Dengan julukan Negeri Beribu Pura, di atas tanah Pulau Bali terdapat banyak bangunan Pura yang menjadi rumah ibadah bagi umat Hindu. Bentuk ciri khas budaya bali begitu Nampak pada ornament Pura. Berbagai kreatifitas seni yang tinggi sebagai simbol pemujaan ditampilkan di rumah ibadah tersebut.
Pulau Bali adalah pusat Pura terbanyak di Indonesia. Dimana-mana, akan dengan mudah menjumpai Pura. Dari wilayah perkotaan sampai pedalaman. Sebagai pusat kunjungan banyak orang, Rumah Ibadah Umat Hindu ini selain diperuntukkan untuk tempat peribadatan dan pemujaan, kebanyakan pura di Bali didesain untuk wisata bidaya dan spiritual bagi para pelancong yang mampir untuk berkunjung.
Salah satu Pura yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan adalah Pura Puseh Batuan di Desa Batuan, Gianyar, Bali. Lokasi pura ini tidak jauh dari Cagar Alam Monkey Forest. Hanya sekitar 20 menit saja berkendara. Pura ini terletak tepat di sisi jalan utama, sehingga akan mudah untuk menemukannya.
Bentuk-bentuk ornament ciri khas budaya Bali akan terlihat saat pengunjung mulai memasuki area Pura Puseh Batuan. Beberapa pengelola yang merupakan pengurus lembaga adat desa akan menyambut kedatangan para tamu dengan ramah dan hangat.
Sebagai bentuk nilai estetika, setiap pengunjung wajib mengenakan sarung adat yang disediakan oleh pihak pengelola. Kewajiban seperti ini, wajib dilaksanakan disemua tempat kunjungan yang bernuansa religious dan historis.
Para pengunjung akan terlihat seragam tatkala mengenakan sarung ini. Sangat indah dipandang dan Nampak selaras dengan motif adat Bali yang menyatu dengan latar warna ornament pura. Siapapun dan darimana pun pengunjungnya, semuanya harus mengikuti aturan ini. Dengan dikenakannya sarung adat ini, secara tidak langsung kita ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi kekayaan Indonesia
Sebuah latar gapura sangat menyatu dengan seragam sarung yang kami pakai. Mengenakan sarung ini, kami seakan menjadi bagian dari masyarakat adat Bali yang sangat menjunjung tinggi nilai seni. Masyarakat Bali pada umumnya begitu lekat dengan seni sehingga dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari budaya dan tradisi.
Bangunan Pura Puseh ditata dengan tampian yang artistik. Memasuki Pura utama akan melewati sebuah pelataran yang tertata dengan indah dan rapi. Paduan warna pelataran dengan gapura sangat menyatu dengan suasana sekitar. Area pelataran ini dapat menampung ratusan Umat Hindu saat kegiatan upacara keagamaan.
Meskipun tidak begitu luas, tapi penempatan dan peletakan oramen dan simbol-simbolnya, memberi keleluasaan bagi pengunjung untuk melihat lebih dekat sisi gapura utama. Ditempat ini merupakan tempat peribadatan dan pemujaan. Terlihat dari tata letak pelataran dan perlengkapan pemujaan yang menghadap ke Pura utama yang memilik ketinggian sekitar 6 Meter.
Pada Gapura utama terdapat beberapa patung dan benda benda perlengkapan peribadatan. Patung Patung tersebut tentunya memiliki makna dalam ajaran umat hindu. Seperti halnya tempat peribadatan umat hindu lainnya, di pura puseh ini kita dapat melihat benda-benda bernilai seni tinggi. Bentuknya yang sulit sehingga dapat dibayangkan proses pembuatannya.
Berkunjung ke tempat ini, kita disuguhkan aneka karya seni spiritual. Inilah yang membuat orang-orang ingin berkunjung dan melihan secara detil bangunan Pura Puseh ini. Pihak Desa Adat Batuan yang mengelola Pura ini. Para pengunjung dari mancanegara akan ditemani oleh seorang guide local yang akan menjelaskan segala sesuatu tentang Pura Puseh ini. Mereka akan dengan antusias memberikan penjelasan tentang Pura Puseh sembari memperkenalkan budaya Bali kepada pengunjung.
Selain bertugas untuk menjaga dan merawat Pura Puseh, pihak pengelola juga hampir setiap harinya harus melayani para tamu-tamu dari berbagai penjuru untuk berkeliling di Pura ini. Hanya saat kegiatan upacara keagamaan saja, Pura ini ditutup sementara untuk kegiatan kunjungan. Sebagai bentuk rasa terima kasih setelah mengunjungi Pura Puseh ini, kebanyakan pengunjung akan memberikan sumbangan seikhlasnya pada kotak yang disediakan oleh pihak pengelola.
Berbeda dengan tempat kunjungan wisata lainnya, berada di rumah peribadatan ini, para pengunjung harus menjaga sopan santun dan etika berkunjung. Sebagai bangunan yang disucikan oleh Umat Hindu, para pengunjung harus menjaga ucapan dan tidak bersuara berlebihan. Selain itu, para pengunjung tidak diperkenankan menyentuh ornament dan benda-benda peribadatan dan cukup hanya melihat dan memotret saja.
