang, dan dengan jadwal setiap hari, mulai Senin sampai Minggu. Berangkat dari Marina Ancol (Dermaga 20) ke pulau Pramuka sekitar jam 08.00 WIB. Biaya Rp. 35.000; per Orang per 1 kali jalan, Dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam (langsung tujuan akhir) atau sekitar 2,5 jam (apabila ada penumpang ke atau dari pulau Tidung dan pulau Untung jawa), Di kapal, terdapat Fasilitas TV dan Karauke, dan secara terbatas dapat melihat panorama perjalanan laut dari atas kapal.

b. Sewa
Tempat pemberangkatan sesuai tempat pemberangkatan jenis kapal transportasi reguler. Biaya sewa Ojeg pp sebesar Rp.2,25 juta, dengan kapasitas penumpang sejumlah 50-60 Orang. Reservasi di Muara Angke langsung ke ABK Kapal atau melalui Taman Nasional.
Biaya Sewa Spead Boat dari Marina ke Pulau Pramuka dan sekitarnya pulang-pergi dalam 1 hari (lebih 1 hari tambah biaya 75% per hari ) adalah sebesar Rp.2,5 s/d Rp. 4 juta (kapasitas 10-15 Orang), atau Rp. 5 juta s/d Rp. 7 juta (kapasitas 40 Orang Reservasi di Cape Marina Ancol atau melalui Taman Nasional.
Biaya sewa Spead Boat trans-jakarta (KM Lumba-Lumba) dari Marina kepulau Pramuka dsk pp adalah sebesar Rp. 6 juta per hari dengan kapasitas sampai dengan 50 orang reservasi di Marina Ancol Dermaga 21.

9. Akomodasi
Di kepulauan seribu terdapat beberapa Resort Bahari seperti Resort Wisata Pulau Kotok , Pulau bira, pulau Sepa, Pulau Putri, pulau Matahari dan Pulau Pantara, dengan biaya per hari berkisar antara Rp.600.000; sampai dengan Rp. 1.500.000; per hari untuk akomodasi, konsumsi, dan transportasi pp.
Biaya kegiatan di Resort Wisata Bahari tersebut diluar biaya paket Wisata Pendidikan dan Konservasi laut di Pulau Pramuka dsk, sekitar sebesar Rp. 200.000; s.d Rp. 500.000; plus biaya transportasi Resort Wisata ke Pulau Pramuka pp.
Sedangkan terkait dengan Wisata pendidikan dan konservasi laut di pulau permukiman, utamanya di pulau pramuka dan sekitarnya, terdapat akomodasi sebagai berikut:
a. Villa,
b. Rumah penduduk ( Home Stay),
c. Taman Nasional Kepulauan Seribu menyediakan akoamodasi bagi Pelajar/Mahasiswa/penelitian dengan tarif khusus, yaitu:
1) Wisma Tamu, kapasitas per unit 20-30 orang. Biaya Rp. 400.000; per Unit per hari.
2) Mess Tamu, kapasitas per unit 6-8 Orang. Biaya Rp. 250.000; per Unit per hari.

10. Konsumsi
Banyak terdapat warung-warung makan di pulau pramuka dengan menu seperti nasi goreng, mie goreng/rebus, bakso ikan, sate ayam dan warteg atau dapat juga memesan untuk kepentingan rombongan.

Pengelolaan
Taman Nasional Kepulauan Seribu dikelola oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Alamat Pengelola  
Kantor Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
Jl Salemba raya No.9 Lt.III, Jakarta pusat 10440 Telp (021) 3915773
Fax. (021)3915775.

Sumber : Kementerian Kehutanan RI

No comments:

Post a Comment

Flag Counter