Ke'te' Kesu'
...Nuansa 400 Tahun, Desa Tradisional Eksentrik..
Tanah Toraja - Sulawesi Selatan
...Nuansa 400 Tahun, Desa Tradisional Eksentrik..
Tanah Toraja - Sulawesi Selatan
Ke'te' Kesu' - Toraja Utara, Keanekaragan budaya dan adat istiadat menjadi kekayaan bangsa indonesia. Itu tetap terjaga dan terpelihara sebagai warisan para leluhur. Kebiasaan nenek moyang kita dalam menjalani kehidupan dan dilakoni secara terus menerus hingga puluhan generasi yang melahirkan sebuah budaya. Adat istiadat merupakan rentetan pelaksanaan dari budaya yang banyak dipengaruhi oleh petuah, dan unsur-unsur pelaksanaanya disebut ritual.
Suku Toraja merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia dengan budaya dan tradisi yang unik dan eksentrik. Kebudayaan asli yang masih dimiliki suku ini menjadi daya tarik para wisatawan. Nuansa mistik yang melekat pada suku ini menjadi ciri khas yang membedakan suku Toraja dengan yang lain.
Nah...Kali ini kita akan melihat lebih dekat sebuah tempat di Kabupaten Toraja Utara yang selalu menyajikan wujud pelaksanaan adat istiadat dalam aktivitas keseharian. Sebuah tempat yang ikonik dengan simbol budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Toraja Utara.
Suku Toraja merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia dengan budaya dan tradisi yang unik dan eksentrik. Kebudayaan asli yang masih dimiliki suku ini menjadi daya tarik para wisatawan. Nuansa mistik yang melekat pada suku ini menjadi ciri khas yang membedakan suku Toraja dengan yang lain.
Nah...Kali ini kita akan melihat lebih dekat sebuah tempat di Kabupaten Toraja Utara yang selalu menyajikan wujud pelaksanaan adat istiadat dalam aktivitas keseharian. Sebuah tempat yang ikonik dengan simbol budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Toraja Utara.
Pemandangan Kampung Ke'te' Kesu' |
Dari negeri di atas awan Lolai To'Tombi, kita kemudian menuju ke jalan utama poros Kab. Toraja Utara. Tidak sulit untuk menemukan tempatnya, karena lokasinya terlihat dari jalan utama. Kita akan menuju ke sebuah tempat yang merupakan cagar budaya yang masih alami dan mempertahankan tradisi adat istiadat Tanah Toraja. Jika kebingungan mencari lokasinya..Bukalah Google Map !! Disitu akan jelas posisi tempat yang kita akan tuju.
Tujuan kita adalah sebuah desa wisata dengan ciri khas Rumah Adat Tongkongan. Ditempat ini kita akan banyak melihat culture masyarakat tradisional Tanah Toraja yang dapat disaksikan dalam sebuah kompleks perkampungan tua di Toraja Utara. Tempat yang kita akan tuju ini menjadi salah satu paket perjalanan wisata yang pasti akan dikunjungi pelancong dari dalam negeri dan mancanegara saat berada di Tanah Toraja.
Pemandangan Kampung Ke'te' Kesu' |
Dari pinggir jalan sudah tampak tempatnya. Deretan rumah adat Tongkonan jauh terlihat dari sini. Lokasinya dikelilingi hamparan sawah yang menghijau dan dibatasi oleh perbukitan batu yang menjulang. Oohh....begitu teduh dan indah penampilannya. Suasana hijau nan alami memberikan kesan bagi siapapun yang melihatnya.
Kampung Ke'te' Kesu' |
Objek wisata budaya ini terletak 4 km di bagian tenggara Kota Rantepao, Ibukota Kab. Toraja Utara. Lokasinya dikelilingi hamparan sawah yang menghijau. Begitu elok dipandang !! Rumah Tongkonan dengan ciri khas atap laksana perahu, berderet rapi berlatar sebuah bukit yang diantarai oleh rimbun pepohonan. Tampilan seperti inilah yang selalu membuat orang penasaran akan makna dan filosofinya.
