Taman Nasional Betung Kerihun

TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN


Dasar Penunjukan :
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 467/Kpts-II/95
Tanggal : 20 Juni 1999
Luas : ± 800,000 Ha
Letak : Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu

Koordinat :
112° 18' - 114° 12' BT dan
00° 35' - 01° 34' LU

Fisik

Geologi dan Tanah
Satuan geologi di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun terdiri dari Kelompok Embaloh, Kompleks Kapuas, Batuan Terobosan Sintang, serta Kelompok Selangkai dan Vulkanik Lapung.

Bagian yang sangat menarik secara geologi adalah bagian Timur Daerah Aliran Sungai (DAS) Bungan. DAS Bungan mempunyai spesifikasi sejarah geologi yang lebih kompleks yaitu perpaduan antara batuan gunung api Nyaan (Ten), Kompleks Kapuas (JKlk), batuan gunung api Lapung (Tml), dan batuan terobosan Sintang (Toms). Sedangkan Litologinya berupa batu sabak, batu pasir malih, batu lanau malih, flit, serpih, argilit, dan turbidit.

Lokasi Taman Nasional Betung Kerihun
Adapun jenis tanah yang terdapat di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun secara garis besar tergolong dalam kelompok tanah organosol, dan glei humus yang tersebar di Kecamatan Embaloh Hulu. Tanah alluvial tersebar di wilayah dataran Sungai Mendalam, Sungai Sibau, dan Sungai Embaloh. Jenis tanah yang mendominasi adalah tanah podsolik merah kuning dan tanah kompleks podsolik merah kuning serta latosol. Jenis tanah ini tersebar di wilayah kecamatan Putussibau dan Embaloh Hulu.
Taman Nasional Betung Kerihun
Topografi
Keadaan topografi Taman Nasional Betung Kerihun sebagian besar berbukit, dan bergunung, serta sedikit dataran dengan ketinggian tempat berkisar antara 150 m sampai 2.000 meter dari permukaan laut. Kawasan berbukit dan gunungnya terdiri dari rangkaian pegunungan Kapuas Hulu di bagian Utara yang berbatasan dengan wilayah Sarawak, dan di bagian Timur adalah pegunungan Muller yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Hidrologi
Sistem hidrologi di kawasan taman nasional cukup unik dengan ratusan jaringan sungai kecil dan besar yang termasuk dalam sistem besar daerah aliran sungai (DAS) Kapuas. DAS Kapuas sendiri meliputi area seluas 9.874.910 hektar atau sekitar 67% dari Provinsi Kalimantan Barat yang seluas 14.680.700 hektar. Terdapat lima sungai besar yang hulunya berada di kawasan taman nasional yaitu Sungai Embaloh, Sungai Sibau, Sungai Mendalam, Sungai Kapuas Koheng, dan Sungai Bungan.

Taman Nasional Betung Kerihun
Iklim
Secara garis besar iklim di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun adalah iklim yang sangat basah. Data curah hujannya berkisar antara 2.863-5.517 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 120-309 per tahun. Menurut Schmidt & Ferguson hal seperti ini termasuk iklim selalu basah type A dengan nilai Q = 2.6%.

Taman Nasional Betung Kerihun
Biotik
Keanekaragamanan ekosistem di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun sangat tinggi dan keadaan vegetasi hutannya masih baik dan relatif utuh.
Terdapat delapan tipe ekosistem hutan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun yaitu ;
1. Ekosistem Hutan Dipterocarpaceae Dataran Rendah (Low Land Dipterocarp Forest)
2. Ekosistem Hutan Aluvial (Alluvial Forest)
3. Ekosistem Hutan Rawa (Swamp Forest)
4. Ekosistem Hutan Sekunder Tua (Old Secondary Forest)
5. Ekosistem Hutan Dipterocarpaceae Bukit (Hill Dipterocarp Forest)
6. Ekosistem Hutan Berkapur (Limestone Forest)
7. Ekosistem Hutan Sub-Gunung (Sub-Montane Forest)
8. Ekosistem Hutan Gunung (montane forest).

