MONUMEN JOGJA KEMBALI
Begitu banyak peristiwa sejarah yang terjadi kala itu di tanah Jogjakarta. Perjuangan dalam mempertahankan ibu pertiwi penuh cucuran darah dan korban nyawa. Bertahun-tahun bangsa kita dikungkung oleh penjajahan yang seakan tidak habis habisnya. Selama itu pula Bangsa kita tertekan dan merasakan penderitaan yang silih berganti dari kolonialisme bangsa-bangsa eropa.
Jogjakarta adalah saksi bisu perjuangan para patriot sejati. Setiap tetes darah akan tercatat sebagai abdi bagi ibu pertiwi. Setiap tangis anak negeri menjadi cambuk untuk lepas dari belenggu. Legenda bangsa ini banyak ditorehkan dari tanah jogja. Kisah pertempuran dan pertumpahan darah banyak mengisi lembaran sejarah yang masih dikenang hingga kini.
Peta Monumen Jogja Kembali
Jejak mereka tidak akan pudar meski saat itu sudah lama berlalu. Puluhan hingga ratusan tahun lalu, rintihan dan teriakan mereka akan terus abadi dan dikenang sampai hari ini. Peristiwa sejarah tersebut masih tertuang dalam berbagai catatan peninggalan yang diabadikan dalam berbagai bentuk bangunan yang monumental. Baik itu bangunan bersejarah ataupun monumen yang sengaja dibuat untuk mengenang perjuangan para petriot yang pemberani itu.
Ditengah Kota Jogjakarta, berdiri tegak sebuah bangunan yang megah dan artistic. Bangunan ini melambangakan kebanggan warga Jogja yang dipersembahkan untuk mereka yang telah berdarah-darah untuk negeri ini. Inilah Monumen Jogja Kembali, sebuah lambang kemenangan dan lambang kejayaan tanah kesultanan ini.
Berkunjung ke Monumen Jogja Kembali atau Monjali seperti sebuah keharusan saat anda bertandang ke Kota Jogja. Mengetahui tentang sejarah adalah wajib bagi kita generasi penerus bangsa. Negeri ini tidak lahir begitu saja. Perjalanan panjang sudah ditempuh para pendahulu kita. Mari melihat sejarah Indonesia..Untuk menapaki Masa Depan..!!Dari arah jalan utama, sudah terlihat puncak bangunan Monjali yang menyerupai kerucut. Semakin mendekat terlihat begitu megahnya bangunan ini. Unik dan berbeda dari bangunan lain disekitarnya. Saat melewati pintu masuk Monjali terdapat sebuah dinding lebar yang bertuliskan nama-nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) pada saat tanggal 19 Desember 1948 - 29 Juni 1949
Jumlahnya sekitar 422 nama pahlawan yang dituliskan di dinding ini. Seperti sebuah prasasti raksasa yang tertera ratusan nama-nama pelaku sejarah yang gugur dalam masa pertempuran. Melihat Nama-nama tersebut dipajang, sudah menggambarkan kondisi dan kejadian saat itu dimana ribuan orang harus berkorban sampai mempertaruhkan nyawa.
Prasasti Pahlawan di Mojali |
Prasasti ini menjadi salah satu ikon dari Monumen Jogja Kembali. Begitu banyak nama yang tertulis di dinding ini saat perjuangan di daerah Karawang - Bekasi. Para pengunjung tidak akan melewatkan berpose di dinding yang penuh makna ini sambil sejenak mengirim doa untuk mereka yang telah gugur membela bangsa.
Posisi bangunan Monumen Jogja Kembali sangat memperhitungkan letak yang menghubungkan beberapa bangunan penting di Jogjakarta yaitu Kraton Jogja, Tugu Yogyakarta, Gunung Merapi, Parang Tritis dan juga Panggung Krapyak. "Monumen Jogja Kembali" berbentuk seperti kerucut. Pelatarannya sangat luas meyerupai sebuah lapangan upacara. Lantai yang berkilau dengan corak warna-warninya memberikan sambutan bagi kami yang untuk pertama kalinya berkunjung ke tempat ini.
Menurut informasi awal yang kami dapat Monjali terdiri dari 3 lantai. Pada ruangan lantai 1 didalam bangunan ini terdapat berbagai benda-benda koleksi. Pada lantai 2 terdapat peninggalan-peninggalan masa perjuangan yang bernilai sejarah.
Beberapa dokumen sejarah, replika, heraldika, dokumen, senjata dapat disaksikan di lantai pertama ini. Terdapat juga juga tandu serta andong yang digunakan oleh panglima Jendral Sudirman saat perang gerilya.
Monumen Jogja Kembali merupakan museum sejarah perjuangan kemerdekan negara Indonesia yang berada di kota Jogjakarta dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Berkunjung ke Monumen Jogja Kembali akan mengingatkan kita tentang sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia untuk lepas dari kungkungan belanda.
