Home » , » Laksana Cadas Berselimut Tirai Sutera - Air Terjun Moramo

Laksana Cadas Berselimut Tirai Sutera - Air Terjun Moramo

PERMANDIAN AIR TERJUN MORAMO
KONAWE SELATAN, SULTRA

KONAWE SELATAN, Sebagai daerah dengan dominasi hutan Tropis, Sulawesi Tenggara memiliki keanekaragaan hayati serta potensi Sumber Daya Alam yang melimpah. Hutan Tropis yang tersebar dari wilayah utara sampai selatan. Pegunungan dan lembah membetang luas dan menjadi pengatur siklus ekosistem. Hutan merupakan rumah bagi ribuan Flora dan Dauna khas Sulawesi Tenggara. Sebut saja seperti Anoa, Rangkong dan Kera Hitam Sulawesi yang menjadi satwa endemik dan dilindungi oleh Negara. Keberadaan dan keberlangsungan hutan tidak bias lepas atau memiliki ketergantungan dengan siklus air. Inilah yang menjadi kekayaan alam Bumi Anoa Sulawesi Tenggara.

 Peta Air Terjun Moramo

Air merupakan sumber kehidupan. Hutan yang begitu luas tentu membutuhkan ketersediaan air sebagai penopang keberlanjutannya. Didalam kawasan hutan, air berasal dari sungai-sungai yang mengalir yang sumbernya dari mata air dan hujan. Sungai tersebut memiliki ketergantungan dengan keberadaan hutan. Anatara keduanya memiliki hubungan keseimbangan yang bermuara pada keberlangsungan ekosiistem.
Di Sultra terdapat sebuah kawasan konservasi alam yang merepresentasikan keanekaragaman hayati. Letaknya di Kec. Moramo, Kab. Konawe Selatan. Kawasan ini juga merupakan Suaka Marga Satwa yang dilindungi keberandaanya dan dikeloka khusus oleh BKDSA Sultra. Namanya Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa. Wilayahnya mencakup beberapa kecamatan di Kab. Konawe Selatan, yakni, Kec. Moramo, Kec. Kolono dan Kec. Laonti.
Sebagai sebuah kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati yang kompleks, kawasan suaka marga satwa ini menarik minat siapapun untuk berkunjung. Ratusan peneliti sudah berdatangan ditempat ini. Mereka melakukan observasi mengenai ekosistem, flora, fauna serta hal-hal lain yang masi berkaitan.
Air Terjun Moramo
Untuk mencapai kawasan ini, terdapat jalur transportasi dari Kota Kendari menuju ke pintu masuk kawasan. Umumnya para pengunjung masuk melalui akses jalur wisata. Jalur wisata inilah yang menjadi gerbang utama untuk memasuki wilayah SMS Tanjung Peropa ini. Jarak tempuh dari kota kendari kurang lebih 75 Km dengan waktu tempuh rata-rata 1.5 Jam. Jalur aspal mulus akan ditempuh menuju kea rah barat daya dengan melewati beberapa kecamatan seperti Kec. Moramo Utara dan Kec,. Moramo. Jalur akan menuntun kendaraan berbelok kiri kearah bawah tepat dipertigaan yang ditandai sebuah tugu di ujung tanjakan jalan. Kemudian jalur akan menyusuri beberapa pemukiman transmigrasi dan puluhan petak sawah. Sekitar 15 menit kemudian perjalanan akan terhenti di sebuah ujung jalan yang ditandai dengan area parkir yang cukup luas.
Pelataran Parkir Kawasan Moramo
Sebagai sebuah kawasan wisata ditambah lagi dengan status SMS (Suaka Marga Satwa), penataan pintu masuk kawasan ini tentunya harus memberikan kesan bagi para pengunjung. Terdapat sebuah area parkir yang cukup luas dan dapat menampung puluhan mobil dan ratusan motor. Pohon-pohon rindang tertata rapi dan cukup untuk meneduhkan kendaraan yang akan diparkir berjam-jam ditempat ini. Aneka warung makan dan jajanan mengitari area parkir ini. Para pengunjung dapat memilih sesuai selera terutama yang tidak sempat membawa bekal. Sebuah musholah kecil dan kamar mandi berada tidak jauh dari area parker ini. Tarif parkir tidak begitu mahal. Rp. 5 ribu untuk motor dan Rp. 20 ribu untuk kendaraan roda empat.