Flora
Taman nasional ini memiliki 1.216 jenis flora yang terdiri dari 418 genus dan 110 famili. Di dalamnya terdapat 75 jenis endemik Borneo dan sebanyak 14 jenis merupakan "catatan baru" di Indonesia, diantaranya ; Musa lawitiensis, Neouvaria acuminatissima, Castanopsis inermis, Lithocarpus philippinensis, Chisocheton cauliflorus, Syzygium spicata dan Shorea peltata, serta 13 jenis palem Kalimantan antara lain Pinanga bifidovariegata dan Soka (Ixora sp.).

Rangkong Gading (Buceros Vigil)
Fauna
Mamalia ; mamalia besar teridentifikasi tidak kurang dan 48 jenis, antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), kucing hutan (Felis bengalensis), beruang madu (Helarctos malayanus), rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), kijang emas (Muntiacus atherodes), kancil (Tragulus napu dan Tragulus javanicus), babi hutan (Sus barbatus), dan berang-berang (Lutra sumatrana), sedangkan kelompok mamalia yang berukuran kecil sebanyak 35 jenis, terdiri dari kelelawar (Chiroptera) sebanyak 18 jenis dan kelompok pengerat (Rodensia) sebanyak 17 jenis.

Primata ; ditemukan sebanyak 7 jenis, yaitu Orangutan (Pongo pygmaeus), Kelampiau (Hylobates muelleri), Hout (Presbytis frontata), Kelasi (Presbytis rubicunda), Beruk (Macaca nemestrina), Kera (Macaca fascicularis), dan Tarsius (Tarsius bancanus).

Burung ; Kelompok burung teridentifikasi sebanyak 301 jenis yang tergolong dalam 151 marga dan 36 suku. Sebanyak 15 jenis merupakan pendatang; 63 jenis merupakan burung yang dilindungi oleh undang-undang seperti burung rangkong gading (Buceros vigil),dan 24 jenis diantaranya merupakan jenis endemik Kalimantan.

Amphibi ; Keanekaragaman jenis herpetofauna cukup tinggi dimana dari sekitar 1.500 specimen yang dikumpulkan sebanyak 103 jenis dapat diidentifikasi, yang terdiri atas 51 jenis amfibi, 26 jenis kadal, 2 jenis buaya, 3 jenis kura-kura, dan 21 jenis ular.

Ikan ; Kelompok ikan berhasil dikoleksi sekitar 4.000 specimen yang diambil dari 123 stasiun penelitian di 36 sungai besar dan kecil, dan menghasilkan 112 jenis ikan yang tergolong dalam 41 marga dan 12 suku dan sebanyak 14 jenis endemik Kalimantan. Diantara jenis ikan tersebut, ikan yang paling sering dijumpai yaitu jenis ikan konsumsi semah (Tor tambroides), seperti ikan lele (Clarias teysmanni), ikan batu (Epalzeorhyncus), langkung (Hampala bimaculata), kebali (Osteochilus spp.), dan ikan seluang (Rasbora spp.).

Wisata
Wisata Alam

Pendakian : di Taman Nasional Betung Kerihun terdapat beberapa rute pendakian berkualifikasi kesulitan sedang sampai berat. Rute kualifikasi sedang dengan waktu tempuh pendek yaitu pendakian Gunung Betung dan Gunung Condong melalui sungai Embaloh yang berada di bagian barat kawasan taman nasional. Pendakian dengan rute kualifikasi berat yaitu pendakian Gunung Lawit, melalui sungai Sibau yang terdapat di bagian tengah taman nasional, dan pendakian Gunung Kerihun melalui sungai Bungan yang berada di bagian timur taman nasional.

Sungai Arung Jeram
Arung Jeram : daerah hulu kapuas yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Kapuas Koheng merupakan lokasi potensial untuk wisata arung jeram. Panorama alam disekitar sungai dengan deburan arus sungai yang henghantam bebatuan yang ada, memberikan kenikmatan tersendiri bagi penggemar arung jeram. Di sungai Kapuas terdapat dua buah riam besar yang cukup menantang. Riam Batu Lintang yang berada diantara Dusun Nanga Lapung dan Nanga Bungan serta Riam Lapan yang terletak diantara Riam Matahari dan Dusun Nanga Bungan.