Dari kejauhan sudah terdengar keriuhan warga yang sedang ramai-ramainya saat itu. Suatu suasana perkampungan yang jauh dari keramaian kota. Akan banyak nilai-nilai budaya dan sejarah yang pasti ditemui di kampung indah yang punya nilai historis ini.
Baca Juga : ...Tertinggi di Dunia...Patung "Yesus Memberkati" Buntu Burake, Tanah Toraja
Dari kejauhan sudah terdengar keriuhan warga yang sedang ramai-ramainya saat itu. Suatu suasana perkampungan yang jauh dari keramaian kota. Akan banyak nilai-nilai budaya dan sejarah yang pasti ditemui di kampung indah yang punya nilai historis ini.
Baca Juga : ...Tertinggi di Dunia...Patung "Yesus Memberkati" Buntu Burake, Tanah Toraja
RUMAH ADAT TONGKONAN - KE'TE' KESU'
Kampung Ke'te' Kesu' |
Ke'te'
Kesu' adalah nama tempat ini. Sebuah desa tradisional eksentrik yang
merupakan desa tertua di Sanggalangi. Usia desa Ke'te Kesu diperkirakan
mencapai 400 tahun. Sejak pertama berdiri, Ke'te Kesu tidak pernah
mengalami perubahan. Inilah tempat tujuan kita kali ini. Kompleks cagar budaya yang menyimpan banyak peninggalan para leluhur dan masih terjaga dan terpelihara hingga kini.
Tampilan utamanya yaitu jejeran Rumah Adat Tongkonan yang saling berhadapan. Sebagian rumah adat yang terletak di desa ini diperkirakan berumur ratusan tahun dan letakknya berhadapan dengan lumbung padi kecil didepannya.
Tampilan utamanya yaitu jejeran Rumah Adat Tongkonan yang saling berhadapan. Sebagian rumah adat yang terletak di desa ini diperkirakan berumur ratusan tahun dan letakknya berhadapan dengan lumbung padi kecil didepannya.
Rumah Adat Tongkonan Ke'te' Kesu' |
Ke'te' Kesu' adalah suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakat dapat ditemukan di kawasan ini. Di daerah Tanah Toraja pasti banyak akan kita temui bentuk rumah adat
seperti ini. Tapi yang membuat Ke'te' Kesu' ini berbeda dengan tempat
lainnya karena disini mempunyai nilai historis yang menyimpan banyak
peninggalan para leluhur.
Kampung Ke'te' Kesu' |
Desa yang tak terkikis oleh perjalanan waktu. Sebuah tempat yang masih menampilkan budaya klasik leluhur Toraja. Kete Kesu ditempati sekitar 20 keluarga. Beberapa di antara mereka tinggal dalam Tongkonan, rumah adat masyarakat Toraja. Ada 8 Tongkonan di Ke'te Kesu, diatur berbaris dan berhadapan, lengkap dengan lumbung padi yang terhubung. Di dalam Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa manusia purba yang biasa disebut oky kete kesu yang berasal dari salodong dan mempunyai adik kembar nunang tongkonan.
Rumah Adat Tongkonan Ke'te' Kesu' |
Rumah Adat Tongkonan menampilkan simbol dan hiasan yang penuh dengan arti dan makna. Jika
diperhatikan, Tongkonan memiliki ciri khas bentuk atap
seperti perahu besar. Proses pembangunan rumah adat ini tidak mudah.
Pengerjaannya ini harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
Bagian depan Tongkonan dihiasi dengan tanduk kerbau yang melambangkan kemampuan ekonomi sang pemilik rumah saat upacara penguburan anggota keluarganya. Setiap upacara adat di Tanah Toraja seperti pemakaman akan mengorbankan kerbau dalam jumlah yang banyak. Tanduk kerbau kemudian dipasang pada tongkonan milik keluarga bersangkutan.
Pelataran Kampung Ke'te' Kesu' |
Terdapat juga ukiran-ukiran indah yang berfungsi sebagai penanda status pemilik rumah. Kepercayaan masyarakat Toraja, hanya mereka yang berdarah bangsawan yang boleh membangun Tongkonan sementara masyarakat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dengan desain yang tidak terlalu rumit seperti Tongkonan.