Penulis : Muhammad Dagri Nizar
Pulau Bali adalah pusat Pura terbanyak di Indonesia. Dimana-mana, akan dengan mudah menjumpai Pura. Dari wilayah perkotaan sampai pedalaman. Sebagai pusat kunjungan banyak orang, Rumah Ibadah Umat Hindu ini selain diperuntukkan untuk tempat peribadatan dan pemujaan, kebanyakan pura di Bali didesain untuk wisata bidaya dan spiritual bagi para pelancong yang mampir untuk berkunjung.
Lokasi Pura Puseh Batuan
Salah satu Pura yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan adalah Pura Puseh Batuan di Desa Batuan, Gianyar, Bali. Lokasi pura ini tidak jauh dari Cagar Alam Monkey Forest. Hanya sekitar 20 menit saja berkendara. Pura ini terletak tepat di sisi jalan utama, sehingga akan mudah untuk menemukannya.
Bentuk-bentuk ornament ciri khas budaya Bali akan terlihat saat pengunjung mulai memasuki area Pura Puseh Batuan. Beberapa pengelola yang merupakan pengurus lembaga adat desa akan menyambut kedatangan para tamu dengan ramah dan hangat.
Sebagai bentuk nilai estetika, setiap pengunjung wajib mengenakan sarung adat yang disediakan oleh pihak pengelola. Kewajiban seperti ini, wajib dilaksanakan disemua tempat kunjungan yang bernuansa religious dan historis.
Para pengunjung akan terlihat seragam tatkala mengenakan sarung ini. Sangat indah dipandang dan Nampak selaras dengan motif adat Bali yang menyatu dengan latar warna ornament pura. Siapapun dan darimana pun pengunjungnya, semuanya harus mengikuti aturan ini. Dengan dikenakannya sarung adat ini, secara tidak langsung kita ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi kekayaan Indonesia
Sebuah latar gapura sangat menyatu dengan seragam sarung yang kami pakai. Mengenakan sarung ini, kami seakan menjadi bagian dari masyarakat adat Bali yang sangat menjunjung tinggi nilai seni. Masyarakat Bali pada umumnya begitu lekat dengan seni sehingga dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari budaya dan tradisi.
Bangunan Pura Puseh ditata dengan tampian yang artistik. Memasuki Pura utama akan melewati sebuah pelataran yang tertata dengan indah dan rapi. Paduan warna pelataran dengan gapura sangat menyatu dengan suasana sekitar. Area pelataran ini dapat menampung ratusan Umat Hindu saat kegiatan upacara keagamaan.
Meskipun tidak begitu luas, tapi penempatan dan peletakan oramen dan simbol-simbolnya, memberi keleluasaan bagi pengunjung untuk melihat lebih dekat sisi gapura utama. Ditempat ini merupakan tempat peribadatan dan pemujaan. Terlihat dari tata letak pelataran dan perlengkapan pemujaan yang menghadap ke Pura utama yang memilik ketinggian sekitar 6 Meter.
Pada Gapura utama terdapat beberapa patung dan benda benda perlengkapan peribadatan. Patung Patung tersebut tentunya memiliki makna dalam ajaran umat hindu. Seperti halnya tempat peribadatan umat hindu lainnya, di pura puseh ini kita dapat melihat benda-benda bernilai seni tinggi. Bentuknya yang sulit sehingga dapat dibayangkan proses pembuatannya.
Berkunjung ke tempat ini, kita disuguhkan aneka karya seni spiritual. Inilah yang membuat orang-orang ingin berkunjung dan melihan secara detil bangunan Pura Puseh ini. Pihak Desa Adat Batuan yang mengelola Pura ini. Para pengunjung dari mancanegara akan ditemani oleh seorang guide local yang akan menjelaskan segala sesuatu tentang Pura Puseh ini. Mereka akan dengan antusias memberikan penjelasan tentang Pura Puseh sembari memperkenalkan budaya Bali kepada pengunjung.
Selain bertugas untuk menjaga dan merawat Pura Puseh, pihak pengelola juga hampir setiap harinya harus melayani para tamu-tamu dari berbagai penjuru untuk berkeliling di Pura ini. Hanya saat kegiatan upacara keagamaan saja, Pura ini ditutup sementara untuk kegiatan kunjungan. Sebagai bentuk rasa terima kasih setelah mengunjungi Pura Puseh ini, kebanyakan pengunjung akan memberikan sumbangan seikhlasnya pada kotak yang disediakan oleh pihak pengelola.
Berbeda dengan tempat kunjungan wisata lainnya, berada di rumah peribadatan ini, para pengunjung harus menjaga sopan santun dan etika berkunjung. Sebagai bangunan yang disucikan oleh Umat Hindu, para pengunjung harus menjaga ucapan dan tidak bersuara berlebihan. Selain itu, para pengunjung tidak diperkenankan menyentuh ornament dan benda-benda peribadatan dan cukup hanya melihat dan memotret saja.
*****
Kunjungan ke Pura Puseh Batuan di Gianyar ini memberikan kami pengalaman tentang budaya dan nilai spiritual tempat peribadatan umat hindu. Di tempat lain, tentunya masih banyak lagi bangunan pura yang serupa dengan sejarah dan makna tersendiri...Semoga Bermanfaat...!!!
Pura Puseh Batuan - Gianyar, Bali
Penulis : Muhammad Dagri Nizar
No comments:
Post a Comment