Home » , » Menjulang Tinggi di Bentangan Karts "Gunung Bulusaraung" || Pangkep - Sulawesi Selatan

Menjulang Tinggi di Bentangan Karts "Gunung Bulusaraung" || Pangkep - Sulawesi Selatan


Pangkep - Sulsel, Kerinduan akan suasana pegunungan kembali menggugah keinginan besar kami. Perjalanan menantang sepertinya akan kami lalui kembali. Catatan perjalanan yang telah ditorehkan beberapa tahun belakangan perlu pembaharuan dengan lembaran-lembaran baru di tempat yang belum kami pernah jamah. Kini sudah waktunya kami berjalan dan melangkah, untuk menembus rasa penasaran akan keindahan pegunungan di nusantara.
Pencinta Alam Konawe merupakan Group Pencinta Alam yang sangat eksis di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam aktivitasnya di alam bebas. Kegiatan pendakian gunung setiap tahun dilaksanakan sebagai bentuk eksistensi sebagai Pendaki Gunung.

Setelah menjajal atap Sulawesi Tenggara, Gunung Mekongga pada tahun 2020 dan atap Sulawesi Selatan Gunung Latimojong pada tahun 2021, di Tahun 2022 ini, Tim Expedisi Pencinta Alam Konawe kembali melanjutkan misinya dengan menaklukkan dua puncak bergengsi di Sulawesi Selatan yaitu Gunung Bulusaraung dan Gunung Bawakaraeng.

Target pertama yaitu mengeksplorasi puncak kawasan karts terbesar di Indonesia yang terletak di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan tersebut merupakan bentangan karts terluas di Indonesia dengan kekayaan alam yang kompleks. Salah satu yang menjadi daya tarik petualangan adalah puncak tertingginya yaitu Gunung Bulusaraung.

PERJALANAN DARAT
 
Setelah menempuh perjalanan darat 2 hari 1 malam dari Kota Unaaha, Provinsi Sulawesi Tenggara, Tim akhirnya tiba Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Akses masuk ke titik star pendakian yaitu melalui jalur industri PT. Semen Tonasa. Perjalanan akan menempuh jalur yang biasa dilalui oleh kendaraan perusahaan. Jalan akan melewati aspal dengan tipe yang semakin menanjak. Sekitar 30 menit, jalur sudah akan memasuki kawasan pemukiman masyarakat.

Perjalanan menyusur jalur pedesaan akan dilalui dengan medan menajak berlika-liku dengan model kapsul. Tidak mudah melalui tanjakan mematikan ini. Hanya tipe kendaraan 4 WD yang akan mudah melewatinya. Meskipun kondisi demikian, Avanza yang kami tumpangi tidak menemui kendala berarti saat merangkak di jalur beton berlubang-lubang tersebut. Sesekali kami semua harus turun untuk mengurangi beban, saat kendaraan tidak mampu melewati tanjakan yang licin. Tapi semuanya dinikmati sebagai suka duka perjalanan.

DESA TOMPO BULLU
Desa Tompo Bullu, Kec. Balocci, Kab. Pangkep

Perjalanan meletihkan selama 2 jam di jalur berkelak kelok tadi terhenti di sebuah dusun di lereng pegunungan. Inilah perkampungan yang kami cari. Cukup jauh dan mendebarkan juga perjalanan menuju kesini. Tak disangka sebelumnya, perjalanan melewati rimbun hutan berhujung pada sebuah pemukiman yang tak nampak seperti sebuah dusun pada umumnya.
Pos Registrasi - Dusun Tompo Bullu

Inilah Desa Tompo Bullu yang merupakan titik star pendakian ke Gunung Bulusaraung. Berbeda dengan gunung-gunung lain pada umumnya. Pendakian ke Puncak Bulusaraung hanya dilewati melalui satu akses pendakian yaitu Desa Tompo Bullu, Kec. Balocci, Kab. Pangkep. Lokasinya sangat jauh dari perkotaan. Untuk menuju kesini, pendaki harus melalui jalur darat yang sangat menantang. Jadi, pastikan kendaraan anda dalam keadaan layak, karena tipe jalan yang dilalui akan menguji ketahanan kendaraan yang anda tumpangi.