Pengunjung dapat leluasa berkeliling dan melihat lebih dekat kedalam rumah adat Tongkonan. Di salah satu Tongkonan terdapat museum. Banyak koleksi benda adat kuno Toraja, seperti ukiran, senjata tajam, keramik, patung, kain dari Cina. Terdapat juga bendera Merah Putih yang konon disebutkan merupakan bendera pertama yang dikibarkan di Toraja.
Pelataran Kampung Ke'te' Kesu' |
Selain
itu, di dalam museum ini juga terdapat pusat pelatihan pembuatan
kerajinan dari bambu. Masyarakat yang hidup di desa ini umumnya memiliki
keahlian sebagai pemahat dan pelukis, sehingga selain sebagai objek
wisata, tempat ini juga dimanfaatkan untuk menjual berbagai pahatan dan
suvernir tradisional Toraja.
Pelataran Kampung Ke'te' Kesu' |
Desa Kete Kesu merupakan kawasan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja yang meliputi pemakaman adat yang dirayakan dengan meriah (Rambu Solo), upacara memasuki rumah adat baru (Rambu Tuka), serta berbagai ritual adat lainnya. Pada bulan Juni sampai Desember, berbagai upacara dan perayaan adat umumnya dilakukan oleh masyarakat sekitar di lokasi ini.
Baca Juga : Melihat "Toleransi" di Tanah Toraja
MA'TINGGORO TEDONG
Rumah Adat Tongkonan Ke'te' Kesu' |
Saat kami mengunjungi Kete Kesu terlihat banyak orang yang mengenakan pakaian hitam. Mereka tampak berkumpul pada sisi belakang kompleks ini. Betapa beruntungnya kami, ternyata hari itu akan ada prosesi adat dan budaya. Kabarnya akan ada penyembelihan kerbau dan babi. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari sebuah prosesi kematian dan merupakan acara solidaritas yang dilakukan oleh warga Tanah Toraja yang masih dilestarikan.
Kerbau (Tedong) Ke'te' Kesu' |
Prosesi adat yang menyita perhatian pengunjung saat itu adalah penyembelihan kerbau. Masyarakat toraja menyebutnya Ma'tinggoro Tedong. Ada filosofi tersendiri, mengapa tedong yang dipilih untuk disembelih. Tedong menunjukkan strata dan kelas sosial dari masyarakat. Beberapa puluh ekor tedong atau kerbau sudah disiapkan oleh panitia acara dan akan segera disembelih dalam sebuah prosesi.
Ma’tinggoro Tedong adalah salah satu tradisi yang unik dari suku Toraja, Ma’ Tinggoro Tedong adalah menyembelih kerbau dengan cara ditebas dengan parang satukali pada leher kerbau. Istilah ma’tinggoro tedong kadang diisitilahkan dengan Mantunu Tedong atau artinya membakar kerbau. Ma’tinggoro tedong biasanya dilaksanakan setelah menerima tamu dalam adat rambu solo Toraja. Jika orang besar atau bangsawan Toraja di pestakan, maka tak jarang yang ditinggoro adalah tedong bonga, tedong saleko, tedong lotong boko, tedong tondong langi’ yang harga per ekornya sampai Milayaran rupiah.
Ma’tinggoro Tedong adalah salah satu tradisi yang unik dari suku Toraja, Ma’ Tinggoro Tedong adalah menyembelih kerbau dengan cara ditebas dengan parang satukali pada leher kerbau. Istilah ma’tinggoro tedong kadang diisitilahkan dengan Mantunu Tedong atau artinya membakar kerbau. Ma’tinggoro tedong biasanya dilaksanakan setelah menerima tamu dalam adat rambu solo Toraja. Jika orang besar atau bangsawan Toraja di pestakan, maka tak jarang yang ditinggoro adalah tedong bonga, tedong saleko, tedong lotong boko, tedong tondong langi’ yang harga per ekornya sampai Milayaran rupiah.