Spot utama tempat ini dan juga menjadi ikon dari Kawasan SMS Tanjung Peropa ini yaitu sebuah Air Terjun yang bertingkat tingkat. Letaknya berada di hutan rimbun yang sejuk. membutuhkan waktu sekitar 15 menit berjalan kaki dari area parkir ini.
Pintu Gerbang Kawasan Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa Moramo
Terdapat sebuah bendungan kecil dan sebuah jembatan kuning di pertengahan jalur. Jembatan ini cukup apik dan romantic sehingga sangat pas untuk menjadi latar PraWedding....
Jembatan ini melintasi aliran sungai sungai ulusena yang jernih dan begitu deras. Suasana rimbun dan sejuk sangat terasa disepanjang aliran sungai ini ditambah lagi dengan desiran riak air yang menambah suasana harmoni alam. Warna kuning jembatan ini begitu berpadu dan menghadirkan nuansa naturalistik. praktis kondisi lembablah yang akan dirasakan disepanjang melalui jalur menuju titik air terjun moramo. bagaimana tidak, disepanjang jalan yang dilalui merupakan kawasan hutan hujan dengan ratusan pohon-pohon rindang yang teduh dan hampir menutupi sinar matahari.
Jembatan Kuning, Moramo
Bagi penggiat alam terbuka. Kawasan suaka marga satwa Tanjung Peropa ini sangat pas untuk memguji kemampuan anda di alam terbuka. Dengan medan hutan tropis dengan tipe pegunungan menjadikan pengalaman tersediri bagi para penjelajah yang ingin atau sudah merasakan karaktersitik alamnya. Beberapa penelitian telah banyak dilakukan di kawasan ini. Sebagai hutan konservasi, tentunya banyak keanekaragaman hayati yang tersimpan didalam kawasan hutan SMS Tanjung Peropa ini. Berbagai macam karakteristik hutan akan dijumpai di tempat ini seperti hutan mangrove, kawasan padang rumput, hutan hujan dan berbagai tipe hutan lainya. Kondisi demikian yang menjadikan keunikan tersendiri dari kawasan ini sehingga memancing minat para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri untuk bertahan di dalam kawasan ini bahkan sampai bermingu-minggu.
Aktifitas Petualang di Kawasan Moramo
Saat yang paling tepat berkunjung di tempat ini yaitu masa akhir pekan atau saat liburan sekolah. Biasanya pada waktu-waktu tersebut puluhan kendaraan bermotor sudah mulai memadati area parkiran. Bagi pengujung yang akan bermalam, berberapa peralatan penunjang pasti dibawa serta seperti tenda, matras, terpal, kompor, bahan bakar dan tentunya makanan siap olah. Bagi pengunjung yang tidak menginap cukup membawa perbekalan saja. Adapun untuk shelter, pihak pengelola sudah menyiapkan beberapa kasebo yang bisa disewa dengan tariff Rp. 50 ribu per hari.
Air Terjun Moramo
Saat yang paling tepat berkunjung di tempat ini yaitu masa akhir pekan atau saat liburan sekolah. Biasanya pada waktu-waktu tersebut puluhan kendaraan bermotor sudah mulai memadati area parkiran. Bagi pengujung yang akan bermalam, berberapa peralatan penunjang pasti dibawa serta seperti tenda, matras, terpal, kompor, bahan bakar dan tentunya makanan siap olah. Bagi pengunjung yang tidak menginap cukup membawa perbekalan saja. Adapun untuk shelter, pihak pengelola sudah menyiapkan beberapa kasebo yang bisa disewa dengan tariff Rp. 50 ribu per hari.
Tampilan Eksotik Air Terjun Moramo
Air terjun ini mengaliri sungai ulusena yang behulu di pegunungan di kawasan SMS Tanjung Peropa. Menurut informasi Terdapat 13 tingkatan air terjun di tempat ini. Masing-masing memiliki tinggi dan bentangan yang berbeda-beda. Untuk mencapai setiap tingkatan tentunya membutuhkan waktu, karena berpindah dari satu tingkatan ke tingkatan yang lain, pengunjung harus berpijak dan berpegang di batuan yang tertutupi oleh derasnya arus air.