PENDAKIAN
Pos Registrasi - Dusun Tompo Bullu

Kami tiba di waktu yang masih pagi. Pihak pengelola belum tampak satu pun. Kami tidak bisa menunggu lama, karena pagi ini kami harus memulai perjalanan. Sebagian anggota tim, kami tinggal di Pos Registrasi ini. Dan kami berlima akan memulai pendakian meski belum tidur semalaman.
Beberapa peralatan sudah disiapkan. Meskipun rute yang akan dilewati terbilang tidak jauh, namum bagaimanapun kami harus mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi di perjalanan.
Dusun Tompo Bullu, Kec. Balocci, Kab. Pangkep

Desa Tompo Bullu merupakan kawasan pemukinan yang cukup ramai. Meskipun akses ke sini cukup jauh dengan jalan yang extreme namun kondisi perkampungan tidak mencerminkan akses jalan yang rumit. Kampung ini diramaikan oleh aktifitas warga utamanya kegiatan perkebunan dan rumah-rumah warga yang bisa dikatakan dalam kategori sejahtera.

Jalur pendakian dimulai dengan menyusuri jalan desa. Sembari menuju ke pintu rimba, kita akan disuguhkan suasana desa yang sejuk dan pemandangan pegunungan yang asri. Dari kawasan pemukiman ini, Puncak Bulusaraung sudah terlihat dari jauh. Meskipun sudah terlihat, namun untuk menuju kesana pastilah tidak mudah, banyak rintangan yang akan kami lewati. Terlebih lagi kami berlima baru pertama mengunjungi puncak ini.
Perkampungan Dusun Tompo Bullu, Kec. Balocci

Perlahan, kami menjauh dari kawasan pemukiman dan mulai memasuki pintu rimba jalur pendakian. Beberapa lahan perkebunan akan dilalui saat kita mulai menjajal setapak diantara ladang perkebunan. Jalur dimulai dengan medan landai dengan pijakan yang rata. Rumah-rumah penduduk sudah mulai jarang terlihat ketika kami mulai memasuki lahan-lahan perkebunan. Di jalur awal, kita mengikuti setapak yang biasa dilalui warga untuk menuju kebun.

POS 1
Pos 1 - Jalur Perkebunan

Tidak sampai 10 menit berjalan, kita sudah melewati Pos 1. Tempatnya masih sangat dekat dengan perkampungan. lokasinya menandakan kita sudah memasuki areal persawahan. Kami belum merasa letih sepenuhnya. Jadi ngak mungkinlah kita beristirahat. Fisik masih bugar untuk terus menuju jalur selanjutnya. Kebun-kebun warga adalah pemandangan di kiri kanan. Kita masih melintasi jalur yang sering dilintasi masyarakat untuk bercocok tanam.
Jalur Persawahan

Suasana pedesaaan begitu terasa saat kita terus menyusur masuk ke dalam jalur pendakian. Hamparan sawah ladang yang sedang menguning memberi nuansa harmonis dan berselaras dengan alam. Siapapun yang melewatinya pasti akan merasakan ketenangan batin. Pemandangan hamparan ladang padi ini menjadi akhir dari aktifitas masyarakat yang kami lalui. Selanjutnya kita sudah memasuki hutan sebenarnya.
Menapaki Tangga Beton
 
Selepas areal persawahan, puluhan anak tangga akan dipijaki. Ini adalah awal dari jalur menanjak yang akan dilalui di pendakian ini. Di sekitarnya hanya rerumputan dan semak belukar yang lebat. Fisik akan mulai diuji ditanjakan ini. Kami harus mampu melewatinya, meskipun kekuatan ini belum sepenuhnya pulih dari perjalanan darat tanpa istirahat semalam.
Menapaki Tangga Beton

