Home » » Taman Nasional Waykambas

Taman Nasional Waykambas

TAMAN NASIONAL WAYKAMBAS

Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 67/Kpts-II/19912 - 31 Januari 1991
Ditetapkan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 670/Kpts-II/1999 - 26 Agst 1999
Luas : ± 125.621,30 Ha
Letak : Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah, 
            Kecamatan Purbolinggo.
Koordinat :
106° 32' - 106° 52' BT dan  
04° 37' - 05° 15' LS.
Peta Taman Nasional Waykambas
Umum
Taman Nasional Way Kambas lebih dari 75% kawasannya merupakan areal bekas tebangan tahun 1960-1970. Akibat penebangan dan kebakaran hutan telah menyebabkan kantung-kantung padang alang-alang di dalam kawasan. Bagian kawasan yang paling sedikit mendapat gangguan adalah rawa sepanjang pantai yang merupakan habitat penting bagi burung. Tetapi kawasan ini juga memiliki hutan rawa air tawar terbesar di dalam sistem pencagaran di Sumatera.
 
Taman Nasional Way Kambas merupakan habitat beberapa satwa langka dan dilindungi, seperti badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), gajah sumatera (Elephas maximus), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis), dan jenis-jenis satwa lainnya. Disamping itu Way Kambas juga memiliki potensi obyek wisata alam yang sangat menarik yaitu dengan adanya Pusat Latihan Gajah yang pertama di Indonesia. Sekolah gajah ini terletak di dalam kawasan taman nasional dan telah dikelola sejak tahun 1985.

Sejarah Kawasan :
- Tahun 1924, Pemerintah Belanda Menunjuk cagar alam sub IV cabang, sub V Way Kambas, Sub II Way Batang Hari, dan Sub III Rumbia
- Tahun 1937, Menetapkan suaka margasatwa Way Kambas
- Tahun 1939, Membatalkan kawasan Way Batang Hari dan penet sebagai cagar alam
- Tahun 1989, Pernyataan Way Kambas sebagai Taman Nasional
- Tahun 1999, Penunjukkan Taman Nasional Way Kambas oleh Menteri Kehutanan dengan luas 125.621,3 Ha

Fisik
Geologi dan Tanah
Kawasan Taman Nasional Way Kambas merupakan kawasan rawa terbesar di dataran bagian Timur Sumatera dan mempunyai komposisi geologi yang masih muda. Daerah rawa yang ada di pedalaman sekitar 5 sampai 20 km dari pantai kemungkinan terjadi pada beberapa ratus sampai beberapa ribu tahun yang lalu.

Perkembangan utama pelapisan tanah atau latosol kemungkinan terjadi pada masa 25.000 sampai 18.000 tahun lalu ketika tinggi permukaan laut 120 m di bawah tinggi permukaan laut sekarang. Sebelumnya semua dataran Sunda termasuk Malaya, Sumatera, Jawa dan Borneo merupakan satu dataran besar yang dipisahkan oleh sungai-sungai yang panjang dan luas dari pegunungan tinggi sampai laut cina. Selanjutnya sekitar 18.000 tahun yang lalu permukaan laut mulai meningkat membanjiri dataran Sunda dan memisahkan dataran besar dengan laut yang luas menjadi pulau-pulau seperti sekarang ini.

Selanjutnya erosi pegunungan dan penggenangan air pada pantai memegang peranan penting dalam perkembangan rawa-rawa dan sekitar 12.000 sampai 8.000 tahun yang lalu permukaan laut naik menjadi pada level sekarang dan mungkin beberapa meter lebih tinggi Tepian sungai dan bukit pasir di pesisir menghalangi sungai dan menyebabkan pengendapan dari lempung sungai dan lempung laut menyebabkan pertumbuhan yang cukup luas di bagian Timur Sumatera.

Jenis tanah di kawasan Taman Nasional Way Kambas didominasi oleh kombinasi podzolik coklat kuning, merah kuning, asosiasi aluvial hidromorf dan gley humus lascustrin.

Topografi
Secara umum kawasan Taman Nasional Way Kambas mempunyai topografi yang relative datar sampai bergelombang dengan ketinggian antara 0 - 50 m dpl. Bagian Timur kawasan ini merupakan lembah yang terpotong-potong oleh sungai sehingga menyebabkan terbentuknya topografi bergelombang. Pada musim hujan lembah-lembah ini terisi air dan di bagian lembah yang cukup dalam biasanya air menggenang sepanjang tahun. Di pesisir pantai dapat dijumpai dataran lumpur dan pasir yang cukup luas serta terbentang sepanjang garis pantai.

Iklim dan Curah Hujan
Kawasan Taman Nasional Way Kambas mempunyai curah hujan rata-rata 2.500-3.000 mm per tahun dengan kelembaban udara antara 70.1% sampai 93.1% dan temperature berkisar antara 16º C - 32.6º C. Menurut tipe iklim Schmidt dan Ferguson kawasan ini termasuk tipe iklim B.

Biotik
Kawasan Taman Nasional Way Kambas mempunyai beberapa tipe ekosistem yaitu:
1. Ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah
2. Ekosistem hutan pantai
3. Ekosistem hutan mangrove
4. Ekosistem hutan rawa
5. Ekosistem hutan perairan

Flora
Hutan hujan dataran rendah; Pada tipe ekosistem ini, dapat dijumpai jenis-jenis antara lain seperti neriung (Trema orientalis), Malotus paniculatus, beringin hutan (Ficus fistula), Shorea sp., sempur (Dillenia exelsa), keruing (Dipterocarpus sp), puspa (Schima wallichii), dan Adina polycephala.