Sepan : mengamati aktifitas satwa liar dihabitat aslinya, merupakan pengalaman dan sensasi tersendiri. Jenis mamalia besar di Taman Nasional Betung Kerihun mudah dijumpai terutama saat satwa liar tersebut sedang minum atau sepan, istilah setempat bagi satwa yang sedang minum di mata air yang mengandung garam. Di lima daerah aliran sungai (DAS) Taman Nasional Betung Kerihun terdapat sepan, yaitu di DAS Kapuas di sungai Atahum, di DAS Bungan di Muara Pono, di DAS Mendalam terdapat 7 lokasi sepan, Di DAS Sibau terdapat di sungai Payo, dan di DAS Embaloh terdapat di sungai Gamalung. Lokasi Sepan umumnya di tepi sungai dan bila hewan sedang ngasin di pagi atau sore hari, inilah waktu yang tepat untuk mengamati mereka.

Wisata Budaya
Sungai Sedik : Sungai Sedik adalah pemukiman suku Iban yang masih mempunyai ciri masyarakat tradisional. Mereka hidup harmonis dengan lingkungannya. Perkampungan suku Iban tersebut berada di pinggir jalan lintas utara. Mereka menempati rumah panjang yang terletak di atas bukit sehingga mereka dapat mengamati hutan adat tempat mereka menggantungkan hidupnya. Di belakang rumah panjang mereka, terdapat kebun dan air terjun yang merupakan sumber kehidupannya.

Desa Ukut-Ukit : Desa Ukit-ukit dapat dicapai kurang lebih 30 menit dari Desa Sungai Sedik. Desa ini dibelah oleh jalan lintas utara dan dihuni oleh etnis Tamambaloh. Desa Ukit-ukit merupakan desa tertua di kawasan ini. Walau masih utuhnya lingkungan kampung Dayak dan terpeliharanya tradisi dan adat-istiadat namun sebagian penduduknya ada yang telah memiliki persawahan. Kebun diperkampungannya terutama ditanami pohon durian, pohon karet dan rotan. Tarian dan kostum etnis Dayak Tamambaloh yang didominasi oleh untaian manik-manik dan cerahnya warna pakaian adat, menjadikan ciri khas budaya Dayak Tamambaloh.

Dusun Sadap : sebagai pintu gerbang barat Taman Nasional Betung Kerihun, dusun Sadap akan dikembangkan menjadi gerbang masuk wisatawan dari Sarawak, Malaysia. Di dusun ini dapat dilihat beberapa peninggalan budaya suku Dayak Iban seperti mandau, tempayan, dan beberapa senjata khasnya. Tarian adat suku Iban merupakan tarian unggulan yang khusus disajikan untuk para wisatawan yang datang di dusunnya.

Cara Mencapai Lokasi
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Betung Kerihun umumnya melalui sungai, kecuali ke Tanjung Lokang yang bisa dicapai melalui jalur udara dengan pesawat kecil jenis Cessna. Terdapat lima jalur sungai besar yang hulunya berada di kawasan taman nasional yaitu Sungai Embaloh, Sungai Sibau, Sungai Mendalam, Sungai Kapuas/Koheng, dan Sungai Bungan. Untuk membantu memperpendek perjalanan, jalur darat lintas utara Putussibau ke Nanga Badau bisa dimanfaatkan.

Pengelolaan
Taman Nasional Betung Kerihun dikelola oleh Balai Taman Nasional Betung Kerihun, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Alamat Pengelola
Kantor Balai Taman Nasional Betung Kerihun
d/a. Jl. Komodor Yos Sudarso No. 100 Putussibau
Telp. (0567) 21935
KALIMANTAN BARAT
Sumber : Kementerian Kehutanan RI

No comments:

Post a Comment

Flag Counter