Semakin tinggi menanjak, ladang masyarakat semakin jauh ditinggalkan. Perkampungan sudah jauh terlihat. Kita mulai memasuki jalur pendakian. Hawa hangat sangat terasa sepanjang langkah. Kita terus menapaki anak tangga yang entah sampai berapa jauh. Fisik ini seperti kaget. Bagaimana tidak, selama 2 hari 1 malam kami terkurung selama perjalanan darat, kini kami harus langsung menemui medan menanjak. Tapi, semuanya akan kami kondisikan diperjalanan nanti.
Jalur Pendakian Menuju Pos 2

Kita sudah mulai masuk hutan rindang dengan pepohonan besar. Hutan teduh mewarnai perjalanan dimana disepanjang mata, hanya akan jumpai tumbuhan rindang yang menyejukkan suasana. Saking rindangnya, sepanjang jalan kita akan menghirup udara segar.
Jalur pendakian Gunung Bulusaraung memiliki track landai dengan jarak tempuh yang berdekatan setiap posnya. Jalurnya pun sangat jelas.karena hampir stiap.hari para pendaki lalu lalang melintasinya.

POS 2
Shelter di Pos 2

Pos 2 hanya berjarak sekitar 10 menit dari Pos 1. Terdapat sebuah shelter yang cukup luas yang bisa dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak. Kami pun tidak terlalu berlama lama disini. Kami tidak boleh terlena dengan suasana sejuk ini. Masih banyak pos yang harus kami tempuh. Setelah berpose beberapa kutip, beberapa dari kami sudah berlalu satu per satu untuk menuju ke tempat pemberhentian selanjutnya.

POS 3
Shelter di Pos 3

Jarak ke pos 3 tidak begitu jauh. Kurang dari 10 menit kita sudah tiba disana. Suasananya masih sama dengan Pos 2. Terdapat sebuah shelter untuk isitrahat. Kami hanya singgah sebentar mengambil napas panjang untuk selanjutnya menuju ke Pos 4 yang pasti jaraknya tidak jauh beda dengan pos-pos sebelumya. Kita pasti akan semangat melaluinya, karena jarak setiap pos sudah bisa diprediksi.

POS 4
Shelter di Pos 4

Masih melewati tipe jalur rindang, hanya sekitar 10 menit saja, kita sudah sampai di Pos 4. Seperti halnya Pos-Pos sebelumnya, di tempat ini juga terdapat sebuah shelter yang cukup memadai luasnya. Mengingat sudah hampir setengah perjalanan ditempuh, kami pun melepaskan rasa kantuk yang sudah tidak tertahankan sejak tadi pagi.

Beberapa dari kami, cukup lama tertidur dan sebagiannya lagi hanya bersandar ditemani sebatang rokok dan segelas kopi. Fisik kami pulihkan seperti sedia kala. Perjalanan kedepan mungkin masih panjang. Tidak tau seberapa lama lagi jaraknya. Maklumlah, belum ada dari kami yang pernah kesini.
Jalur Hutan Teduh

Sepanjang jalur pendakian menuju puncak gunung ini, dapat dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan mulai dari pohon rotan, kemiri, dan juga kelapa. Selain itu, Gunung Bulusaraung menjadi habitat asli beberapa fauna seperti kera hitam, musang, dan berbagai jenis kupu-kupu. Banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa kita pelajari di kawasan ini.

Perjalanan selanjutnya kita akan melewati karaktersitik jalur yang tidak berubah. Kita akan menyusuri jalur tanjakan landai dengan suasana sejuk dengan hutan rindangnya. Berjalan di tengah hutan rindang, tentulah tidak akan membuat kita cepat lelah, karena oksigen terproses dengan cepatnya di dalam tubuh kita.