Monumen Jogja Kembali sering dikenal dengan sebutan Monjali yang merupakan sebuah simbol kembalinya kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia setelah dijajah oleh kolonialisme Belanda. Di dalam monument ini terdapat sebuah Museum yang sering dikunjungi oleh pelajar untuk wisata edukasi. Banyak hal tentang sejarah Indonesia yang dapat dipelajari disini. Pada hari libur atau musim liburan sekolah, Museum ini ramai dikunjungi para pelajar dari berbagai daerah. Sudah cukup berposes dengan latar artistic Mojali yang unik, saatnya kami masuk kedalam bangunan untuk mengetahui apa saja yang terdapat didalam sana yang menurut cerita penuh dengan kisah-kisah sejarah perjuangan.
Berbagai replika ditampilkan disepanjang jalan melingkar disetiap lantai Museum ini. Setiap replika menceritakan beberapa adegan yang berhubungan dengan proses perjuangan dalam menempuh kemerdekaan. Salah satu miniature di dalam museum ini yang menggambarkan suasana Gedung Agung istana Kepresidenan RI di Yogyakarta,. Pada saat itu sedang terjadi pembicaraan penting antara M. Hatta, Soekarno, Jendral Soedirman, TB Simatupang dan Soeharto.
Tampak dari balik pembatas kaca, terdapat sebuah adegan yang menggambarkan suasana pertemuan para diplomat untuk menyepakati sebuah perjanjian. Suasana saat itu dapat dibayangkan betapa sengitnya perdebatan dan pembahasan untuk masa depan negeri ini.
Suara senapan terdengar kencang bergemuruh saat kami mulai mendekati salah satu adegan yang menggambarkan suasana pertempuran di salah satu sudut kota Jogjakarta. Meskipun hanya sebuah replika, namun gambaran itu sudah membuat kami merinding melihat kenyataan dikala itu dimana suara tembakanlah yang mewarnai malam di Jogjakarta.
Presiden Sukarno terlihat dalam replika sedang berbicara dengan seorang utusan tentara belanda. Menurut narasi yang terdengar, peristiwa ini menggambarkan presiden sukarno yang akan dijemput untuk diasingkan ke suatu tempat oleh pihak belanda.
Sebuah replika sedang menampilkan pembicaraan antara pihak Indonesia dan Pihak belanda di sebuah lapangan di Jogjakarta. Pihak indonesia terus berupaya terlepas dari tekanan pihka Belanda. Pertemuan terus dilakukan agar para penjajah segera meninggalkan tanah Indonesia
Pertemuan Presiden Sukarno dan Jendral Sudirman |
Diorama ini menampilkan situasi ketika Presiden Sukarno sedang menerima kedatangan Jenderal Sudirman di Istana Agung Jogjakarta. Terlihat sedang terjadi dialog antara keduanya disaat untuk membahas situasi bangsa yang saat itu sedang tertekan oleh kolonialisme.
Setiap lantai menyimpan beberapa koleksi. Di lantai dasar Monumen Jogja Kembali ini terdapat auditorium, perpustakaan, dan museum. Di dalam museum pada lantai dasar terdapat keloksi peralatan dan perlengkapan bersejata. beberapa koleksi seragam yang digunakan saat pertempuran juga dipajang ditempat ini seperti replika pakaian militer, polisi istimewa, gerilyawan, tentara pelajar, heiho dan laskar wilayah
Puluhan foto klasik yang menampilkan kejadian perjuangan di Kota Jogja terpampang di salah satu ruangan di Museum Jogja Kembali. Beberapa dokumentasi dapat dita saksikan ditempat ini. gambar-gambar ini diambil saat kejadian itu terjadi. Foto-foto ini merupakan saksi sejarah yang bernilai. Kejadian sesungguhnya saat itu dapat kita saksikan melalui foto-foto ini.
Selain itu, ada juga beberapa benda klasik seperti mesin ketik, berbagai senjata, serta ada mesin ketik zaman dulu.Terdapat juga Senjata api genggam, berbagai jenis senjata api hasil rampasan yang diperoleh dari para serdadu Belanda ketika masa perang kemerdekaan.
Berkunjung ke Monjali banyak memberikan kita pengetahuan tentang perjalanan panjang Bangsa Indonesia. Selama ratusan tahun negeri kita dikungkung oleh penjajahan menjadikan bangsa kita harus bersatu dan bangkit. Penjajahan telah pergi....!!!..Kisah masa lalu akan terus abadi dan dikenang sampai kapanpun jua. Amazing Of Jogjakarta.....Monumen Jogja Kembali...
Monumen Jogja Kembali
Penulis : Muhammad Dagri Nizar
No comments:
Post a Comment