Hutan Pantai : ekosistem hutan pantainya ditandai adanya tumbuhan antara lain jenis Cyperus sp, Fimbristylis sp, dan Ipomea pescaprae. Kearah daratan dapat ditemukan asosiasi baringtonia, termasuk cemara pantai (Casuarina equisetifollia), ketapang (Terminalia catapa), nyamplung (Callophyllum inophylum), kelapa (Cocos nucifera) pandan (Pandanus tectoris) dan Widelia biflora.

Hutan Mangrove : Pada daerah dengan tipe ekosistem hutan mangrove didominasi oleh jenis api-api (Avecennia officinalis), Rhizophora dan Bruguiera. Pada batas antara hutan mangrove dan batas tertinggi pasang surut dari estuaria sungai-sungai besar, didominasi oleh jenis nipah (Nypa fruticans). Sementara di sekitar sungai lainnya dapat dijumpai kelompok nibung (Oncosperma tigillarium).

Hutan Rawa : pada tipe ekosistem hutan rawa dapat dijumpai sebagian jenis-jenis vegetasi yang ada di daerah kering. Beberapa jenis yang khas di sini antara lain Melaleuca leucadendron, merbau (Instia palembanica), rengas (Gluta renghas), pulai (Alstonia scolaris), Randia patulata, mahang (Macaranga sp) dan Scleria purpurescens. Selain itu di daerah ini juga dapat dijumpai jenis-jenis palem antara lain Aren (Arenga pinnata), Licuala sp, serdang (Livistonia rotundifolia) dan Metroxylon elatum.

Hutan Riparian : pada tipe ekosistem hutan riparian jenis-jenis yang biasa dijumpai antara lain Ficus retusa, rengas (Gluta renghas) dan waru (Hibiscus tiliaceus).

Hutan Sekunder : di hutan sekunder jenis floranya didominasi oleh jenis damar (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus sp), sempur (Dillenia excelsa) dan puspa (Schima wallichii).

Fauna
Mamalia; Taman Nasional Way Kambay merupakan habitat gajah sumatera (Elephas maximus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis), anjing hutan (Cuon alpinus), siamang (Hylobates syndactylus), owa (Hylobates moloch), lutung merah (Presbytis rubicunda), Kera abu-abu (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina), tapir (Tapirus indicus), rusa (Cervus unicolor).

Burung; Pada kawasan Taman Nasional Way Kambas juga diperkirakan terdapat ± 286 jenis burung antara lain bebek hutan (Cairina scutulata), burung pecuk ular (Anhinga melanogaster).

Reptil dan amphibi; Way Kambas kaya akan jenis reptil, seperti penyu, ular, buaya rawa (Crocodylus porosus), dan Tomistama schlegeli.

Ikan; Baung (Macrones nemurus), lele (Clarias batrachus), gabus (Ophiocephalus striatus), tawes (Puntius javanicus), tambakang (Helostoma temmincki), belanak (Mugil cephalus), kakap (Lates calcarifer), julung-julung (Hemirhampus sp.), sepat siam (Trichogaster trichopterus).

Wisata
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi antara lain :
 
1. Pusat Latihan Gajah Karangsari : Pusat Latihan Gajah yang pertama di Indonesia ini, terletak 9 km dari Pintu Gerbang Plang Ijo dan telah beroperasi sejak tahun 1985. Hingga saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, pengangkut kayu dan pembajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat menyaksikan pelatih dalam mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah yang sangat luar biasa (main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya).

2. Pos Way Kanan : Bersafari dari Pusat Informasi Plang Ijo ke Pos Way Kanan dengan kendaraan roda empat tertutup, melewati belantara hutan taman nasional merupakan perjalanan yang cukup mendebarkan, sebab di tengah perjalanan kadang-kadang dapat berjumpa dengan harimau atau gajah liar yang sedang melintas.

3. Sungai Way Kanan : Menyusuri sungai Way Kanan merupakan kegiatan wisata alam yang banyak penggemarnya. Dalam pelayaran menuju muara sungai tersebut, apabila beruntung pengunjung dapat mengamati gajah liar yang sedang mencari makan atau melihat atraksi satwa liar lainnya, seperti bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran, padang rumput dan hutan mangrove. Di sepanjang sungai Way Kanan juga mempunyai pemandangan yang khas dan mempesona.

4. Pusat penangkaran insitu satwa badak sumatera : Saat ini telah dibangun pusat penangkaran insitu satwa badak sumatera. Penangkaran insitu badak sumatera yang pertama di dunia ini, berlokasi kurang lebih 4 km dari Plang Ijo ke arah Pos Way Kanan.

5. Beberapa lokasi menarik lainnya : Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas.

Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu pada Festival Krakatau bulan Juli di Bandar Lampung.

Musim kunjungan terbaik : Pada bulan Juli sampai dengan September.

Cara mencapai lokasi
Untuk mencapai kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas ada beberapa jalur yang dapat dijadikan alternative pilihan.

Berikut adalah beberapa jalur alternative yang dapat di tempuh :
- Bandar Lampung-Metro-Way Jepara, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat sekitar 2 jam (120 km).
- Branti-Metro-Way Jepara sekitar 1 jam 30 menit (100 km).
- Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar 3 jam (170 km).
- Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar 3 jam.

Pengelolaan
Taman Nasional Way Kambas dikelola oleh Balai Taman Nasional Way Kambas, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal PerlindunganHutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Way Kambas
Jl. Raya Way Jepara, Labuan Ratu Lama, LAMPUNG
Telp/Fax : (0725) 44220

Sumber : Kementerian Kehutanan RI

No comments:

Post a Comment

Flag Counter