POS 8
Pemandangan Lepas di Pos 8

Setelah melewati beberapa pos, kita akhirnya tiba di tempat berpemandangan terbuka. Tamplian alam terasa lepas dari ujung punggungan bukit ini. Setelah berjam-jam kita terkurung di tengah hutan rindang, Kini saatnya kita memandang jauh ke arah pegunungan. Tempat ini adalah Pos 8. Posisinya berbeda dengan Pos-Pos sebelumnya. Disini, kita bisa berisritahat dengan lega, karena tinggal 2 pos lagi yang akan ditempuh.
Pemandangan Lepas di Pos 8

Dari tempat ini, kita bisa melihat perkampungan Dusun Tombo Bulu, tempat kami memulai perjalanan tadi. Kita juga bisa melihat jelas jalur jalan tadi kami lewati. Jalur berlika liku menanjak yang beberapa kali membuat kendaraan kami tak sanggup mendaki.
Gunung Bulusaraung memiliki 10 Pos peristirahatan termasuk pos terakhir yang berada di puncak. Jalur menuju puncak gunung ini terkenal memiliki bebatuan dan jalan yang terjal. Karena itulah, fisik dari pendaki akan diuji.

POS 9
Beristirahat di Pos 9

Saat petang pun akhirnya tiba. Syukurlah kami semua sudah tiba dalam keadaan tidak kurang satu apapun. Perjalanan sejak pagi dari kampung, dilewati dengan tenang dalam suasana suka cita, meskipun lelah dan rasa kantuk yang menera sepanjang jalan.
Disini kami bisa beristirahat lama, sambil menunggu cuaca extreme reda. Sejak lepas dari Pos 8 tadi, kondisi cuaca tiba-tiba berubah. Langit yang tadinya cerah berganti dengan kabut dan hantaman angin yang bertubi-tubi.
Di Pos 9 ini, kami menenangkan diri sejenak pada sebuah shelter yang cukup nyaman. Kami menanti kondisi cuaca yang semoga segera reda agar kami bisa ke puncak sore ini.
Mendirikan Tenda di Pos 9

Cuaca extreme pun tidak berubah. Hari juga semakin beranjak malam. Kami pun memutuskan untuk menginap di Pos 9 ini dan akan melanjutkan perjalanan ke puncak esok pagi. Meskipun jarah ke puncak hanya sekitar 1 jam, namun kami tidak berani mengambil resiko mengingat kondisi cuaca yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

Maka segeralah kami mendirikan tenda di sekitar shelter. Kami sudah menyiapkan beberapa perlengkapan standar. Tenda, peralatan serta logistik segera difungsikan mengingat hari yang akan gelap serta rasa lelah dan lapar yang sudah tak tertahankan.
Shelter di Pos 9

Disilah seninya berpetualang di alam bebas. Mendaki gunung akan terasa kurang jika belum berkemah. Menikmati alam sambil beristirahat setelah mendaki, sambil memasak makanan tentu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Apalagi jika mendaki bersama rombongan, sehingga suasana menjadi lebih hangat.

Sambil menunggu esok hari, banyak yang bisa dilakukan ditengah keheningan suasana hutan yang rindang. Kita bisa menenangkan pikiran dan berbagai problem dunia. Berada di alam bebas seperti ini, seakan-akan semua persoalan bisa lenyap seketika tatkala kita mendengar kicauan burung, hembusan angin yang menggerakkan dahan pepohonan serta berisik aliran air yang tanpa henti bersuara.
Area Pos 9

Di Pos 9 ini, sangatlah luas. Banyak fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Terdapat sekitar 6 shelter yang bisa ditempati pendaki untuk istirahat ataupun menginap. Lokasinya berada dibawah kawasan puncak Bulusaraung. Para pendaki bisa leluasa di tempat ini. Pada moment-moment tertentu, ditempat ini akan dipenuhi ratusan pendaki dari berbagai penjuru di Prov. Sulawesi Selatan. Sumber air juga cukup bisa memenuhi kebutuhan para pendaki. Terdapat tiga buah tower penampungan air yang letaknya dengan sedikit menuruni setapak.
 