Persiapan Prosesi Matinggoro |
Dakam ritual Ma'tinggoro Tedong ini, bukan hanya kerbau yang dipotong tapi juga disertai puluhan sampai ratusan babi, serta hewan-hewan lain semisal sapi, kuda, atau kijang.
Setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan, biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin.
Setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan, biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin.
Dalam
acara ini seluruh warga toraja bisa menikmati daging setelah selesainya
acara Ma’ tinggoro. Orang toraja tidak mengenal yang namanya
membagi-bagikan uang secara tunai, tetapi orang toraja selalu berbagi
dalam bentuk daging, karena itu adalah bentuk solidaritas.
Persiapan Prosesi Ma'tinggoro Tedong |
Ma’ tinggoro tedong merupakan rangkaian dalam upacara kematian atau disebut rambu solo. Tradisi ma’ tinggoro awalnya adalah tuntutan agama yang merupakan ajaran leluhur atau Aluk Todolo, tetapi seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini tidak lagi dimaknai sebagai tuntutan Aluk tetapi sebagai tatacara untuk membagi kehidupan terhadap orang lain.
Tedong yang telah disembelih |
Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi. Bagi masyarakat toraja Ma’tinggoro Tedong sudah menjadi tradisi leluhur yang turun temurun dan tidak bisa ditinggalkan dan mungkin mengandung maksud dan tujuan tertentu. Ma’ tinggoro tedong biasanya hanya dilakukan oleh orang yang sudah biasa atau handal melakukannya, dan disertai dengan skill dan pengetahuan yang khusus tentang cara ma’ tinggoro tedong.
Rumah Peristirahatan Jasad |
Hal
yang membuat Ke'te Kesu menarik perhatian adalah keseriusan mereka
terhadap kematian. Hal ini dapat dilihat dari ritual maupun upacara
pemakaman yang mewah, kuburan yang menggantung, dan situs permakaman
yang penuh dengan dekorasi. Mungkin
bagi daerah lain ini adalah cara yang aneh namun bagi masyarakat toraja
ini adalah sesuatu atau cara yang hanya dilakukan oleh suku toraja, dan akan terus dilakukan.
Rumah Peristirahatan Jasad |
Di
area belakang kompleks Ke'te' Kesu', terlihat deretan rumah yang
diperuntukkan untuk tempat peristirahatan bagi orang tersayang yang sudah dipanggil oleh
tuhan. Dalam rumah adat tersebut masih bersemayam jasad yang senantiasa dijaga dan dirawat melaui sebuah prosesi adat. Didepan rumah peristirahatan ini terpajang foto dan patung yang menggambarkan sosok orang tua yang jasadnya berada di dalam.
Deretan Pedagang Suvenir di Ke'te' Kesu' |
Masih di kompleks Ke'te' Kesu',dengan mengikuti petunjuk arah, kita akan menuju ke bagian belakang tempat ini. Perjalanan kesana tidak begitu jauh. Kita akan melewati deretan pedagang yang menjajakan souvenir khas Tanah Toraja. Puluhan pedagang setiap hari memenuhi kompleks ini. Mereka ditempatkan pada suatu area khusus antara kompleks rumah adat dan kuburan batu.
Aneka Suvenir di Ke'te' Kesu' |
Seperti
halnya tempat wisata pada umumnya, kita
akan disuguhkan aneka pernak-pernik dan oleh-oleh dari puluhan pedagang. Para pedagang ini ditempatkan terpisah dari kompleks rumah Tongkonan. Terdapat dua kompleks pedagang di tempat wisata budaya ini yaitu setelah pintu masuk dan jalan menuju kuburan batu.
Deretan Pedagang Suvenir di Ke'te' Kesu' |
Disini banyak
disediakan souvenir, cendramata, pakaian, asesoris yang kesemuanya
merupakan buah tangan-tangan kreatif dari daerah ini. Semua yang
dijajakan tersebut bermotif dan mencirikan Tanah Toraja. Jadi..tidak
ada salahnya para pengunjung untuk berbelanja disini. Sebagai bukti
bahwa ada pernah berkunjung ke Tanah Toraja.