Biasanya pengunjung hanya beraktifitas di sekitaran pelataran ini. Rasanya pemandangan di sini pun sudah cukup mewakili kawasan air terjun moramo ini. Tanpa perlu menaiki semua tingkatannya, keadaan disini sudah bisa menggambarkan keleokan dan keindahan panorama air terjun moramo ini.
Menikmati Kesejukan Air Terjun Moramo
Melihat dari kejauhan, serasa tebing bebatuan ini seakan sedang diselimuti oleh bentangan kain sutera putih yang terkibas-kibas oleh hembusan angin. Sungguh sebuah pemandangan yang meluluhkan jiwa. Meski di siang hari, tak terasa sama sekali terik mentari. Sinar mentari serasa tertutup oleh riuh rimbun ratusan pepohonan yang sudah ratusan tahun usianya. Berada di tempat ini hanya kesejukanlah yang terasa. Hati menjadi tenang dan damai saat menatap hutan yang begitu asri dan teduh. Sesekali kawanan rangkong dan berbagai jenis burung mengitari pucuk-pucuk pohon di pelataran air terjun ini..
Menikmati Kesejukan Air Terjun Moramo
Setiap tingkatan mempunyai traf datar, dimana menjadi penampungan air sebelum meluncur terus ke tingkatan selanjutnya. Setiap traf memungkinkan pengunjung untuk berendam menikmati sejuk dan dinginnya air sungai ulusena ini. Kedalamannya sangat relative, tergantung seberapa tinggi tebing yang meluncurkan air di sebelahnya dan seberapa deras terjangan air yang turun sehingga membentuk cerukan di traf batu cadas ini. Tentunya prosesnya tidak singkat. Membutuhkan waktu ribuan tahun lamanya.
Menikmati Kesejukan Air Terjun Moramo
Hempasan riak-riak air begitu derasnya meluncur mengaliri setiap celah-celah batu. Laksana milyaran butiran salju yang turun deras memutihkan seluruh dinding-dinding tebing. Seakan air ini tidak pernah lelah berdesir dan bergemuruh melontarkan jutaan kubik air perharinya untuk menghidupi ribuan flora dan fauna yang berdiam di kawasan ini.
Menikmati Kesejukan Air Terjun Moramo
Air Terjun Moramo sudah tidak terdengar asing bagi para pecinta wisata alam, khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara. Sejak dulu hingga kini, nama air terjun ini sudah begitu familiar dan menjadi tujuan utama untuk wisata alam pegunungan. Lokasi Air Terjun ini berada pada ketinggian 300 Mdpl.
Menikmati Kesejukan Air Terjun Moramo
Sebagai spot utama dari kawasan SMS Tanjung peropa, keberadaan sungai ulusena dengan air terjun moramo ini tentunya sangat berarti dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain manfaat dari sisi pariwisata, aliran air sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi ratusan hektar sawah pada beberapa desa di hilir sungai sehingga keberadaan sungai ini akan berdampak langsung pada sektor pertanian dan perkebunan.
Pembangunan fasilitas pendukung pariwisata perlu mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Faktor aksesibilitas dan prasarana jalan perlu mendapat perhatian dimana akan mempermudah akses pengunjung ke lokasi wisata. Kondisi jalan menuju lokasi wisata sampai tahun 2019, masih harus membutuhkan peningkatan kualitas jalan. Semoga Kawasan Air Terjun Moramo terus menjadi idola bagi pariwisata di Sulawesi Tenggara.

Penulis : Muhammad Dagri Nizar
Baca Juga :
Air Terjun Moramo Pantai Batu Gong Pantai Toronipa
Pulau Bokori Pantai Nambo Tebing Sawapudo
Hutan Lindung Wolasi Pantai Tamborasi Danau Biru

1 comment:

Flag Counter