MENUJU PUNCAK
Bersiap Menuju Puncak

Malam yang dilewati cukup membuat kami istirahat lepas. Tenang rasanya semalam disini, karena tiada pendaki lain selain kami. Pagi ini kami harus melalnjutkan perjalanan. Tinggal selangkah lagi, kita akan mencapai puncak Gunung Bulusaraung.
Setelah kegiatan pagi kami lakukan, maka segeralah kami berkemas. Pagi ini cuaca tidak begitu bersahabat. Sejak semalam tiupan angin dan kabut silih berganti terdengar. Namun, Bagaimanapun, perjalanan ke puncak harus diselesaikan pagi ini.
Jalur Berbatu Menuju Puncak

Jalur menuju puncak Gunung Bulusaraung dipenuhi oleh bebatuan dengan medan yang cukup terjal. Jalur ini tentu akan menguji ketahanan fisik dari para pendaki. Setapak begitu menanjak dengan banyak bongkahan batu. Disini medan sangat terbuka dengan pandangan rerumputan. Saking terbukanya, terpaan angin akan menghantam segala penjuru.

Perjalanan dari pos kesembilan menuju puncak Gunung Bulusaraung memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Disaat cuaca yang buruk, pendaki harus berpijak dan berpegang kuat. Terpaan angin dan badai sangat keras menggoyangkan langkah. Saat kami mulai mendekat kawasan puncak. Angin berhembus menggila. Kami beberapa kali harus berhenti untuk berlindung dari terpaaan badai.