Aneka Suvenir di Ke'te' Kesu' |
Beberapa suvenir yang mereka buat dapat anda beli disini. Termasuk tatakan gelas, perhiasan, hiasan dinding, tau-tau, dan bahkan senjata tradisional. Harganya bervariasi, mulai dari yang murah hingga mahal. Untuk hiasan dinding yang rumit dan lukisan berukir misalnya, dapat dibanderol dengan harga jutaan rupiah sementara untuk suvenir seperti tas dan topi, cukup terjangkau dengan harga puluhan ribu rupiah saja.
KUBURAN BATU KE'TE' KESU'
Kuburan Batu Ke'te' Kesu' |
Kita melangkah lagi ke arah atas yaitu sebuah tebing batu yang menjulang tinggi. Kita akan menaiki puluhan anak tangga untuk mencapainya. Tempatnya cukup tinggi, karena berada disisi sebuah tebing batu. Tebing ini berada di belakang kompleks Rumah Adat Tongkonan. Jaraknya sekitar 150 Meter saja dengan mengikuti jalan setapak.
Pemandangan akan tampak berbeda ketika melihat peti-peti jasad yang menggantung di permukaan tebing. Pada tebing bukit, dibuat beberapa lubang untuk menguburkan mayat. Ada suasana yang berbeda dan membuat kita merinding saat melihat seluruh sisi tebing yang dipenuhi oleh peti jenazah yang tersusun.
Pemandangan akan tampak berbeda ketika melihat peti-peti jasad yang menggantung di permukaan tebing. Pada tebing bukit, dibuat beberapa lubang untuk menguburkan mayat. Ada suasana yang berbeda dan membuat kita merinding saat melihat seluruh sisi tebing yang dipenuhi oleh peti jenazah yang tersusun.
Kuburan Batu Ke'te' Kesu' |
Berdasarkan tradisi setempat, warga yang berdarah bangsawan akan
dimakamkan di lubang tertinggi, sementara orang biasa di kaki bukit.
Masyarakat Toraja percaya, semakin tinggi lokasi seseorang dikubur, maka
semakin mudah jalan mereka menuju surga. Pada sebuah sisi, kita akan melihat jelas patung jenazah yang telah disemayamkan di tebing batu ini. Bagi
orang awam, pasti akan terlihat menyeramkan, tapi bagi masyarakat Toraja
sudah inilah bentuk penghormatan kepada leluhur sebagai bentuk
menjunjung tinggi adat istiadat.
Patung Jenazah (Tau-Tau) di Kuburan Batu Ke'te' Kesu' |
Beberapa makam adat di Kete Kesu telah ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat (tau-tau). Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional (erong)
yang terdapat di desa ini tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun
juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran yang
menghiasi.
Peti Mati di Kuburan Batu Ke'te' Kesu' |
Di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu
tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Beberapa tengkorak di susun diatas sebuah peti yang tergantung di sisi tebing. Hampir semua
kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain
itu juga terdapat berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia 500
tahun lebih. Selain itu juga, di
beberapa tempat juga terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah
meninggal dunia.
Ke'te Kesu || Tanah Toraja |
Ke'te Kesu adalah Kampung Eksentrik yang menjadi warisan sejarah dan budaya Tanah Toraja. Dengan mengunjungi Ke'te Kesu' kita telah banyak belajar dan melihat lebih dekat kehidupan masyarakat Tanah Toraja yang mencerminkan solidaritas dan kekompakan serta dalam menjaga dan melestarikan jejak sejarah yang tidak akan lekang oleh waktu.
Penulis : Muhammad Dagri Nizar
YT Channel : MDN TRAVENTURY
Baca Juga : | ||
---|---|---|
Tanah Toraja | Buntu Burake | Lolai To'Tombi |
Ke'te Kesu' | Kuburan Batu Londa | Pango Pango Park |
Buntu Kabobong | Air Terjun Bantimurung | Pantai Losari |
Center Point Indonesia | Galery Seni Pantai Losari | Pusat Kuliner Pantai Losari |
No comments:
Post a Comment