PUNCAK GUNUNG BULUSARAUNG
Jalur Terbuka Menuju Puncak

Jalan menanjak terjal berbatu serta diiringi dengan hantaman badai berakhir disebuah tempat yang luas diatas sebuah bukit. Tibalah kita di kawasan Puncak Gunung Bulusaraung. Benar-benar jalur tanjakan yang menguras energi. Area puncak di tandai dengan sebuah pemancar radio milik pengelola kawasan. Gunung ini juga termasuk kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Kita harus berjalan sekitar berapa puluh langkah untuk tiba di titik trianggulasinya. Saat kami tiba kepungan kabut silih berganti datang menghampiri. Angin juga tidak henti-hentinya mengahantap dari segala penjuru. Tapi, teruslah kami melangkah, hingga ke tujuan utama.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Alhamdulillah, Tim Expedisi Pencinta Alam Konawe, tiba di Puncak Gunung Bulusaraung. Tempat ini merupakan titik tertinggi dari jejeran bukit di kawasan karts dengan ketinggian 1353 MDPL. Puncak ini merupakan salah satu ikon dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan menjadi salah satu puncak kebanggan bagi penggiat alam terbuka di Sulawesi Selatan.
Gunung ini memiliki pemandangan alam yang sangat menyenangkan untuk dinikmati. Saat moment cuaca cerah, kita akan bisa melihat matahari terbit atau matahari tenggelam yang sangat menawan. Lautan awan juga sesekali akan menampilkan pesonanya, terutama saat pagi dan sore hari.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Area puncak cukup luas dan dapat menampung puluhan pendaki. Dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan lepas pegunugan hingga kearah lautan. Di puncak banyak terdapat bongkahan-bongkahan batu yang menandakan bukit ini merupakan formasi bebatuan. Tidak terdapat pepohonan di area puncak, sehingga kita bisa sepuasnya melihat keidahan pegunungan. Namun, kondisi ini sangat rentan jika terjadi badai, karena tidak adanya pohon pelindung. Jadi berhati-hatilah...lihatlah kondisi sebelum memutuskan ke puncak, karena perubahan cuaca sangat cepat terjadi di pegunungan ini.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Setelah lelah mendaki dengan medan yang tidak mudah, kita akan disuguhkan dengan pemandangan kawasan karst yang menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki pegunungan ini. Jajaran perbukitan yang luas ini sangat indah dipandang mata dan akan membayar rasa lelah setelah pendakian.
Meskipun tidak setinggi gunung-gunung lainya, tapi tempat ini selalu menggugah rasa penasaran para petualang untuk menjajal medannya. Medannya yang menanjak landai serta keteduhan hutan tentunya akan menjadi cerita tersendiri dari tempat ini.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Kawasan Karst Maros yang menawan merupakan pemandangan utama dari Puncak Gunung Bulusaraung. Kawasan ini berupa rangkaian perbukitan karst yang ada di utara Maros dan Selatan Pangkep, Kawasan karst ini menjadi yang terluas di Indonesia serta terluas kedua di dunia setelah karst yang berada di Guangzhou, Cina.
Oleh karena itu, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung selalu menjadi objek penelitian dari berbagai kalangan baik dari dalam maupun luar negeri. Banyak hal yang bisa di observasi di kawasan seluas 437 Km2 ini. Meneliti bebatuan karts, flora dan fauna serta situs arkeologi yang banyak terhampar di bentangan pegunungan ini.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Gunung Bulusaraung memang tidak tinggi namun dapat menguji adrenalin Anda yang menyukai petualangan. Keindahan pemandangan alam, terutama saat sunrise maupun sunset, membuat banyak pendaki yang datang dan menikmatinya. Gunung ini merupakan salah satu ikon berpetualang di wilayah Sulawesi Selatan. Para penggiat alam terbuka di daerah ini sudah sering bertandang di pegunungan batu ini. Setiap harinya, pengunjung tidak pernah sepi. Meskipun mereka sudah berulang kali kesini, namun rasa penasaran tidak pernah hilang.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Tim Pencinta Alam Kab. Konawe telah berhasil menuntaskan misi pertama di perjalanan ini. Suatu kesyukuran kepada Allah SWT, kami semua dalam keadaan sehat wal afiat dan tidak kurang satu apapun hingga tiba dan nantinya kembali dari tempat ini. Meskipun kami harus menempuh jalur perjalanan darat yang melelahkan selama 2 hari 1 malam dari Kota Unaaha, kami tetap semangat dan tangguh untuk melewati setiap rintangan dalam perjalanan
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Selelah ini, kami pun hari segera kembali ke Kota Makassar, untuk beristirahat dan memulihkan stamina. Sebab dua hari kedepan kami akan kembali menjajal puncak lainnya yang menjadi kebanggan di Sulawesi Selatan yaitu Gunung Bawakaraeng yang terletak di Kab. Gowa. Pastinya akan ada cerita berbeda lagi yang akan kami dapatkan disana. Semoga Allah memberkahi perjalanan kami nantinya.
Puncak Gunung Bulusaraung - 1353 MDPL

Perjalanan ini memberikan kami pengalaman baru dalam berpetualang. Begitu banyak cerita dalam perjalanan yang menjadi catatan dan candaan. Berada di atas puncak gunung merupakan suatu berkah yang tidak semua bisa mendapatkannya. Hanya orang-orang yang mempunyai keberanian yang diperkenankan oleh Yang Maha Kuasa. Uang bukan segalanya untuk meraih kebanggaan. Jadi...!! Bergeraklah..!! Manfaatkan masa muda dan sehatmu untuk pembentukan karaktermu sebagai bekal masa depanmu. Salam Lestari..!!!
 
Tim Pencinta Alam Konawe :
1). Asran, 2). Muh. Dagri Nizar, 3). Totti Irianto Meronda, 4). Muh. Almaliki, 5). Indrawansyah


Penulis : Muhammad Dagri Nizar 

No comments:

Post a Comment

Flag Counter